Halooo semua,sebelum membaca jangan lupa meninggalkan vote dan komennya yap💗💗🌈🌈🎉Selamat membaca❤❤❤
Let's go!!
TYPO DI TANDAII !!!
°°°°
Misel mengerahkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar, dia merasakan kepalanya sakit luar biasa.Dia menyimbakan selimutnya lalu segera bangkit dari ranjang,namun saat menginjakkan kakinya Misel merasakan kakinya ngilu dan ya dia baru ingat bahwa kemarin kakinya terkena pecahan kaca.
Misel duduk kembali ke ranjang dan meraba kakinya yang sudah di perban tanpa sepengetahuannya."Yang obatin kaki aku siapa ya dan sejak kapan aku tidurnya di kamar,bukannya kemarin di gudang ya?"
"Ah mungkin Bibi,"lanjutnya berjalan dengan kaki pincang menuju kamar mandi berniat membersihkan dirinya yang terasa sangat lengket.
Tak butuh lama akhirnya Misel sudah selesai dengan seragam sekolahnya, hari ini Misel memutuskan untuk memakai jaket karena cuaca pagi ini terasa sangat dingin.
Setelah memasang jempitan rambut dia langsung keluar kamarnya berniat ke sekolah. Setiba di meja makan Mama dan Papanya sudah berada di sana, dengan sedikit keberanian yang dimilikinya dengan ragu Misel mendekat ke sana.
"Ngapain kamu di sini?"sentak Bryan melihatnya dengan sinis saat Misel baru saja mendudukan bokongnya di sana.
"Misel mau s-sarapan Pa,"jawabnya pelan.
Prang
Bryan melemparkan sendoknya,selera makannya jadi hilang gara-gara Misel, dia mengambil jasnya yang tersangkut di kursi dan segera pergi dari sana tanpa sepatah kata.
Misel memejamkan matanya dan menghela nafasnya panjang,lagi dan lagi sarapan pagi Papa dan Mamanya hancur karena dirinya.Misel melirik takut Mamanya yang diam hanya diam dari tadi,suasana di antara keduanya tiba-tiba terasa sangat canggung.
"Ma-"
"Jangan banyak bicara,makan sarapan kamu dan segera pergi dari hadapan saya!!" Misel meringis ngilu mendengar perkataan Mamanya.
Dia mulai memakan sarapannya,Misel tersenyum lebar walaupun Mamanya barusan memarahinya namun terbesit rasa bahagia yang sangat mendalam dari dalam tubuhnya sekarang karena bisa semeja sarapan dengan Mamanya.
"Mama udah selesai?" ucap Misel saat Yuna hendak pergi dari sana.
Yuna meliriknya intens,"hmm Mama mau gak nganterin aku sekolah,soalnya-"
"Jangan banyak tingkah,saya ngizinin kamu makan semeja dengan saya bukan berarti saya sudah mau menerima kamu."Kata Yuna dengan jutek membuat Misel menelan salivanya.
"Tapi Ma,kaki aku lagi sakit kena pecahan kaca kemarin,"gumamnya pelan.
"Gak usah manja,kaki kamu masih ada dan tidak pontong kan? Cuma sakit sedikit saja,tidak usah berlebihan !! Dan satu lagi jangan pernah berharap saya akan simpati dengan keadaan kamu sekarang,sekalipun kamu sekarat saya tidak akan peduli !! Semoga saja kamu cepat mati supaya tidak menyusahkan saya lagi !! "Setelah mengucapkan kata-kata itu Yuna segera melenggang pergi dari sana meninggalkan Misel yang sudah menitikkan air mata.
"Apa salah aku Ma? Sampai segitunya Mama berharap aku menghilang dari kehidupan Mama?" Misel menyeka air matanya.
Dengan perlahan Misel bangkit lalu pergi menuju halte untuk menunggu angkot,sekitar lima belas menitan Misel menunggu akhirnya angkotan yang dia tunggu-tunggu itu akhirnya datang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISELLA
RomansaAku kesakitan Aku butuh dukungan Aku kesepian Namun siapa yang peduli?Karena takdirku hidup hanya untuk di benci dan di abaikan. Aku butuh kasih sayang kalian Aku butuh simpati kalian Aku butuh rangkulan kalian Tetapi lama kelamaan aku sadar aku ti...