01. Khawatir ala pak ketos

41 32 1
                                    

"Segala bentuk perhatianmu, aku merasa candu."

-Aleia Ceisya

🍟🍟🍟

Cklekk! Suara gagang pintu terbuka dari luar membuat Aleia menoleh ke arah suara.

Briyan berdiri tegap masih menggunakan almamater hitam kebiruannya. Di tangan kanan, terdapat satu kantong kresek putih berisi makanan dan minuman dari kantin. Setelah menutup pintu kembali, cowok itu melangkah mendekati brankar.

"Aku beliin bubur sama air mineral. Makan sampai habis, mau aku suapin?" tawar Briyan, melirik Aleia.

"Gue cuma pingsan Iyan, bukan stroke."

Briyan tak percaya mendengar perkataan Aleia, apakah ia ketahuan banget modusnya?

"Iya... udah kalau gitu. Cepet makan! Jam pelajaran bakal dimulai sepuluh menit lagi." Briyan menambahkan.

"Ck! Gue males masuk, boleh bolos satu mapel hari ini?" tanya Aleia, bernegosiasi.

"Al, aku ketos lo. Bisa aja kamu langsung aku laporin ke Bu Eni atau Pak Riza, emang mau?"

"Nggak asik, Iyan mah." gerutu Aleia.

"Kamu juga ketua kelas, Aleia. Kasih contoh yang baik dong buat anak kelas kamu. Massa udah ketua kelas malah suka bolos," Briyan memberitahu. Menasehati cewek di depannya itu yang sangat bandel.

"Siapa suruh mereka pilih gue," sungut Aleia sambil menaruh stereofoom bekas bubur di nakas.

"Karena menurut mereka, kamu yang paling mampu sayang. Aku anterin ke kelas mau?"

Aleia tidak langsung menjawab, ia meminum air mineral sampai habis setengah. Menatap manik mata biru menenangkan milik Briyan.

"Boleh, kalau lo nggak capek."

"Yaudah yuk! Tinggal tiga menit lagi soalnya."

"Hmm,"

🍟🍟🍟

Sampai di depan pintu kelas Xl IPS 3. Briyan dan Aleia berhenti melangkah. Aleia menoleh ke arah Briyan, melihat raut wajah Briyan yang terlihat cerah.

"Makasih," ujar Aleia dengan suara pelan.

"Sama-sama, sayang. Belajar yang rajin biar bisa nyaingin aku semester genap besok."

"Lo lagi ngejek gue?" sambar Aleia ketika mendapat ucapan Briyan barusan.

Briyan tertawa, merasa tak bersalah. Sementara Aleia cemberut lalu pergi masuk ke dalam kelas.

"Ngambek dia," gumam Briyan tersenyum geli akan tingkah Aleia yang merajuk.

Langkah Briyan kembali melangkah menjauh, menuju ke kelas dirinya yaitu Xll MIPA 2. Kelas yang berisikan anak-anak ambis. Namun, pengecualian bagi Briyan.

"Eh, Al! Gila tadi kak Briyan gentle banget waktu gendong lo! Massa dia hirauin teriakan kepala sekolah buat milih nolongin lo, trus ya tadi ciwi-ciwi pada teriak-teriak pengen gantiin posisi lo. Ya, Tuhan gue sampe mleyot lihat adegan drakor di real life. Apalagi lo yang ngerasain sendiri, btw gimana Al digendong sama pak ketos?" cerocosan dari mulut Lunna, adalah sambutan awal ketika Aleia duduk di bangkunya.

1. Briyan [New Version] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang