YOUR MAJESTY !

784 98 46
                                    

Warning : a weird oneshoot, idk about Joseon era so, and an attempt at comedy with baffled Jaehyun who being a confused baby in the whole story. Hwappy reading!

.

.

.

"Hm. Ramyeon lagi?"

Hanya anggukan yang diberikan, satu demi satu barang barang yang berada di dalam tas belanja plastik diletakkan di meja kasir. Semuanya hanyalah snack ringan, terkecuali dengan satu cup ramyeon jumbo dan satu bungkus telur yang sudah dimarinasi juga satu bungkus kue ikan beku yang harganya sedang diskon. Lalu menyusul satu kaleng minuman dengan perasa anggur yang masih dingin, baru dikeluarkan dari lemari pendingin setelah menghabiskan lima belas menit memilih. Mengembalikan tas belanja pada tumpukkan di dekat pintu dorong, langkahnya layaknya zombie, terhuyung layaknya jiwanya sudah habis tersedot oleh seekor monster raksasa yang datang dari planet lain dan mencoba menghancurkan bumi. Berdiri layaknya patung di depan meja kasir, memperhatikan layar yang berkedip dengan susunan angka harga beriringan bunyi mesin scan pada tangan kasir yang sedang menekan nekan alat tersebut pada pantat kemasan. Pendingin ruangan yang berada di atas kepala kasir meniupkan angin dingin dan segar, membuat surai kecoklatannya yang gelap terbang di bagian depan. Menambah rasa malas dan mengantuk yang sedari tadi membebaninya.

"Berapa, Jungwoo-ya?" Suaranya serak dan sedikit terbata, memang ia sedikit gatal di tenggorokan tapi itu bukanlah penghalang baginya menikmati mie instan panas di siang hari yang juga panas dan menjengkelkan. Tangannya merogoh ke dalam saku jaket denim yang salah satu kerahnya melorot hingga siku, memperlihatkan kaos putih yang lumayan tipis membungkus tubuhnya yang bidang dan tinggi. Dompet dengan gantungan kartun buah persik yang sangat menggemaskan dibuka, kasir yang sudah membungkus snack dengan tas kresek dan mendorong cup mie instan beserta topping dan kaleng minuman ke pinggir meja dimana pria itu berdiri mengerutkan hidungnya.

"Yunho hyung memberitahuku untuk memukul kepalamu jika kau sekali lagi makan ramyeon, Jung Jaehyun, haish benar benar." Mendesis dengan membuang wajahnya, satu tangannya memukul permukaan meja dengan kesal. Jaehyun hanya mengerjap padanya lalu meletakkan beberapa lembar uang di meja.

"Ya." Panggilnya dengan sedikit lantang, tersenyum dengan jenaka ketika Jungwoo menatapnya. "Kau mau kulaporkan ke polisi akan kekerasan dan penganiayaan? Lihat lah wajahku yang lugu dan tidak berdosa ini, huh, Jeonha."

"This saekki-" Tangan Jungwoo melayang ke udara hanya untuk dihentikan di atas kepala Jaehyun yang segera melindungi kepalanya dengan kedua lengan. "Tidak usah menyebutku begitu, kau terlalu banyak menonton drama! Sana pergi, sarjana sepertiku tidak ada urusan dengan mahasiswa pemalas sepertimu." Mengibas ngibaskan tangannya selayaknya mengusir kucing, Jungwoo mencibir, menarik kursi beroda yang tadi ia dorong menjauh karena gangguan anak berandal itu sebelum duduk layaknya Raja, membuka buku komik kencang kencang lalu berdehem. Jaehyun memandanginya dengan geli sebelum memeluk barang barang belanjaan lalu melenggang ke pojok kanan bagian depan minimarket. Dimana ada jajaran meja yang menempel ke jendela kaca, kursi panjang melengkapinya serta dispenser air panas dan tentu saja, microwave. 

Meletakkan barang bawaannya di atas meja, Jaehyun melepaskan ranselnya lalu meletakkannya di bawah meja sebelum menggeser tas kresek berisi snack ringan untuk dimakan nanti. Pantatnya mendarat di kursi dengan mantap sebelum ia tersenyum senang.

Dia memiliki rumah yang menyediakan berbagai macam makanan sehat, bahkan kepala pelayan Song bersikeras mengatakan bahwa ia akan datangkan langsung sapi paling unggul dari Switzerland sesuai permintaan sang Tuan Muda namun Jaehyun hanya ingin makan mie instan yang harganya terjangkau dan bahkan sangat tidak sehat. Ibunya pasti akan pingsan setelah kembali dari Amerika jika mengetahui bahwa putra bungsunya hidup selama sebulan dengan memakan mie instan dan memilih menginap di tempat spa. Membuat seluruh penghuni rumah besar bak istana keluarga Jung panik luar biasa, Tuan Besar tidak akan senang bila puteranya yang paling manja dan paling berandalan itu tidak pernah berada di rumah. Yunho, kakaknya, sudah mencoba membuatnya pulang, meretas seluruh cctv di kota untuk memantau pergerakan adiknya, menyuap kasir minimarket langganan Jaehyun sejak ia berada di Sekolah Menengah untuk memberinya informasi dan juga memaksa Tuan Muda itu pulang. Namun semuanya sia sia.

YOUR MAJESTY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang