Beberapa menit kemudian Ashalina turun dari rooftop dan menuju ke ruang kelas Ciara untuk menjemput nya makan bersama.
Pintu kelas terlihat terbuka saat jam istirahat. "Permisi dek, Ciara nya ada?" Ucap Ashalina bertanya pada salah satu teman kelas Ciara.
"Oh-ini kakak nya Cia?" Teman Ciara itu melihat penampilan Ashalina dari atas sampai bawah. "Dari penampilannya sih sama kayak Cia, sama-sama kusut wkwkw." Bisik mereka mencibir Ashalina.
Ashalina hanya menghela napas, tidak ada guna nya melawan mereka.
"Kakak," Ciara pun muncul sendiri ketika melihat kakak nya berada di depan pintu kelas. "Ada apa?"
"Ayo makan bareng," Ajak Ashalina.
"Oh iya ayo, Kebetulan Cia juga laper,"
"Bawa duit lo? Kantin sini harga nya mahal-mahal lho.." Cibir teman Ciara lagi.
"Heh-" Ucap Ciara. Sayang nya Ashalina menahan adik nya itu supaya tidak terjadi keributan.
"Jangan,"
"Tapi kak-"
"Nggak ada guna nya berantem, habisin energi, mending kita cari makan biar nambah energi," Bisik Ashalian seraya pergi dari tempat itu.
Di sisi lain ternyata Dirga sedang membuntuti Ashalina dan adik nya itu. Ia mengikuti Ashalina dan Ciara sampai kantin.
"Cia mau makan apa?" Tanya Ashalina.
"Bakso, Mie ayam sama Es Coklat."
"Cia-jangan banyak-banyak ya- yang sederhana aja, Mie ayam sama Es coklat cukup kan?" Ucap Ashalina memberi pemgertian.
"Yah- yaudah deh, terus kakak pesen apa?"
Ashalina pun melihat harga yang terpajang di kantin.
"Kalo gue beli mie ayam 2, bisa-bisa uang ini habis buat sehari, mending gue makan ber-dua sama Cia aja." Batin nya. "Kakak pesen Es Coklat aja."
"Gak makan?" Tanya Ciara.
"Ber-dua sama kamu aja." Ucap nya sambil tersenyum tipis. "Yaudah, kamu cari tempat duduk dulu aja, biar nanti kakak bawain mie ayam nya."
"Oke kak."
Dirga melihat kakak beradik itu dari kejauhan. Ia bergegas seperti ingin melakukan sesuatu. Ketika Ashalina sudah pergi duduk dengan Ciara, Dirga langsung menuju tempat Bu Imah, penjual mie ayam ter enak sejagat raya, katanya.
"Bu Imah cantik," Panggil Dirga, "Ibu, tadi anak yang duduk disitu pesan mie ayam berapa?" Ucap nya seraya menunjuk Ashalina dan Ciara dengan perlahan.
"Setunggal nak Dirga, wonten nopo?"
Dirga menggaruk kepala nya setiap mendengar bu imah berbicara dengan logat jawanya, "Eh bu, pake bahasa indo aja, hari ini Dirga udah belajar bahasa jawa banyak banget, bu imah gak usah ngajarin lagi, rapot Dirga nanti A,"
"Oh iya nak, lupa bu Imah mas Dirga kepinteran bahasa jawa," Sindir bu imah, "pesan 1 tadi mbak itu,"
Dirga merogoh saku celana nya, memberi ibu Imah uang berwarna merah. "Ini buk,"
"Buat apa uang 100.000?" Tanya Bu Imah.
"Udah, itu buat bayar mie ayam nya mereka," Ucap Dirga. "Eh- tapi buatin mie ayam 1 lagi ya buk, terus itu uang masih cukup kan kalau semisal mereka beli mie ayam lagi besok?"
"Masih dong mas,"
"Bilang aja kalo ada mie ayam sisa, jadi ibu tinggal kasih ke mereka, jangan bilang kalo Dirga yang bayarin mie ayam nya, nanti Dirga ngambek sama bu imah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHALINA
Teen Fiction"Hidup Bahagia ya, Ciara, Dirga. I love u and I miss you so much." -ASHALINA Since 2021 by mella azka