CHAPTER 7 "AKU MILIKMU"

356 31 1
                                    

Selang 20 detik,pria yang mencoba menahan tekanan aura membunuh jeki mulai kehilangan kekuatanya sendiri.Pria itu yang semula masih bisa berdiri dengan tegap,kini telah kedua lututnya telah menyentuh tanah dan kepalanya seakan mau menyiratkan rasa takut bercampur rasa kesalnya,di karnakan telah di kalahkan oley seorang bocah berusia 16 tahun.

"Akh....Apa-apaan ini??apakah bocah itu masih seorang manusia?aura membunuh ini yang belum di keluarkan sepenuhnya saja,bisa membuatku bertekuk lutut?" Ujar pria itu melihat jeki yang menatap dia sambil tersenyum merendahkan.

"Hei??bahkan untuk bernafas saja aku tak sanggup..!Hahh..Dasar iblis aku sudah bisa menahan lagi,apakah sekarang sudah ajalku??." Ujar pria itu dengan wajah ketakutan dan mulai pasrah.

Disisi lain,jeki melihat pria yang menahan tekanan aura membunuhnya menghela nafasnya.

"Hah..Ku pikir akan jadi lebih menarik,ternyata cuman segitu??sungguh membosankan..!" Ujar jeki dengan berbalik badan dengan ekspresi kecewa.

Di dekat jeki,gadis yang tadi selamatkanya sedanf berbicara dengan seorang wanita paruh baya yang berlari mendekatinya dengan nafas terengah-engah.

"Nonaaaaa..Dari mana saja kau pergi??apakah kau tidak tahu jika banyak ancaman penculikan yang akhir-akhir ini di terima ayahmu?bagaimana jika kau di culik?" Ujar wanita paruh baya itu dengan perlahan menstabilkan nafasnya yang terengah-engah.

"Kau sungguh terlamabat bi,tadi aku sudah mengalami yang namanya percobaan penculikan." Ujar gadis itu wajah sedikit cemberut.

"Hah?terus bagaimana nona bisa selamat?bagaimana kejadianya?dan apakah nona terluka?haduh..Seharusnya aku selalu bersama nona tadi itu." Ujar wanita paruh baya itu dengan perasaan cemas sembari memegang beberapa anggota badan gadis di sampingnya.

"Terus terang aku tadi sudah pasrah,akan tetapi seorang lelaki yang seumuranku menolongku dan mengalahkan para pria berbaju hitam ini..!" Ujar gadis itu sembari menunjuk ke arah para pria yang tergeletak di dekatnya.

Kemudian pandangan wanita paruh baya di samping gadis itu teralihkan ke arah 5 orang pria yang tergeletak tak jauh dari mereka,dengan wajah sedikit terkejut wanita paruh baya itu lansung memasang ekspresi serius memikirkan apa yang terjadi di tempat itu.

"Hmm..Jika aku memikirkan mereka ini adalah salah satu top pembunuh dari guild assasin,jika aku sendiri yang melawanya aku akan cukup kewalahan."Ujar wanita itu kemudian melihat ke arah gadis di sampingnya.

" Hei nona..Apakah pertarungan yang terjadi cukup sengit?bahkan jika cukup sengit sangat luar biasa seorang anak yang berusia 16 tahun yang belum mengalami pembangkitan hunter,bisa mengalahkan mereka semua.

"Jika kamu mengira ini pertarungan yang sengit,kamu salah besar bibi." Ujar gadis di samping wanita parug baya itu.

"Jadi apakah yang terjadi ini sebenarnya?" Ujar wanita paruh baya itu penasaran.

Dengan menghela nafas gadis itu menujuk ke arah pria yang tergeletak di dekatnya.

"Ini bukan pertarungan yang sengit,ini adalah pertarungan berat sebelah.Mereka ini di kalahkan hanya dengan satu gerakan bi." Ujar gadis itu sembari meletakan tangan di saku bajunya.

"Hah..tunggu dulu..maksudmu satu gerakan?" Ujar wanita paruh baya itu terkejut dan spontan membalikan badan menghadap ke gadis itu.

Kembali kepada keadaan si pria yang sudah pasrah menerima kematianya,disebabkan kekuatan tekanan aura membunuh jeki yang sudah tak kuat di lawanya.Kepalanya yang tadinya tegap telah sedikit lagi membentur lantai atap gedung itu.

"Hmm..Aku sudah tak tahu lagi apa yang akan terjadi,jika aku mati di sini semoga dosaku yang selalu bermain wanita di ampuni dan bisa hidup tenang di alam sesudah kematian." Ujar pria itu dengan posisi hampir seperti sedang sujud.

"Hah..Cukup saja sampai di sini,aku sudah bosan bermain dengan si paman ini.Lain kali semoga bertemu orang yang lebih menarik lagi." Ujar jeki dengan menghela nafasnya dan melepaskan tekanan aura membunuhnya kepada pria itu.

"Lebih baik aku pergi sebelum gadis itu merepotkanku." Ujar jeki dan berjalan menjauh dan melewati zebra cross yang ada di dekatnya.
Kemudian pria yang tadi sudah hampir di posis bersujud telah menyadari tekanan yang menekanya telah menghilang.

"Hah??Tekananya telah menghilang..?" Ujar pria itu sembari mencoba berdiri kembali.

Setelah pria itu di posisi berdiri tegap,dengan nafas yang agak berat ia melihat jeki telah berjalan menjauh dengan menyebrang jalan.

"Akh..Ternyata bocah monster tadi telah melepaskanku,untung saja dia tidak jadi membunuhku.Bocah monster itu tidak bisa di lawan sembarang orang,jika aku perkirakan kemungkinan Hunter rank-S sekalipun belum tentu seimbang melawan bocah monster tadi,yang bahkan belum mengalami pembangkitan Hunter." Ujar pria itu sembari menstabilkan nafasnya.

Kemudian pria itu melihat kearah gadis yang sedari tadi diamatinya.

"Hah?si wanita Pemecah Jiwa telah tiba,hmm..Jadi sekarang aku harus segera pergi dari tempat ini,sungguh merepotkan jika bertemu dengan wanita itu." Ujar pria itu sembari menghelas nafasnya.

Sementara itu wanita paruh baya yang berada di dekat gadis yang di tolong jeki,terlihat wajahnya sedang memikirkan sesuatu hal yang tak bisa di terima logikanya.

"Apakah nona yakin jika pertarungan itu memang seperti itu??" Ujar wanita paruh baya itu dengan wajah tak percaya.

"Tentu saja aku yakin,karna aku sendiri yang melihatnya bi." Ujar gadis itu menegaskan.
Ketika wanita paruh baya itu memikirkan perkataan gadis itu,matanya menoleh ke arah sebuah gedung di dekatnya.

"Hmm.??" Ujar wanita paruh baya itu melihat di atas gedung di dekatnya sebuah bayangan telah menghilang.

Dan kemudian wanita paruh baya itu sedikit tersenyum,dan menoleh kembali ke arah gadis di dekatnya.

"Hoh..Jika memang benar begitu maka kekuatan bocah ini sangat kuat,bahkan bisa hampir menyamai Hunter rank-S." Ujar wanita paruh baya itu melihat kearah pria-pria yang tergeletak di dekatnya.

"Bahkan jika Bocah itu mengalami pembangkitan hunter,akan sekuat apa ia?" Ujar wanita paruh baya itu termenung dan kemudian tersenyum kembali.

"Dimana bocah ini?" Ujar wanita paruh baya itu.
"Dia ada di situuu??Eh?kemana dia??." Ujar gadis itu melihat kearah belakang dan melihat jeki sudah tak ada di sana.

Kemudian gadis itu melihat-lihat keadaan sekitarnya mencari keberadaan jeki.

"Tadi dia di sini bi,akan tetapi mungkin orang itu telah pergi." Ujar gadis itu agak kecewa.

"Apakah ia memakai sendal jepit dan bercelana pendek?" Ujar wanita paruh baya itu.

"Ya apakah tadi bibi melihatnya pergi?ke arah mana dia pergi?" Ujar gadis itu menoleh ke arah wanita paruh baya itu.

"Ya tadi aku melihatnya pergi menyebrang jalan dan sesudah itu aku mengalihkan pandanganku." Ujar wanita paruh baya itu.

"Hmm..Jadi dia pergi seperti itu saja?" Ujar gadis itu agak kecewa.

Kemudian ia melihat sesuatu di dekat pohon yang berada di sekitarnya,dan berlari mendekati pohon tersebut dan mengambil benda yang ia lihat tadi.

"Hei bibi..Bisa aku bertanya satu hal?" Ujar gadis itu dengan tersenyum.

"Apa itu nona?" Ujar wanita paruh baya itu.

"Jika seorang wanita telah bersumpah untuk menjadi milik seseorang,harus selalu mengikuti orang tersebut?" Ujar gadis itu.

"Jika itu aku tentu saja akan ku lakukan,karna itu adalah kehormatan bagi seorang wanita,jika menemukan seorang yang sesuai dengan sumpahnya." Ujar wanita paruh baya itu.

Kemudian gadis itu membalikan badanya dan terlihat ekpresi bahagia yang ia pancarkan di wajahnya.

"Maka jika begitu aku ingin pindah ke Sman 3 medan ini." Ujar gadis itu sembari menunjukan kartu nama jeki yang terjatuh di dekat pohon itu.

"Hah??Jadi ini milik bocah itu??Hmm..Jika begitu maka nona sepertinya harus mengikutinya,karna masa depan orang ini tidak terbatas..!" Ujar wanita paruh baya itu terkejut dan kemudian melihat ke pria-pria yang tergeletak di dekatnya.

"Tentu saja bi." Ujar gadis itu sembari tersenyum.

Lanjut Bab 2....

REINKARNASI RAJA SETAN(KING DEVIL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang