Chapter 1

29 3 0
                                    

[ELLE]

Saat membuka kedua mata, aku tidak tahu berada dimana. Tidak terlihat rumah disekitarku.  Ada ladang bunga lavender yang setinggi lututku, dan pohon pinus di arah depan dan belakangku. Kemuadian, aku berjalan lurus, sembari menerka-nerka dimanakah keberadaanku ini.

Kulihat ke arah timur menandakan bahwa sedikit lagi hari mulai gelap. Aku memilih berhenti, lalu duduk dan menikmati matahari terbenam atau sering disebut dengan istilah “Sunset”. Entah mengapa aku lebih memilih diam disana dan terselimuti oleh tanaman bunga yang berwarna orange itu. Padahal seharusnya aku menjadi kebingungan untuk mencari tempat peristirahatan di malam hari nanti.

Aku menghela nafas, kemudian merebahkan kembali tubuhku ditanah seperti sedia kala. Kurang lebih aku sudah 10 menit dengan posisi itu. Lalu tiba-tiba ada suara enggokkan serigala dari arah kanan ku, dan itupun sangat mengagetkanku.

“Astaga! itu su ... suara serigala bukan?!”, ucapku sangat gugup sekaligus takut. Aku langsung bangkit dengan cepat. Walau adanya rasa takut yang membara, aku sempatkan menengok ke arah kanan untuk memastikan apakah hanya perasaanku atau benar-benar nyata.

Dan seperti yang kudengar, di seberang sana ada seekor serigala berwarna abu-abu berukuran sedang dan dia menatapku daruli jauh.

“Oh, tidaaak!", kakiku mundur perlahan. Lalu, aku membuat aba-aba untuk lari, Si serigala pun juga melakukan itu untuk mengejarku.

“AAAAAAAA, TIDAK JANGAN KEJAR AKUU!” ucapku dengan keras sembari lari.

Aku berusaha lari sekencang-kencangnya untuk menghindari seekor serigala itu. Saat aku berlari dan fokus menengok ke arah belakang, lalu aku tidak sadar bahwa aku telah memasuki sebuah gua.

Aku pun kehabisan nafas, dadaku menjadi naik turun, dan pasalnya kejadian ini lebih mirip lari marathon dibandingkan kejar-kejaran bersama seekor serigala.

Keringat telah bercucuran sangat banyak, siapapun yang melihat keadaanku saat ini, pasti dia mengira bahwa aku habis main hujan, ataupun berenang di suatu perairan. Ya, sampai seperti itu. Kurasakan udara sudah mulai mendingin dikarenakan malam mulai tiba.

Suasana ini membuat tubuhku makin melemah, sampai-sampai pandanganku menjadi hitam. Dan aku pun tak sadarkan diri.

[ALBER]

Memanah bersama hewan peliharaan adalah hal yang paling aku sukai. Hal ini sudah aku sukai sejak berumur 7 tahun. Sebagai seorang pangeran pertama aku dituntut untuk selalu bisa dalam hal apapun, bahkan sejak kecil. Dan tempat ini adalah tempat yang memberi kebebasan bagi diriku.

Tidak pernah lupa untuk selalu mengajak “Rongts” atau sering kupanggil dengan sebutan “Ron” hewan peliharaanku, seekor serigala.

Diumur 12 tahun aku sudah diperintahkan untuk membuat strategi peperangan antar wilayah. Ini tugas yang aku senangi, pasalnya aku lebih ahli dalam sebuah pemikiran atau logika.

Dibandingkan adikku bernama "Sam Dehon" yang lebih menyukai aksi atau turun ke lapangan. Maksudku yaitu, mengikuti perang bersama ayah dan para pengawal kerajaan. Usianya berselisih 3 tahun lebih muda denganku.

Walaupun begitu, masalah usia tidak membedakan tingkat pengetahuan antara Sam dan diriku. Hanya dibedakan dalam keahlian suatu bidang.

Pada saat usiaku 15 tahun, aku dipindahkan ke suatu kerajaan. Penyebabnya adalah untuk memperdalam keahlianku dalam berpikir atau pun merencanakan suatu strategi. Padahal tanpa pelatihan ini pun aku sudah sangat ahli dalam hal logika. Pernah ada suatu kejadian ketika umurku masih berusia 7 tahun dan Sam masih berusia 5 tahun. Sam meminta tolong dengan permohonan kepadaku untuk bermain ke luar istana,
bukankah itu sangat mudah?
Kurang lebih aku hanya memikirkan rencana tersebut selama 20 detik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ElleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang