"Siap?" tanya Jungkook dengan menatap mata Rosé yang dibalas anggukan.
Dia mengintip lagi ke tujuh zombie yang masih berjalan mondar-mandir di depan gerbang.
"Sekarang."
Tidak perlu merencanakan apa yang harus mereka lakukan, tapi mereka sudah bisa memikirkan sendiri dengan hati-hati bagaimana cara merobohkan zombie-zombie itu.
This is the second day of the zombie apocalypse.
Gerakan bertarung mereka tampak alami dan lihai. Hanya beberapa saat saja ketujuh zombie itu sudah habis.
"Astaga, Rosé.." wajah khawatir Wendy terlihat jelas saat Rosé dan Jungkook memasuki rumah.
Chanyeol juga mendekat, "Apa kamu baik-baik saja?"
"Tentu saja, Dad. Seperti yang kamu lihat." jawab Rosé kemudian berbalik melihat ke belakang.
Dahinya berkerut saat menyadari bahwa hanya mereka berdua yang kembali.
"Dimana yang lain?"
Tak seorang pun yang dapat menjawab pertanyaan gadis itu.
"Benar, tadi kamu bersama jimin." kata wendy cemas.
"Di mana dia? Taehyung?"
"Aku pikir mereka masih di dalam rumahnya."
Keduanya saling tatap lalu Jungkook berbalik dan mendekati pintu utama lagi.
"Kami akan kembali." Rosé mengikuti langkah Jungkook yang sudah di depan sana.
Jungkook terkejut saat membuka pintu sudah memperlihatkan ketiga pria yang baru datang.
Bahkan Jimin hampir tertarik karena tadi tangannya sudah memegang gagang pintu.
Beberapa kantong plastik besar mereka bawa yang berisi pakaian dan bahan makanan yang diambil dari rumah Jimin.
"Papa!" panggil Jimin pada Chanyeol sesudah masuk ke dalam.
"Sepertinya kita harus menutup jalan menuju rumah ku."
"Oke, kita akan melakukannya. Tapi masuklah dulu--"
"Yak!!"
Chanyeol yang sedang berbicara dan membantu mengambil barang bawaan terhenti karena teriakan Rosé.
Dua zombie tiba-tiba muncul dari belakang Taehyung dan Chan.
Yang lain masih terdiam karena terkejut tapi Chan dengan reflek menendang salah satu zombie.
Melihat zombie satunya lagi ingin mengigit Taehyung, pria itu mengangkat lengannya dan menutup mulut zombie itu.
"Tidak!"
Mereka berteriak walaupun masih tampak kebingungan. Jungkook segera sadar dan memukul zombie itu hingga melepaskan gigitannya.
"Masuk! Masuk!" perintah Chan berulang kali kepada semua orang.
"Tidak. Kenapa seperti ini?!" Jimin mengusak rambutnya bingung.
"Apa kau sudah gila? Kenapa kau melakukan itu?!" Taehyung bertanya dengan kesal sekaligus kasihan.
Bukan apa, Taehyung hanya tidak percaya bahwa orang itu akan merelakan nyawanya untuk dirinya.
"Haruskah aku membiarkanmu terbunuh?" kata Chan enggan seolah-olah dia hanya melakukan hal kecil biasa.
"Tidak bukan itu--"
"Masuklah. Aku tidak ingin membuatmu mati karna ku."
Chan berpaling kepada yang lain untuk menyampaikan bahwa dia serius dan tidak menyesali apa yang telah dilakukannya.
Rosé hanya diam dan menatap mata Chan sebelum masuk ke dalam rumah.
Yang lainnya ikut menyusul gadis itu satu per satu. Sampai sisa Jungkook yang masih berhadapan dengannya.
"Kamu tahu apa yang harus dilakukan."
Jungkook dengan cepat mengerti apa yang diinginkan pria itu, "Aku tidak akan melakukannya."
"Selamatkan semua orang dariku." ucapnya tegas lalu terbatuk-batuk yang mengeluarkan darah.
"Kalau begitu pergilah sejauh mungkin selagi kau masih bisa berpikir." perintah Jungkook.
Keduanya saling memandang untuk waktu yang lama.
Chan mengelap sisa darah di ujung bibirnya, "Aku ingin mati dalam keadaan pikiran yang benar."
"Setidaknya berikan aku
keinginan itu." air matanya tidak tertahan lagi.Jungkook mengencangkan cengkeramannya pada tongkat baseball miliknya lalu menarik napas beberapa kali.
"Apa kau yakin?" dia memastikan keinginan terakhir Chan.
Meski air mata terus mengalir, dia tetap tersenyum, "Tapi tolong gunakan senjataku. Berikan si brengsek ini kematian yang mudah."
Di sisi lain mereka berkumpul di ruang tamu keluarga Park.
Tidak ada yang berbicara. Rosé, Jimin, dan Taehyung masih menundukkan kepalanya.
"Apa yang membuat Jungkook begitu lama?" Wendy bertanya dengan suara pelan sambil menatap pintu yang sedikit terbuka.
Rosé mengikuti arah pandang Mama nya. Dan menyadari jika Jungkook tidak ikut berkumpul bersama mereka.
Dia berdiri dan tanpa sepatah kata pun berjalan mendekati pintu.
DOR!
Tangan gadis itu hendak menutup pintu tapi suara tembakan keras terdengar lagi.
Entah sudah berapa suara tembakkan keras yang ia dengar hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse ✔
FanfictionRoséanne park. Seorang gadis berusia 20 tahun yang berani mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan orang lain di situasi yang sangat genting. Zombie apocalypse Dimulai dari kampusnya sendiri hingga dia bepergian ke luar kota sekalipun demi menye...