Chapter 11-

304 36 21
                                    

Warning! Beberapa kata mungkin typo dan mungkin alur cerita ini mirip dengan karya orang lain, tapi cerita ini pure dari imajinasi author. Jadi, selamat membaca!




Kicauan burung terdengar dari luar, hari ini dingin, hujan terus mengguyur sedari tengah malam. Untunglah hujan tersebut hanya tinggal gerimis.

Nesia terbangun dari tidurnya. Dia melihat seluruh sepupunya masih tertidur.

" Ah, masih jam setengah empat ternyata. " Nesia bergumam, ia kemudian pergi keluar menuju kamar mandi.
( macam x btul je desc ku yg kat atas :v)

Dia masih mengantuk, sehabisnya dari kamar mandi, dia kembali ke kamarnya. Di sepanjang lorong menuju kamar terdapat banyak jendela. Terlihat rintik-rintik hujan dari luar.

Nesia tiba-tiba berhenti. Tatapannya teralih kepada sebuah siluet orang yang sedang bertengger (?) di pohon mangga.

Dan... Siluet tersebut juga sedang memperhatikan Nesia. Nesia berkeringat dingin, siluet tersebut melayang (?) ke arah jendela lorong tersebut, membuat perawakannya makin jelas terlihat.

Orang tersebut kemudian duduk di plafon dekat jendela lorong tersebut. Dia menoleh kepada Nesia.

.. Senyumnya terlihat mengerikan, dia kemudian menyeringai lebar dan mata kanannya bersinar bewarna emas.

Yang membuat Nesia makin syok adalah karena orang tersebut mirip dengannya, tetapi dia adalah laki-laki.

Jantung Nesia berdetak kencang. Dia ingin kembali ke kamarnya dengan cepat, tetapi kakinya seakan menahan Nesia untuk kabur.

Nesia masih menatap laki-laki tersebut, laki-laki tersebut akhirnya berdiri, dan tiba tiba melompat dari plafon lantai dua itu.

Nesia terkejut, ia masih saja diam di tempat. Dia melamun.

' siapa dia? '

' kenapa dia tersenyum kepadaku? '

' dan kenapa dia mirip dengan diriku? '

Nesia bertanya kepada dirinya sendiri. Sampai ada seseorang yang bertanya kepadanya. " Nes, kamu kenapa? "

Nesia langsung menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya, ada Sulsel disana.

" Ah.. Sulsel.. Ahaha.. Ga ada apa apa kok. " Nesia hanya menjawab seadanya. Dia lalu pamit untuk kembali ke kamarnya.

Sulsel yang masih sedikit bingung hanya geleng geleng dan pergi ke kamar mandi.

Nesia menutup pintu kamarnya pelan, dia kemudian kembali merebahkan tubuhnya di kasurnya.

Dia memikirkan orang tadi, " Ah soal gara-gara orang itu aku jadi susah tidur.. " Nesia menggerutu kecil.

" Aku merasa dia sangat familiar. Tapi aku tidak pernah bertemu dengannya.. " Nesia kembali bergelud dengan pikirannya.

" Ah.. Sudahlah Nesia, ayolah lupakan saja. " Nesia akhirnya kembali terlelap.

--------------------------------------------

Ayam ayam berkokok, hari sudah pagi. Gerimis pun sudah berhenti, atmosfer kamar kembali terasa hangat.

Nesia terbangun dari tidurnya. Matahari menyapanya lembut. Nesia tersenyum. Hari ini dia akan kembali bersekolah(?).

Dia merapikan kasur, keluar kamar, mandi, mengenakan pakaian dan wig untuk penyamarannya, menyiapkan buku untuk pelajaran dan turun kebawah untuk sarapan.

「 TR(US)T 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang