"Hidup Grey!! Hidup Greyy... ", warga menyorakiku dengan gembira. Kalian pasti bertanya mengapa mereka menyorakiku? Aku adalah pahlawan dalam perang ini. Berkat taktik dan strategiku, kami bisa mempertahankan Konstatinopel.
"Selamat Grey, kalau bukan karena kamu, kami semua pasti akan mati." Dia adalah Nico. Sahabatku dari aku masuk ke tentara Kerajaan. Dari awal aku masuk ke tentara kerajaan, hanya dia yang mau berteman dan bersamaku dari awal.
"Selamat Tuan Grey. Aku berhutang kepadamu.", dia adalah Leo. Jendral tempat ini. Dia biasanya sangat membenciku. Ntah kenapa dia sangat senang hari ini. Aku membuatnya marah karena di usia muda, orang sepertiku sudah menduduki Jabatan yang sangat tinggi. Mungkin dia iri. Aku hanya bisa meghela nafas saja.
"Selamat Grey, berkat kamu, Konstatinopel bertahan. Aku semakin mencintaimu!". Dia adalah isabel. Dia adalah Istriku. Aku bertemu dengannya di pesta dansa, ketika Raja mengumumkan kelahiran Putranya. Setelah itu kami saling jatuh cinta dan kami pun menikah.
"Aku bangga padamu Grey. Kau adalah legenda hidup dari Benteng tua ini". Dia adalah Constantine XI. Anak dari Constantine X, Raja yang mengangkatku sebagai Jendral. Constantine XI ini sangat manja. Menurutku dia adalah pemimpin terburuk yang pernah ada. Aku takut, akan ada bencana buruk terjadi padaku. Dan benar saja.
Setalah seminggu, Raja mengundagku dan istriku untuk datang ke pesta dansa. Tentu, aku dan Istriku tidak dapat menolaknya. Sesampainya di Istana, kami di sambut baik oleh para pengawal. Kami pun masuk dan melihat lihat. Ternyata tidak ada seorang pun di sini. Kami ternyata di jebak.
"Isabel, pergi dari sini! Pastikan bayi kita selamat!". Aku melakukan berbagai usaha agar aku bisa melindungi Istriku. Aku berjuang sekuat tenaga agar Istriku bisa lolos. Anak panah memanah kaki kananku. Namun aku tetap berdiri untuk memberikan waktu agar istriku selamat.
Aku bertarung dengan sekuat tenaga agar Istriku bisa lari sejauh mungkin. Hingga aku mulai kehabisan tenaga. Banyak darah keluar dari tubuhku, membuat aku lemas. Aku harap dia pergi jauh. Maafkan aku istriku.
Aku terbaring dengan tombak menusuk punggungku. Membuatku tak bisa lagi bergerak. Aku rasa aku akan mati disini.
Plok...Plok...Plok....
"Pertunjukan yang bagus Tuan Grey". Suara tepuk tangan di atas kastil membuatku sangat marah.
"Dasar kau! Kenapa kau melakukan semua ini? Apa pantas Raja memperlakukan Pahlawanya seperti ini?"
"Pahlawan? Kau hanya berlarian di telapak tanganku kau tau. Selama ini aku telah memanfaatkanmu untuk kepentingan pribadiku"
"Sialan, mengapa kau melakukan semua ini hah? Apa salahku hingga kau berbuat begini padaku?
"Salah? Tidak ada. Kau melakukannya dengan cukup baik. Hanya saja, kau sekarang tidak berguna untukku."
"Apa rencanamu sebenarnya?"
"Kau tau? Setelah kemenangan ini, pasukan Muslim sangat lemah. Namun mereka punya wilayah yang sangat luas. Aku menginginkan semuanya. Harta, tahta, wilayah. Semuanya. Namun, ini tidak akan terjadi jika Pahlawan kita masih hidup. Kau telah membuat perjanjian perdamaian. Kau tau itu menguntungkan mereka? Karena mereka sekarang lemah, aku ingin menguasai mereka semua. Mungkin suatu hari, dunia akan jadi milikku. HAHAHAHAH..."
"Sialan kau! Seandainya aku hidup kembali, aku akan membunuhmu! Aku tidak akan membiarkanmu hidup kau tau!"
"Nyawamu itu sudah di ujung tanduk. Jangan pikir kau bisa lolos dari itu?"
Seseorang muncul di belakang Raja. Suaranya nampak familliar. Aku rasa aku mengenalnya.
Ketika keluar dari gelap bayangan, ternyata itu adalah Leo. Dia terlihat sangat puas dengan semua ini. Seakan akan dia memang telah merencanakan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey [Hiatus]
FantasiaSeorang pahlawan hebat yang tewas di khianati, dan kembali ke masa kecilnya secara tak terduga. Dia bersumpah akan membalas mereka yang mengkhianatinya dan melindungi yang ia sayangi.