Chapter 1

10 2 0
                                    

vomment ya kak, aku capek ngetiknya.. (◍•ᴗ•◍)❤



Reina's pov.

Hai? Namaku Bumi Reina Aldebaran, panggil saja aku Reina. Aku lahir di Bandung dan masih tinggal di Bandung sampai sekarang. Aku sudah tidak tinggal dengan ayahku, hanya mamaku, kakak lelaki ku dan aku. Aku dan kakakku adalah salah satu korban perceraian orang tua di umur kami yang sangat belia, Yap orang tuaku bercerai saat kami masih 5 tahun.

Kakak ku hanya berbeda 1 tahun denganku, dia bersekolah di sekolah yang sama denganku. Hanya saja, kami berada di kelas yang berbeda. ( Oh ayolah Reina, semuanya tahu itu. Kalian beda kelas. ) Oke maaf, kembali kepadaku. Aku baru saja menginjak umur 17 tahun bulan ini. Sangat muda bukan? Aku bersekolah di salah satu sekolah elit di Bandung.

Walaupun aku bersekolah di tempat yang elit dan sedikit ramai, tetapi aku tidak mempunyai banyak teman. Salah satunya adalah Chelsea. Dia sudah menjadi temanku semenjak kami berada di sekolah dasar? Ntahlah, kami sudah terlalu lama bersama.

Hari ini, aku akan memperlihatkan keseharian ku di sekolahku. Tolong disimak? Baik baik.

Author's pov.

"Dekk, enggal turun. Tuang heula, sakedap deui kamu angkat kan?" ( Dekk, cepet turun. Makan dulu, sebentar lagi kamu berangkat kan? ) Teriak mamanya Reina, panggil saja ibu mentari. "Aduh dek cepetan, bisi kaburu tiis emameun na." ( Aduh dek cepetan, takut keburu dingin makanannya. ) Ulang ibu mentari sambil melanjutkan merapikan kotak bekal milik Reina.

"Sakedap mah, adek nuju diacuk heula." ( Sebentar mah, adek lagi pakai baju dulu. ) Jawab reina sambil memakai dasinya dan langsung berlari turun menuju ruang makannya setelah mengambil tasnya yang digantung di gagang pintu kamarnya. "Wih aa meni geus kasep kitu, dek bobogohannya Jeung si teteh   teteh saha eta teh? Mentari nyaa?" ( Wih aa udah ganteng gitu, mau pacaran ya sama teteh siapa si? Mentari yaa? ) Tanya Reina dengan semangat saat melihat kakak lelakinya, Bintang, sedang memakan sarapannya dengan pakaian yang sudah sangat rapi dan rambut klimis khasnya.

Bintang pun memutar bola matanya kesal, "naon sih dek? Geus buru, bisi telat ngke masuk BK bahaya." ( Apa sih dek? Udah cepetan ntar masuk BK bahaya. ) Sahutnya sambil memasukan sendokan terakhir nasi gorengnya kedalam mulut.

"Atos atos, ntong ribut wae. Sok ayeuna mah angkat kasakola weh bisi telat. Dek, eta bekel emameun na tong hilap dicandak." ( Udah udah, jangan ribut mulu. Sekarang mah berangkat aja ke sekolah takut telat. Dek, itu bekel makannya jangan lupa dibawa. ) Kata ibu mentari, melerai pertengkaran kedua adik kakak tersebut.

"Hehe, muhun mah. Adek sareng aa mios heula nya mah, assalamualaikum!" ( Hehe, iya mah. Adek sama aa pergi dulu ya, assalamualaikum! ) Jawab reina yang sedang menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan mengambil bekalnya. Setelah dia mengambil bekalnya, dia pun berjalan mendekati ibunya untuk berpamitan.

Sesampainya di sekolah.

"Geus buru turun, kedeung deui bel." ( Cepet turun, bentar lagi bel ) Kata kakak Reina setelah menurunkan standar motor nya. "Naon ari aa, da bel na ge sa jam deui." ( Apasih, orang belnya juga satu jam lagi. ) Jawab reina kesal.

Tepat setelah bintang melepaskan helmnya, terdengar banyak teriakan para gadis dari angkatan mereka. Salah satunya Aulya, anak dari kelas 12 e. "Aa aduh meni kasep kituu, hayu atuh jadi cemewew na aul." ( Aduh aa ganteng banget, ayo jadi cemewew nya aul. )

Reina yang mendengarnya pun memutar bola matanya malas, "naon sih cabe cabean, liptin ni bereum kitu. Rarasaan ceuk si mamah cengek keur mahal." ( Apasih cabe cabean, liptin merah banget. Perasaan kata mamah cabe lagi mahal. ) Gumam Reina yang tentu saja masih bisa terdengar oleh si gadis bernama Aulya tersebut.

"MANEH NGOMONG NAON? CIK NGOMONG SAKALI DEUI HAREUPEUN AING!" ( KAMU NGOMONG APA? COBA NGOMONG SEKALI LAGI DIDEPAN AKU! ) teriak Aulya dengan tangan yang sudah sangat siap untuk menjambak rambut panjang Reina.

"Eits, ngga usah pake kekerasan teh." Halang seseorang melindungi Reina. Lalu, dia pun berbalik lagi untuk berbicara dengan Aulya. "Maneh Saha?! Tong pipiluan di masalah aing jeung si Kunti ieu." ( Kamu siapa?! Jangan ikut ikutan di masalah aku sama Kunti ini. ) Kata Aulya sambil menunjuk Reina dengan dagunya dengan pandangan jijik.

"Abdi Bagas, babaturan Reina ti orok beureum keneh." ( Aku Bagas, temennya Reina dari lahir. ) "Maneh tong pipiluan masalah aing, ditu." ( Kamu gausah ikut ikutan masalah aku, pergi. ) Lanjut Aulya mendorong Bagas agar menyingkir.

Mungkin kalian bertanya, "siapa Bagas? Perasaan di awal cerita ngga ada dia deh." Sepertinya, Reina lupa memperkenalkan nya kepada kalian. Bagas Adhi Saputra, dia adalah teman Reina dari mereka lahir. Oke, kembali kecerita.

Setelah berhasil menyingkirkan Bagas, Aulya pun berjalan mendekati Reina. Chelsea yang mendengar keributan di lorong sekolah langsung berlari kesana. "Ett, teteh jangan main kekerasan. Omongin aja baik baik sama Reina, apa yang salah. Jangan main fisik gini dong . ." Teriak Chelsea sambil mencoba melerai mereka berdua.

"Rei, kunaon ieu?" ( Rei, ini kenapa? ) Bisik Chelsea kepada Reina. "Bieu si teteh na manggihan aing ngomong cabe cabean." ( Tadi tetehnya ngedenger aku ngomong cabe cabean. ) Jawab Reina dengan wajah datar, walaupun dalam hatinya dia sedikit takut. "Anggeur da maneh mah, buru ngenta hampura." ( Kebiasaan kamu tuh, cepet minta maaf ) suruh Chelsea kepada Reina. Mau tak mau, Reina pun berjalan mendekati kakak kelasnya tersebut untuk meminta maaf. "Maaf ya kak, aku udah lancang sama kakak. Sekali lagi maafin aku yaa?" Kata reina sambil mengulurkan tangan nya untuk meminta maaf.

"Oke teteh maafin, tapi jangan diulang lagi." Kata Aulya sambil berjalan ke kelasnya, tanpa menjabat balik tangan Reina.

Keheningan pun terjadi..

"Geus hayu ka kelas, kedeung deui asupan." ( Udah ayo masuk kelas, bentar lagi masuk. ) Ajak Chelsea mencairkan suasana.

Setelah sekolah selesai.

Reina sudah ada di dalam kamarnya, memainkan ponselnya yang ntah sedang melihat apa disana. Setelah menghabiskan waktu nya untuk mentertawai gambar dan postingan di Twitternya, dia pun berjalan kearah meja belajarnya untuk menulis diarynya. "Dear diary, hari ini sangat kacau."





TBC.

           
            

Characternya di chapter depan aja ya, biar suprise (。•̀ᴗ-)✧ asalkan kalian tau, di wattpad kalo kalian tap bintang di bawah, bintangnya bisa ganti warna ! Jadi, ayo tap bintangnya biar bisa liat perubahannya. Kalo ada yang mau benerin translate an Sunda nya, tolong benerin aja ya kak di comment. See you !

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang