One 👑 (T = S/V)

2.3K 241 223
                                    

'Waktu' adalah lingkaran nasib tanpa henti.

Siang - Malam

Pagi  - Petang

Sepanjang Tahun tak pernah rehat.

Dalam setiap kesempatan putaran nasibnya selalu terjadi tiga kemungkinan bahwa

Paralel . Bergerak . Serentak

~~~~~~~




_____________________________

Seorang pria bertubuh tegap dan menjulang tinggi itu kini tengah melangkahkan kakinya, diiringi beberapa penjaga di belakang untuk ke arah singgasana yang sudah menunggu di depan, semua orang yang berada di dalam seketika serentak menundukkan kepala saat dia memasuki ruangan tersebut.

"Pyeha ..." ucap mereka semua.

Pria itu hanya mengangguk sembari terus berjalan. Setelah sampai di tempatnya, dia berdiri dan menatap sejenak pada semua orang yang berada di sana. Kemudian dia mengambil salah satu buku yang sudah banyak tertumpuk di atas meja.

"Kali ini aku ingin mendengar kabar baik. Jika masih ada yang terlewat.. Kalian tahu akibatnya"

Ucapannya tenang, tetapi dengan intonasi yang sangat tegas. Sontak mereka semua pun menunduk kembali, bahkan beberapa diantaranya ada yang tengah menautkan tangan dengan erat.

Sang Raja yang memiliki nama Lee Gon itu memang terkenal sangat tegas, bisa dibilang juga tidak kenal ampun pada siapapun yang menentangnya. Apapun peraturan yang sudah dia buat, tidak boleh sembarangan dilanggar begitu saja dengan alasan tidak sengaja atau tidak tau. Bahkan Diumurnya yang sekarang memasuki 33 tahun dia sudah mampu membuat negara itu menjadi maju, tidak diragukan lagi karena ia memiliki kepintaran diatas rata-rata, pengalaman yang cukup lama, koneksi yang luas, serta dukungan orang-orang berkualitas dibelakangnya.

Lee Gon sudah diangkat menjadi Raja saat umurnya menginjak 14 tahun. Ibunya sudah meninggal sejak ia kecil karena penyakit hati yang diderita, sedangkan ayahnya meninggal akibat perang saudara. Beliau dibunuh oleh pamannya sendiri yaitu Lee Rim yang langsung melarikan diri setelahnya.

Kala itu Lee Gon terus mengirim para prajurit untuk mencari keberadaan pamannya tersebut. Dia harus memastikan nyawa ayahnya dibayar setimpal oleh sang paman.

Dan pada saat ia memasuki usia 25, pamannya itu akhirnya tertangkap di negri oranye atau biasa dikenal Belanda. Dia dilumpuhkan dengan tembakan di kakinya saat mencoba kabur. Ternyata pamannya sudah cukup lama berada disana, bahkan ia sudah mempunyai keluarga. Dengan ditarik paksa pamannya itupun dibawa ke kerajaan Corea untuk dihukum sebagaimana mestinya.

Lee Gon menjatuhkan hukuman penggal pada sang paman yang dilakukan langsung olehnya sendiri. Sedangkan istri dan anak pamannya tetap tinggal di Belanda. Mereka tidak di perbolehkan untuk menginjakan kaki di kerajaan Corea. Namun tetap di biayai dengan bantuan dana yang terus mengalir dari kerajaan setiap 6 bulan. Nominalnya juga sudah disesuaikan dengan segala kebutuhan mereka yang dirincikan oleh tim keuangan kerajaan.

Dan semenjak itu Lee Gon selalu menerapkan hukuman yang sama jika ada yang berani mengkhianatinya kembali, termasuk dalam sistem pemerintahan kerajaan. Maka dari itu, jika rapat setahun sekali ini digelar, banyak dari mereka yang merupakan petinggi-petinggi disana akan merasa cemas. Karena tentunya mereka semua tidak sesuci itu untuk terus menjadi orang lurus.

My Excellency 👑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang