18. Jangan berpencar

24 4 0
                                    

Mereka tertidur di dalam tenda. Tidak bisa merebahkan diri, alhasil mereka tertidur dengan posisi duduk. Saling menyender satu sama lain. Kalya menyenderkan kepalanya di pundak Xena. Xena menyenderkan kepalanya di pundak Philo. Philo memeluk Baga. Lalu Baga memeluk Galan. Disisi lain pundak Galan terisi kepala Hara yang sedang bersandar. Ketika semua sudah terlelap, Galan masih terjaga. Ia menjaga posisi tubuhnya agar tetap seimbang, agar Hara bisa tetap nyaman di pundaknya. Namun disisi lain Galan tidak nyaman dengan pelukan Baga. Berulangkali Galan melepaskan tangan Baga yang ada di perutnya tapi malah semakin erat. kepala Baga yang ada di dada Galan di dorong menjauh tapi tetap balik lagi. Galan berusaha menjauhkan tubuh Baga tapi gerakan tubuhnya membuat Hara terganggu. akhirnya Galan menyerah untuk ketenangan tidur Hara.

Galan senang melihat Hara tidur disampingnya di pundaknya. Jika bisa mungkin Galan akan mengusap kepala Hara agar tidurnya semakin nyaman. Galan masih belum bosan memandangi wajah terlelap Hara. ia bisa memandanginya sampai puas dengan jarak yang dekat. ia mengambil anak rambut yang ada di hidung Hara, menyingkirkannya.

"haaaacccchhhffuuuu!!!"

Suara bersin itu berhasil membuat Galan terkejut. Galan menggeram kesal.

"heh ngapain ?" tanya Baga yang baru saja bersin dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka. Ia melihat kepala Galan yang menjorok mendekati Hara. otaknya mulai berpikir negatif.

Galan mengabaikan Baga.

Baga berusaha keras membuka matanya memfokuskan penglihatan, memastikan apa benar yang di depan matanya ini seperti apa yang dia pikirkan.

"jangan curi kesempatan yaa, jangan aneh aneh. Kita semua emang gak tau tapi Tuhan tau. Inget dosa loh"

Mendengar itu membuat Galan kesal, kemudian ia memutar kepala perlahan memandang Baga. Belum sempat Galan menjawab, Baga malah ambruk dan memeluknya lagi. Suara dengkuran terdengar keras "gggrrrrrrrr"

...........................................

Baga terbangun lebih dulu. Ia membuka mata perlahan. Matanya terbuka sempurna ketika melihat ia dan Galan saling berpelukan. Tangan Baga melingkar di perut Galan dan kemudian Galan mendekap kepala Baga yang ada di dadanya. Baga berusaha melepaskan diri

"ih ih najis bukan muhrim" gerutu Baga

Baga berhasil melepaskan diri. Ia menarik lengan Galan untuk memeluk Philo. Tidak jauh dari situ, ia melihat Hara bersandar pada Galan. Entah kenapa ia tidak suka melihat itu, ada yang tiba-tiba sakit di dalam dada Baga. Ia mendekati Hara, mengambil kepala Hara dengan sangat perlahan. Kemudian menyandarkannya pada Kalya yang ada di samping Hara.

"begini lebih baik" Baga tersenyum puas.

Baga keluar tenda untuk memeriksa keberadaan babi semalam. Baga keluar dengan perlahan, takut menganggu teman-temannya. Sampainya diluar, Baga menelan ludah. Ia mendapati seekor babi bertubuh gelap berukuran besar, bahkan lebih besar dari yang kemarin mengejarnya. Babi itu tengah mendengkur tak jauh dari tenda.

Baga mulai khawatir, bagaimana cara memberitahu teman-temannya untuk kabur. Atau sebaiknya Baga mencari cara mengusir babi itu. Baga memandangi pepohonan rimbun, daun hijau dan daun kering. Ia mencari akal untuk mengusir babi. Baga pernah ingat jika babi tidak menyukai bau harum, tapi apa disini yang berbau harum. Sejauh yang ia temui semua berbau daun dan kayu.

Baga mendekati satu persatu dedaunan. Mendekatkan hidungnya untuk mengendus seperti anjing pelacak. Daun berbentuk menyirip, tidak berbau. Daun melengkung bau klorofil. Daun menjari bau embun. Lalu daun menjari tidak ada. Baga tidak menemukan satupun daun berbau wangi, yang ada hidungnya sekarang gatal-gatal. Baga mengusap-usap hidungnya.

Amazing Camping (the secret of ecology)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang