Wendy mendongak untuk menghentikan air matanya yang terus mengalir.
Malam itu mereka masih belum bisa berbicara baik dengan Rosé. Bahkan teman sekelas gadis itu pun tidak berani berbicara dengannya.
Wendy melirik anaknya untuk terakhir kalinya sebelum memutuskan menaiki tangga.
Di tengah tangga dia bertemu Jimin yang ingin turun berlawanan arah.
"Dia masih di sana?" laki-laki itu bertanya dengan suara pelan.
Wendy mendongak, "Dia masih belum ingin ke kamarnya dan tidur."
"Aku juga tidak bisa marah karena kejadian tadi. Aku akan membujuknya." Jimin memaksakan senyum.
Dia menghentikan obrolan dan lanjut turun ke bawah.
Dia menemukan Rosé masih ditempat yang sama sedari tadi. Gadis itu sedang berdiri di depan jendela sambil melihat zombie di luar gerbang.
Jimin perlahan mendekat. Saat Rosé menyadari keberadaannya, Jimin segera memeluknya tanpa aba-aba.
"Maafkan aku."
Mata Rosé menjadi hangat dengan cepat. Dia menurunkan wajahnya ke bahu Jimin.
"Aku sangat menyesal." jimin berbisik lagi.
"Apa mereka ketakutan?"
Dada Jimin merasa nyeri mendengar suara sahabatnya yang serak dan isak tangis yang mulai terdengar.
"Kak Chim, apa mereka menangis ketakutan?"
Jimin menelan ludahnya, tidak tahu harus berkata apa. Di kepalanya dia seperti mendengar teriakan keras Jihyo dan Luda.
Dia melihat Bambam, Dokyeom, dan Eunwoo berlarian memasuki supermarket.
Dengan bodohnya dia, Mingyu, dan Jaehyun malah sibuk menghabisi zombie di luar dan tidak membantu orang yang di dalam.
Air mata Jimin juga ikut mengalir mengingat apa yang dia temukan di dalam supermarket sehabis itu.
"Mereka..." bahkan jimin tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
Menyadari bahwa Jimin juga menangis, Rosé membalas pelukannya.
"Mereka meninggal di dalam sana."
Jimin perlahan melepaskan pelukannya, "Itu bukan salahmu. Dan tidak ada yang menyalahkan mu. Aku yakin teman sekelas mu juga tidak menyalahkan mu. Aku tahu apa yang kamu pikirkan, Rosé."
Jimin menyentuh kedua bahu Rosé dan menatap lurus ke mata, "Aku benci apa yang terjadi, tapi aku senang kamu tidak ada di sana."
"Kak.."
Rosé menutup matanya untuk menenangkan dirinya. Dia tidak bisa lagi berbicara dengan benar karena dadanya merasa sesak.
Saat dia membuka mata, kedua mata Jimin yang banjir air matalah yang pertama kali ia temukan.
"Rosé..."
Dia menunduk dan perlahan menggelengkan kepala, "Bagaimana aku bisa terus hidup ketika teman-teman ku semuanya pergi?"
Jimin membuka mulutnya, tapi tidak ada suara dan kata-kata yang keluar. Dia menarik Rosé kembali dekapannya.
"Mereka pergi ke sana agar kamu bisa tinggal di sini-"
Rosé langsung melepaskan pelukannya, "Jangan coba mengatakan bahwa mereka pergi agar aku bisa terus hidup!"
"Yang ingin kukatakan adalah jika mereka diberi kesempatan untuk memilih lagi, mereka akan tetap pergi sehingga mereka bisa membuat mu terus hidup!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse ✔
FanficRoséanne park. Seorang gadis berusia 20 tahun yang berani mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan orang lain di situasi yang sangat genting. Zombie apocalypse Dimulai dari kampusnya sendiri hingga dia bepergian ke luar kota sekalipun demi menye...