Part 40

155 52 197
                                    

Lara merasa lega setelah memastikan dia lepas dari pengawasan Arya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lara merasa lega setelah memastikan dia lepas dari pengawasan Arya. Terkesan sok kepedean sih, tetapi dia tidak peduli. Yang terpenting adalah dia harus menghindar dulu untuk saat ini.

Bisa dibilang, Lara benar-benar mati gaya berhadapan dengan Arya. Belum lagi, pesona yang cowok itu pancarkan sangat berpotensi mengguncangkan imannya untuk tidak melakukan sesuatu yang tidak berakhlak.

Seperti melemparkan diri ke dalam pelukan Arya, misalnya.

Astaga, Arya! Kok bisa-bisanya sih kamu semakin meresahkan iman aku?

Jujur, penampilan Arya sekarang berubah banyak. Jika dulu selalu ada surai yang menghiasi bagian depan wajahnya, kini dinaikkan hingga memamerkan jidatnya. Belum lagi potongan rambutnya yang mengikuti tren cowok gaul masa kini, yakni undercut.

Beruntung, seminar pagi ini tidak mewajibkan duduk berdasarkan kelas. Lara mengambil kesempatan duduk bersebelahan dengan Nando di barisan tengah, tetapi siapa sangka Nadya duduk di kursi sebelah Nando yang lain, disusul Surya di sisi satunya lagi.

Nando mau protes, tetapi tidak jadi karena kedatangan Arya yang duduk di sisi kiri Lara mengalihkan fokusnya.

"Ya ampun," keluh Lara sembari melirik Nando, yang memasang ekspresi datar sedatar-datarnya.

"Gue jadi berasa kayak penghulu di antara kalian," omel Nando yang menggertakkan giginya sedemikian rupa hingga suaranya teredam. "Pas di tengah lagi, kan."

"Pas banget jomblonya." Surya melengkapi kalimat Nando dengan puas. Gitu-gitu sebagai perwujudan balas dendam karena telah mencuci otaknya Nadya.

"DIEM!" hardik Nando emosi.

Lara menatap ke segala arah kecuali Arya. Sebisa mungkin dia menyibukkan diri seperti menyibak rambut atau mengecek kelengkapan seragam, dia bahkan rela membungkukkan tubuh untuk mengikat ulang tali sepatunya.

Cewek itu tidak tahu saja kalau Arya sedang senyam-senyum di belakangnya.

Kesannya jadi uwu, karena gerak-gerik Lara berbanding terbalik dengan sikap agresifnya yang dulu sementara Arya seperti sedang mengambil alih perannya. Cowok itu bermaksud mendekatkan tubuhnya, tetapi tidak jadi karena merasakan aura yang tidak mengenakkan dari sisi Lara yang lain.

Siapa lagi kalau bukan Nando pelakunya?

"Lo," tudingnya. "Dilarang deket-deket. Lara pernah bilang nggak bakal romantis-romantisan sama mantan, soalnya."

"Bukannya lo mantannya Lara juga?" Arya bertanya balik, sukses membuat kicep Nando secara tidak estetik karena ekspresinya yang terbengong-bengong. Lebih tepatnya, dia tidak menyangka saja kata-katanya bisa diserang balik oleh Arya layaknya bumerang.

Lantas, Nando melirik Lara dan berkomentar sinis, "Ternyata berguna juga ya ikut program pertukaran pelajar. At least, he knows how to play his part."

Keeping You as Manito [END] | PERNAH DITERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang