Maaf kalau ada kekurangan.
Happy Reading ♡Menghiraukan perkataan kakak kelasnya itu, Jay memilih untuk segera menemui Sunghoon.
Lelaki itu bergegas berjalan ke ruang kepala sekolah. Namun sayangnya si manis sudah tidak berada di sana. Jay terdiam dan menolehkan kepalanya. Lalu ia segera berjalan menyusuri tangga dengan cepat.
Dan dari kejauhan, Jay bisa melihat Sunghoon sedang berdiri di depan gerbang sekolah ditemani oleh wali kelasnya. Lelaki manis itu tampak menundukkan kepala, sementara guru di sebelah terlihat sedang mengomel. Tanpa berpikir panjang, Jay segera berjalan mendekati kedua orang tersebut.
"Jay? Ngapain kamu ke sini?" ujar Bu Lea sambil mengecek jam di pergelangan tangan, "15 menit lagi pelajaran mulai, mending kamu balik ke kelas."
"Pasti nanti balik. Tapi, ini Sunghoon mau ke mana? Mau pulang, Bu?" tanya Jay sambil menatap Sunghoon yang masih menunduk. Raut wajahnya masam.
"Betul, Ibu tadi udah nelfon orang tuanya tapi ngga diangkat. Jadi Ibu mesen gojek aja," kata wanita itu sambil mengecek ponselnya. Kemudian kembali memandang Jay. "Terus, kamu mau apa?"
Jay berdehem kecil, "Ehm, saya ada keperluan penting sama Sunghoon," kata Jay membuat Sunghoon menoleh. Ibu Lea menaikkan satu alisnya.
"Lebih penting daripada kelas kamu?"
Jay menggaruk tengkuknya kikuk. "Sepuluh menit? Janji ngga akan lebih."
Bu Lea kemudian mengangguk.
"Kalau gitu, saya pinjem Sunghoon-nya dulu ya Bu, di ujung situ," kata si laki-laki menunjuk sebuah bangku di dekat pos satpam.
"Balik sebelum abang ojeknya dateng, ya, Jay," ujar wanita itu yang disambut anggukan oleh Jay.
"Pasti," ujarnya. Kemudian ia menarik ujung jaket Sunghoon, membuat laki-laki itu mendengus. Keduanya berjalan beriringan dengan suasana hati yang berbeda.
"Lo ngapain?" kata Sunghoon kesal.
"Lagi ngajakkin lo buat ngobrol? Ikut gue," kata Jay menekankan suaranya. Sunghoon menggelengkan kepala.
"Kalau gue ngga mau?"
Jay terdiam, menatap wajah lelaki itu sebentar, "Ya udah, ngga perlu ngobrol, lo tinggal dengerin gue aja," katanya lagi.
Sunghoon balas menatap Jay selama beberapa saat, keduanya saling berpandang-pandangan, "Lo mau marahin gue?"
"Napa gue marah?"
"Karena gue bawa rokok?"
Jay menghela, "Ngga, Sunghoon. Kita bahas soal itu nanti."
"Terus, sekarang lo mau bicarain apa?"
"Mau bicarain kabar lo? Mau tau apa yang terjadi belakangan ini," ucap Jay kemudian duduk di salah satu bangku. Lelaki itu menepuk bangku lain yang ada di sebelahnya. "Sini, duduk," ujarnya. Lelaki yang dipinta itu tampak ingin menolak selama beberapa saat, namun ia berakhir menuruti keinginan Jay.
"Lo ngga kenapa-napa kan, Hoon?" tanya Jay.
Sunghoon terdiam sebentar, kemudian menjawab, "Iya."
Jay mengangguk, kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Ia menggenggamnya erat-erat. Sunghoon melirik Jay, kemudian menatap tangannya yang terkepal itu.
"Itu apa? Di tangan lo," ucap Sunghoon ingin tahu.
Jay tersenyum lebar, "Coba tebak?" kata lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secret World | Jayhoon
Fanfiction[romance] [lokal] Tentang seorang lelaki yang menerima surat cinta dari pengagum rahasianya. Namun bagaimana jadinya jika sang penulis surat adalah orang yang dibencinya? ❝Gue denger lo dapet surat cinta, ya?❞ ❝Bukan urusan lo.❞ [!] kata kasar [!!]...