37. Curiga dan Teror (1)

10.5K 720 21
                                    

Hi, they call me Dyn🦋
Follow Instagram @dinasitirasdin & @wattpaddyn (untuk info seputar karya-karya ku).


HAPPY READING


37. CURIGA DAN TEROR (1)

Temanan itu wajar, yang gak wajar itu Temenan tapi pegangan tangan—Auristela Queenzee F.D

***

Auris berdecak kala dirinya tak mendapati seorang pun di taman belakang Alexander High School, tempat yang di penuhi oleh rerumputan setinggi perutnya.

Iris mata gadis itu mengedar ke seluruh penjuru taman itu, benar-benar tidak ada siapa-siapa selain dirinya, semuanya tampak sunyi dan sepi seolah taman ini di buat hanya untuk pecinta ketenangan hanya saja kesan horor yang berkembang dari mulut ke mulut membuat beberapa siswa siswi tak mau menyempatkan diri ke taman ini.

Ting!

Bunyi suara notifikasi pesan membuat perhatian Auris teralihkan. Telapak tangan gadis itu langsung saja mengenggam kuat ponselnya hingga membuat telapak tangan gadis itu memerah.

"Sialan," gumamnya kala melihat isi pesan tersebut.

+62***********
Ini baru pemanasan, gue tau insting lo kuat
Tapi gue cuma nguji lo bukan benar-benar
Ngajak lo main, karena permainan sebenarnya
Bakalan di mulai besok.

Semoga berhasil.

Ingin rasanya ia memaki seseorang yang sudah mengerjainya ini sebab waktunya banyak terbuang secara sia-sia hanya karena hal tersebut.  Terlebih lagi hal itu menyangkut Aurel, si gadis cantik yang orang bilang imut dan baik hati tapi sangat merepotkan untuk Auris.

"Ternyata di sini," kata seseorang dari belakang Auris.

Gadis itu berbalik menatap seorang lelaki yang menurutnya adalah laki-laki gila itu berdiri tepat di hadapannya. "Ngapain nyari gue? Kangen?" Auris berkata dengan nada dingin.

Lelaki dengan seragam sekolah yang kancingnya terbuka dua hingga memperlihatkan kalung rantai berliontin pedang itu langsung saja memutar bolanya sinis seraya berkata, "Jadi cewek jangan kepedean, nanti malu."

"Gue gak kepedean, gue ngomong berdasarkan fakta dari orang-orang," ujar Auris.

"Terserah, tapi gue ke sini buat minta tolong sama lo."

Ucapan lelaki itu membuat Auris cukup terkejut dan beralih menatanya serius, "Cucu kesayangan Alexander ternyata butuh bantuan juga ternyata, gue kira tinggal pakai anak buah doang terus kelar."

"Ini lebih penting dari biasanya," kata lelaki itu cepat.

"Mommy gue besok ulang tahun, gue mau lo milihin dia kue yang spesial," lanjutnya dengan nada dingin membuat kening Auris menyatu.

"Kenapa harus gue? Kenapa enggak lo aja?" tanyanya membuat lelaki itu berdecak.

"Gue gak tau selera cewek kayak gimana yang ada kalau gue beli sendiri Mommy gue bakalan gak suka, jadi mendingan lo yang milih gue yang bayar, kalau lo enggak mau, ya udah biar gue cari suruh yang lain aja," jawab lelaki itu.

Auris menganggukkan kepalanya mengerti, "Oke mumpung hari ini jadwal gue free."

"Sok jadi wanita karir aja pakai jadwal segala," gumam lelaki itu membuat itu membuat Auris berdecih sinis, kaki jenjangnya berjalan mendahului lelaki tampan itu.

MAFIA PRINCESS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang