"Tuan Kim hari ini menghubungi berkali-kali. Ia bilang, angsuran bulan ini tidak boleh telat atau bunganya akan bertambah."
Lisa menghembuskan napas lelah secara samar tatkala mendengar suara sang Ibu dari seberang telepon. Ia meletakkan kain lapnya diatas meja, kemudian menyeka keringat yang mengaliri sekitar dahi menggunakan punggung tangan. "Iya, Bu. Aku akan segera mentransfer uangnya setelah aku mendapatkan gaji, ya."
Ada hening yang menyergap selama beberapa saat, sebelum suara parau menahan tangis terdengar kembali. "Lisa-ya... maafkan Ibu, hm? Kau jadi harus bekerja sekeras ini demi membayarkan hutang Ayahmu. Seandainya saja--"
"Ibu..." Lisa memotong kalimat sang Ibu. "Tolong berhenti menyalahkan diri sendiri. Bukan kita yang memilih takdir ini, 'kan? Ayah ditipu oleh rekan bisnisnya, dan belum sempat melunasi hutang sampai ajalnya menjemput karena kecelakaan. Ini bukan salah kalian, sebab kalian sama sekali tidak menginginkan terjadinya hal ini."
"Aku baik-baik saja, Bu. Bahkan seharusnya aku yang merasa bersalah karena mengizinkan Ibu untuk berjualan jagung bakar sampai semalam suntuk." Lisa mengeratkan kepalan tangannya, berusaha sekuat tenaga agar air matanya tidak tumpah ditempat ini. "Aku berjanji akan bekerja lebih giat lagi untuk melunasi hutang Ayah. Aku juga akan menyelesaikan kuliahku dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik untuk membahagiakan dirimu dan juga Somi."
Konversasi yang cukup menyayat hati itu diakhiri dengan kalimat 'Aku mencintaimu' untuk satu sama lain.
"Apa sudah selesai?"
Lisa menoleh ketika pertanyaan itu merasuk ke dalam rungunya. Diambang pintu dapur, Ahn Jungkook berdiri dengan gagah, lengkap dengan apron hitam berlogo J's Cafe yang terpasang pada tubuh atletisnya.
Padahal, pemuda berusia dua puluh dua tahun itu adalah pemilik dari cafe ini. Ia juga bukanlah seseorang yang diharuskan mengelola tempat ini untuk bertahan hidup. Keluarganya sudah cukup kaya raya untuk membiayai beberapa turunan sekaligus.
Namun Jungkook hanya ingin hidup dengan jalannya sendiri, menemukan warna baru dalam dunianya asalkan hal itu tidak menyalahi aturan dalam keluarga. Toh, ia juga masih kuliah. Belum saatnya ia menerima tongkat estafet perusahaan keluarga Ahn.
"Ada apa?" tanya Lisa.
"Di depan sedang ramai pengunjung. Bisakah kau keluar untuk membantu Eunha dan Eunwoo? Mereka kewalahan untuk mengantarkan dan membuatkan pesanan." kata Jungkook.
Lisa memang cukup beruntung karena memiliki bos sebaik Jungkook. Mereka berdua adalah teman satu kampus, pun dengan Eunwoo dan dan Eunha.
Mereka semua berada ditempat ini karena tujuan yang berbeda. Jungkook karena ingin mencoba pengalaman baru dengan membuka usaha cafe sendiri, Eunwoo yang ingin mengasah bakatnya dalam bidang membuat kue dan meracik kopi, sementara Eunha bergabung karena ada Eunwoo disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral | lizkook✔️
Fanfiction[M] Lalisa Hwang dan Ahn Jungkook hanya mengaku sebagai sepasang teman kampus. Hubungan mereka tak lebih dari itu, selain Lisa yang juga bekerja paruh waktu di kafe milik Jungkook. Yeah, kenyataannya memang begitu, kok. Apalagi, mereka berdua sudah...