"Bagaimana jika itu terjadi?"
Suara Papanya adalah hal pertama yang Rosé dengar setelah terbangun dari tidurnya.
Dia perlahan membuka mata dan menyadari dia berada di dalam kamar orang tuanya.
"Dia selamat dari zombie, tapi melakukan itu sama saja dia bunuh diri."
"Chanyeol!" Wendy memperingati, "Perhatikan apa yang kamu katakan. Kamu sedang berbicara tentang putri kita."
"Putri kita-- yang harus mendengarkan ku sekarang." Chanyeol menekankan sambil terus mengungkapkan kekesalan sekaligus kekhawatiran.
"Aku menyuruhnya untuk menjaga dirinya sendiri!"
"Chanyeol, ini bukan waktunya untuk itu!" nada teguran Wendy yang lemah tapi tinggi kepada suaminya.
"Dan jangan berani-berani meneriaki putri ku saat dia bangun!"
"Suara kalian.."
Keduanya tercengang mendengar suara serak khas bangun tidur itu.
Mereka dengan cepat mendekati tempat tidur. Chanyeol mengelus rambut Rosé sedangkan Wendy menggenggam tangannya erat.
"Rosie.." pasangan itu memanggil hampir pada saat yang bersamaan.
"Apa kamu baik-baik saja?Apa ada yang sakit? Bagaimana perasaanmu?" tanya Chanyeol berurut-turut tanpa memberi jeda.
Tiba-tiba ekspresinya menjadi lembut, begitu pula dengan nada suaranya.
Dia juga tidak bisa menyembunyikan senyumnya karena anaknya akhirnya tersadar kembali.
Wendy yang menyadari itu mengangkat alis sedikit, lalu mengalihkan pandangannya ke suaminya, "Oh, secepat itu kamu berubah?"
Rosé tertawa saat senyum tertahan papanya menghilang.
Chanyeol akan menjawab istrinya tapi terhenti karena Rosé yang mencoba untuk duduk.
"Rosé, kamu masih perlu istirahat."
Wendy tidak melakukan apa pun saat Rosé akhirnya duduk. Dia mengangkat bantal dan menyandarkan anak itu ke kepala tempat tidur.
Wendy menghela napas dan kemudian duduk sambil tetap tidak melepaskan tangan Rosé.
Chanyeol, di sisi lain, menarik kursi agar lebih dekat dengan mereka.
"Rosé, katakan yang sebenarnya." Wendy menatap dalam mata anaknya, "Apa ini sulit untuk mu?"
Senyuman di wajah Rosé menghilang saat dia menyadari percakapan itu serius, "Aku hanya lelah, Mom. Aku hanya perlu istirahat."
"Apa itu sulit?" Chanyeol mengulangi pertanyaannya.
Ada penekanan pada kata terakhir seolah-olah dia ingin Rosé menjawabnya secara langsung.
"Well, yeah.. Bisa dikatakan itu benar."
Pasangan itu saling memandang. Bahkan sebelum mereka bisa berbicara lagi, Rosé segera menjelaskan.
"Tapi Dad, itu karena tidak ada yang tahu ini akan terjadi. Tentu saja, ini sulit, karena aku tidak pernah berlatih untuk melawan zombie."
Setelah menjelaskan itu, Rosé menundukkan kepala.
Tidak ada suara lagi, tapi dia merasakan Wendy menarik dan memperlihatkan telapak tangannya.
Mereka terus menerus menatap luka dan goresan di sana yang disebabkan oleh banyak hal.
Seperti cakaran zombie, gesekkan pedang maupun luka saat dia menahan diri agar tidak jatuh ke aspal beberapa kali.
Rosé mencoba menarik tangannya tapi genggaman sang Mama sangatlah kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse ✔
FanfictionRoséanne park. Seorang gadis berusia 20 tahun yang berani mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan orang lain di situasi yang sangat genting. Zombie apocalypse Dimulai dari kampusnya sendiri hingga dia bepergian ke luar kota sekalipun demi menye...