Sorry for typo
.
.
.
.
."MWO? Si lelaki brengsek itu muncul dihadapanmu kemarin ?"
Kaget jennie, ternyata ini alasan lisa mau diajak ke club kemarin sore.Sementara lisa hanya termenung sambil mencoret coret kertas desainnya.
"As long he is happy, why not jen?"
"Wait, where do you know that?" Lisa mengangkat kedua bahunya bersamaan
"I can see his smile for my client"
Jennie menghampiri lisa kemudian mengelus kedua pundaknya untuk menyalurkan kekuatan.
Lisa mengelus tangan jennie kemudian menoleh dengan tatapan sendu
"Im fine""But, hey ..kau berhak egois untuk kebahagiaanmu sendiri lice"
"Mau mencari seperti apa lagi? Kebahagiaan bagiku saat ini melihat eomma dan appa tersenyum, sesederhana itu bukan?"
-
"Ekhem"
"s-sejak kapan kau disini? Bukankah harusnya kau mengetuk pintu terlebih dahulu"
Protes wonwoo pada sekretarisnya kwon soonyoung."Aku sudah mengetuk pintunya beberapa kali, tapi anda tidak mendengarnya.. sebenarnya apa yang sedang kau fikirkan sajjang-nim?" Yang ditanya hanya terdiam
"Kau pasti sedang memikirkan perjodohanmu itu kan?"
Wonwoo mendelik
"Kau fikir kau siapa bisa membaca fikiranku""Jangan mengelak, aku tahu seperti apa dirimu won.. ji seun sudah lama pergi,apa kau akan terus seperti ini?
Hidup itu terus berjalan" ujar sekretaris sekaligus sahabatnya itu.-
"Ah aku tak tahu kau akan kemari nyonya jeon" lisa menyambut wanita paruh baya itu yang sedang mampir ke boutiquenya.
Minyoung tersenyum hangat
"Apa kau sibuk sayang? Apakah aku menganggu mu?" Lisa menggeleng keras."Aniya,tentu saja tidak nyonya.. aku senang kau mampir kesini"
"Lisa, bisakah mulai saat ini kau memangilku dengan sebutan eomma ?"
Mendengar perkataan minyoung membuat lisa tersenyum kaku."Ah,t-tentu eomma" minyoung mengelus surai lisa .
"Sayang, aku hanya ingin mendengar pendapatmu.. bagaimana jika pernikahan di percepat?"
Sebenarnya lisa terkejut,namun sebisa mungkin ia mengontrol ekspresi wajahnya agar tak membuat nyonya jeon merasa khawatir.
"Jika keluarga jeon dan keluargaku juga wonwoo-ssi setuju, maka aku tak mungkin keberatan eomma"
Jawab lisa dengan senyum manisnya,bisa ia lihat bahwa ekspressi minyoung benarn benar tak bisa berbohong,mata wanita itu berbinar dan senyum yang sangat merekah."ah benarkah? Aku akan segera mengurusnya nak"
-
ponsel wonwoo berdering disamping berkas yang tengah ia crosschek saat ini, tangan kanannya berusaha mengambil ponsel itu.. terdapat panggilan nomor baru rupanya.
Wonwoo kemudian menyandarkan punggungnya di kursi lalu menekan tombol hijau."Nuguse-"
"Wonwoo-ssi dengar aku, sebelum semuanya terlambat.. kau bisa menolak perjodohan kita kali ini,nyonya jeon datang padaku dan meminta agar pernikahannya dipercepat"
" lisa?"
"Ya ini aku lisa,sebaiknya dengan segera kau batalkan pernikahannya sebelum kau tak bisa menemukannya lagi"
"Maksudmu apa lalisa? Mengapa tidak kau saja yang katakan?"
"Aku tak mungkin menolak permintaan ibumu won-
Nu-ssi"
Untuk sekejap wonwoo terdiam ketika lisa hampir saja menyebutkan namanya tanpa embel embel ssi
"Dan begitu pula dengan aku,jadi terimalah perjodohan ini"
PIP
Panggilan telfon di putuskan secara sepihak
Membuat lisa yang berada diruang kerjanya itu menggurutu kesal mendengar penuturan lelaki yang ia telfon tadi."Ck, ada apa dia sebenarnya.. mengapa ia tak mau memperjuangkan kekasihnya itu dan memilih perjodohan ini!!"
------------
TBC
Jangan lupa vomment,makasi :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Happen Ending [END]
Fiksi Penggemar"Kau tahu? Aku rasa aku mulai mencintaimu oppa"