“EH, MINGGIR-MINGGIR! KASIH JALAN YANG LEBAR, ANAK KORUPTOR MAU LEWAT!”
“Jangan lupa siraman bunganya, guys!”
Gadis berambut pendek lurus dengan label seragam yang menunjukan ia masih duduk di bangku kelas sebelas itu menundukkan kepala dalam-dalam saat murid-murid yang ia lewati di sepanjang koridor sekolah mulai berinisiatif melempari tubuhnya dengan sampah plastik dan kertas; disertai tampang jijik seolah ia adalah kotoran yang harus dibasmi.
Chelsea Van Meijr. Gadis cantik berkulit putih cerah itu mengepalkan tangan erat-erat. Berita itu menyebar dengan cepat, sampai terasa tak ada bedanya dengan kecepatan cahaya.
Dalam satu kali kedipan mata, kehidupan Chelsea berubah seratus delapan puluh derajat. Tidak ada lagi orang-orang yang selalu memuja dirinya secara histeris setiap kali ia memijakkan kaki di sekolah. Tidak ada lagi teman, pacar, atau siapa pun di sisinya. Yang ada kini hanya umpatan, hinaan, bahkan perlakuan-perlakuan tak wajar lainnya. Dan itu semua hanya karena sebuah fakta baru. Fakta yang sangat sulit Chelsea terima sebagai realita. Bahwa baru-baru ini ayahnya terlibat kasus penggelapan dana pada sebuah perusahaan ternama.
Itu bahkan bukan kesalahannya, tapi kenapa Chelsea jadi dipandang sebelah mata? Kenapa orang-orang menganggap dirinya hina?
Dari situ Chelsea mulai membenci kehidupan. Ia telah dikecewakan. Orang-orang terdekatnya baru berani menunjukkan wajah tanpa topengnya sedetik setelah ia tertimpa masalah. Saat ia tengah berada di masa-masa terpuruknya. Bukankah itu tidak adil?
Lihatlah, bahkan sekarang tidak ada lagi senyum yang biasanya menghiasi wajah cantik Chelsea. Yang ada hanya sorot tajam bercampur luka yang terpancar jelas dari mata beningnya.
Saking terburu-buru melangkah, Chelsea sampai tak sempat mengelak saat ada seseorang yang tiba-tiba menyandung kakinya. Gadis itu terjerembab jatuh ke lantai. Persis seperti yang diinginkan para pembully di sekelilingnya.
“MAKAN TUH DUIT HARAM!” tukas seseorang yang sengaja menyandung Chelsea.
Detik berikutnya tawa orang-orang meledak, menggema dengan keras di sepanjang koridor, menertawakan kemalangan Chelsea.
Chelsea memejamkan mata dengan hati yang memanas.
PRANG!
Satu kaca jendela kelas sepuluh pecah. Disusul suara teriakan seorang gadis berbunyi, “SHUT UP!”
Tak lebih dari sedetik suasana berubah hening.
Itu jelas bukan suara Chelsea. Namun suara itu mampu membungkam mulut orang-orang yang sedang berperan layaknya hakim dalam kehidupan gadis itu.
Chelsea sendiri mengenali suara yang baru saja menyerukan sepenggal kata kasar.
Annabelle Feodara Senjaya.
Gadis kelas duabelas. Siswi yang paling disegani oleh hampir seluruh murid SMA Candradimuka karena merupakan anak direktur utama di sekolah swasta itu. Tidak ada yang mau bermasalah dengan dirinya atau siap-siap saja mereka ditendang keluar dari sekolah elit itu. Bagaimana pun caranya.
Bunyi nyaring hentakan sepatu bersol keras mulai terdengar dari ujung koridor kelas sepuluh menuju tempat keributan. Mata pemilik berkilat tajam, seolah mengisyaratkan sesuatu dengan gamblang pada orang-orang; senggol bacok.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE || StarBe✧
Fanfiction❝Masing-masing dari kita memang saling rapuh, tapi kerapuhan ini yang menyatukan kita hingga menjadi utuh.❞