Gemricik air dari langit turun perlahan membasahi jalanan, Jogja kali ini terlihat sangat sepi dibanding hari-hari biasanya. Hanya terlihat beberapa orang berlalu lalang menggunakan kendaraan pribadi mereka dan sebagian lagi sedang berteduh di samping jalanan Malioboro.
"Buk, wedang jahe satu."Lelaki itu mengusap rambutnya sembari mencomot sebuah gorengan yang tersedia disana.
Dia Alvaro Jungkook Prawira atau biasa di panggil Jungkook. Kata orang, Jungkook cukup terkenal di sekitaran sini. Benar saja, karena setiap weekend ia pasti akan menghabiskan waktunya untuk menyusuri jalanan Malioboro dan sekitarnya hanya untuk memotret. Bagi Jungkook, kamera adalah teman terbaiknya saat ini.
"Wah, mas Jungkook kok ndak pernah keliatan lagi? Sudah setahun loh, eh pas dateng kesini lagi kok sendirian." Tanya Ibu pemilik angkringan gurau.
Ternyata Ibu pemilik angkringan langganannya ini masih ingat dengan dirinya. Walau sering kali mengijinkan Jungkook untuk tidak membayar makanan atau minuman yang sudah diambilnya, nyatanya Bu Sari—nama pemilik angkringan ini tetap mengenal Jungkook dengan baik.
Jungkook tersenyum, "temen saya lagi ndak di Jogja, Buk." Tuturnya.
"Temen apa temen?" Tanyanya gurau, "Kemaren pacarnya mas Jungkook dateng kesini, tapi sama cowok lain."
Jungkook tersedak, apakah orang yang dimaksud itu Jimin? Namun, bukankah Jimin masih di Bandung?
"Jimin, Buk?" Tanya Jungkook menelisik.
"Iya mas, saya tau kok selama ini mas Jungkook sama Jimin itu pacaran kan?"
Jungkook terkekeh malu, "Ibuknya tau dari mana?"
"Lah wong mas Jungkook sama Jimin itu cocok banget loh. Ketauan dari mata kalian itu saling ada rasa. Bener kan, kalo kalian itu pacaran?"
"Dulu Buk, sekarang mah sudah sendiri-sendiri."
"Walah.. Padahal kalian itu cocok loh. Ibuk mah ngedukung aja gimana baiknya. Setiap orang berhak untuk memutuskan pilihan mereka, toh ngga ada yang salah sama kalian."
"Matur suwun nggeh, Buk."
Jungkook tersenyum setelah berpamitan, lalu melangkahkan kakinya menerobos hujan yang tak seberapa deras ini.
Jimin, nama itu kembali muncul diotaknya. Tak dapat dipungkiri bahwasannya ada hati yang masih tertinggal disana. Merindukan sosok ceria yang selama ini selalu menemani hari-harinya.
Sudah berjalan setahun, atau lebih, mungkin. Kakinya masih tetap sama, masih tetap ingin melangkah memeluknya kembali. Hatinya masih menginginkan Jimin untuk mengisinya.
Pun selama ini, Jungkook masih menunggu lanjutan kisah cintanya. Akankah tetap sama—berakhir tanpa tahu apa salahnya atau malah mengikat kembali apa yang seharusnya jadi miliknya.
Selama itu Jimin pergi. Meninggalkan Jogja dan kenangan indah mereka. Terakhir info yang Jungkook dapat pun, ia pergi ke kota kelahirannya, Bandung. Lalu mengapa Ibu pemilik angkringan tadi bilang bahwa ia bertemu dengan Jimin? Apalagi dengan cowok lain. Apa Jimin kembali lagi ke kota ini? Kota yang selalu punya cerita tersendiri.
"Jungkook!" Seru seseorang disebrang sana. Suara bariton yang sangat berat menginterupsinya melambaikan tangan. Itu Taehyung, temen seperjuangan Jungkook.
"Bang Namjoon... mana?" Tanyanya.
"Di dalem lagi pesen makan, lo udah makan belum?"
"Makan gorengan doang di angkringan sih hehe." Kekeh Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tied it Back
FanfictionIni tentang Jimin yang mendapat pesan dari mantan kekasihnya dan terus menanyakan apakah dia bisa berpura-pura masih berkencan dalam beberapa waktu karena satu alasan yaitu, mantannya belum memberi tahu Ibunya bahwa mereka sudah putus sejak setahun...