1

3 1 0
                                    

"Semua akan berubah seiring berjalannya waktu, tak ada gunanya terbelenggu pada masa lalu. Kamu harus tetap melangkah untuk masa depan"

-kak nova

________°°°________

Bagi mereka banyak alasan mengapa seorang Praja bisa melabuhkan hatinya pada Claretta tapi tak jarang Claretta merasa dirinya tidak bisa bersanding dengan Praja.

Praja itu tampan, tidak terlalu pintar dalam bidang akademis tapi Praja tau cara membuat orang-orang merasa nyaman saat bersamanya. Terkadang orang-orang akan salah paham dengan sifat kepedulian Praja, terutama kaum hawa.

Pernah saat itu Praja menemukan Retta duduk dipinggir jalan bersama seorang gadis. dengan wajah berseri-seri Praja menyapanya,

"Hey cewek, boleh kenalan gak?"

Jika biasanya Retta akan mencampakkan Praja, berbeda dengan saat itu Retta justru menatapnya seakan-akan Praja adalah seorang malaikat yang selama ini ditunggu kehadirannya.

"Sayang,"

No! Praja menggelengkan kepala, Retta bukan tipe cewe yang suka memanggil pacarnya dengan panggilan sayang atau panggilan manis lainnya bahkan semenjak empat bulan pacaran terhitung 3x Retta memanggilnya sayang dan jika Retta sudah berkata demikian itu artinya ada sesuatu yang diinginkannya.

"Gak usah aneh-aneh!" Ucap Praja yang dibalas anggukan kecil Retta.

"Dia Rani adik kelas kita,"

"Terus?"

"Mmm tadi dia bilang abis kerja kelompok tapi ternyata temennya ada urusan mendadak jadi," Retta menjeda ucapannya dan melihat kearah cewe yang sedang menunduk disebelahnya, Retta bingung harus menjelaskannya pada Praja.

"Intinya?" Tanya Praja

"Dia lagi dapet, kamu ngerti kan!?"

"Tapi kamu_"

"Udah gampang, aku bisa telpon kak Nova atau Reno" potong Retta yang mengerti arah pikiran Praja.

Beberapa saat setelah kepergian Praja dan Rani, Retta memutuskan untuk pulang berjalan kaki karena kedua saudaranya yang katanya lagi sibuk.

Katanya!!!

~~~~

Kini saat pulang sekolah Retta ingin menemui Praja, ngomong-ngomong katanya Praja lagi main basket. Retta bingung dengan keadaan riuh ditengah lapangan yang ternyata ada Rani disana. Menunduk dengan buket bunga mawar digenggamanya, dihadapan Rani Praja berdiri dengan bola basket dan senyum manisnya.

"Ada apa nih?" Tanya Retta pada Lanang, salah satu kawan Praja.

"Retta gelis sama aa Nanta aja yuk, aa Praja teh jahat"

Itu Ananta yang berbicara, tiba-tiba merangkul Retta.

"Nih Ret, lumayan sambil nonton drama"

Aldi datang membawa dua bungkus kuaci dan memberikan salah satunya pada Retta.

"Aku suka sama kakak, mau gak jadi pacar aku"

Semua orang heboh dengan pengakuan Rani, tentu saja.
lain halnya dengan kawan-kawan Praja juga Retta,

"Udah biasa" ucap Retta sembari membuka kuacinya, pandangan Retta beredar keseluruh penjuru lapangan dan berhenti pada tiang bendera, seorang siswa berkaca mata, kulit putih dengan postur tubuh yang ideal sedang bersandar disana sembari meniup permen karet. Entah sudah berapa kali Retta melihat siswa itu bersandar pada tiang bendera saat ada keributan dilapangan,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CLARETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang