Yoongi merebahkan badannya pada ranjang putih berukuran king size yang sudah ia tiduri sejak kemarin malam. Tubuhnya terlalu letih untuk menikmati pemandangan Jeju karena ia sudah keluar sejak pagi. Banyak hal yang ia lakukan hari ini. Kini perutnya terasa perih karena kelaparan. Ia menolak halus ajakan makan malam bersama karena badannya cukup letih. Tangan kirinya memegang perutnya dan tangan kanannya berusaha menyentuh layar handphone, mencari layanan pesan-antar makanan karena saat ini ia ingin makan jajangmyeon.
Tiba-tiba Yoongi teringat sesuatu, ia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke dapur kecil yang ada di kamarnya. Ia membuka kulkas dan tersenyum melihat isi kulkas yang sudah penuh makanan. Pasti Manager Hyung yang mengisinya. Gumam Yoongi.
Tetapi Yoongi menyadari bahwa di dalam kulkas hanya ada makanan ringan. Yoongi mengacak rambutnya. Lalu ia melihat ke dalam lemari dapur dan menemukan setumpuk mi instan. Haruskah memasak di larut malam begini? Yoongi sangat kelaparan. Akhirnya ia memutuskan untuk mengeluarkan beberapa bungkus mi instan dan menyiapkan panci memasak.
"Astaga, kenapa ini tidak bisa menyala?" ucap Yoongi kesal saat menyalakan kompor listrik yang ada di kamarnya.
Beberapa kali ia mencoba tetap tak menyala, sepertinya kompornya rusak. Ia memasukkan semua mi instannya pada kantong plastik. Ia tak bisa menahan rasa laparnya, jadi ia memutuskan untuk membawa itu ke kamar yang berada persis di sebelah kamarnya, yaitu kamar milik manager-nya.
Tok tok!
"Hyung, apa kau ada di kamar?" tanya Yoongi. "Hyung?"
Tiba-tiba Yoongi merasakan kakinya perlahan menjadi dingin. "Aish!" Yoongi menepuk dahinya karena baru menyadari bahwa ia tak mengenakan sandal karena terburu-buru.
"Hyung, apa kau di kamar?" ulang Yoongi sembari mengetuk pintu kamarnya lagi.
Pasti dia sedang pergi makan malam di luar! Ah! Maki Yoongi pada dirinya sendiri dan menyesali keputusannya menolak makan malam bersama.
Yoongi membelokkan badannya dan kembali ke kamarnya, namun kesialan kembali datang padanya. Wajahnya panik saat merogoh kantung celananya. Apa lagi ini? Pasti aku lupa mengambil kartu kamar dan sekarang aku tidak bisa masuk ke kamarku sendiri?!!
"Akhh!" Yoongi mengutuki kecerobohannya. Ia kembali memeriksa kantung celananya dan plastik yang ia bawa tetapi hasilnya tetap nihil. Sepertinya ia juga melupakan satu hal penting lainnya, yaitu handphone-nya!
Wajahnya sudah merah antara kesal dan bingung harus bagaimana dengan keadaannya sekarang. Jika ia harus ke lobi hotel sekarang tanpa masker, mungkin ada beberapa orang yang mengenalinya. Belum lagi ia tak mengenakan sandal.
Tak..tak..
Kini Yoongi semakin panik karena mendengar suara langkah kaki yang mulai keluar dari lift yang tak jauh dari kamarnya. Badannya menegang dan berkeringat dingin. Kini tersisa beberapa langkah lagi dan dengan segera Yoongi berlutut di depan kamarnya. Ia memasukkan kepalanya ke dalam hoodie jaket yang dikenakannya dan menutup mukanya dengan kantung plastik yang dibawanya secara reflek karena tak tahu lagi harus bagaimana.
Meski terdengar suara tawa karena sikapnya yang aneh, ia beruntung karena tak ada yang mengenali atau memanggil namanya. Dan itu membuat dirinya sedikit percaya diri untuk berdiri.
Duk!
Usaha Yoongi untuk berdiri ternyata tidak berhasil. Ia merasakan pandangan matanya kabur dan tiba-tiba terjatuh lemas. Ia terduduk di depan kamarnya.
"K-kau tidak apa-apa?" terdengar sebuah suara dari belakang dan kemudian memegang pundaknya.
"Ya aku baik-baik saja, terima kasih." Yoongi kembali menutup wajahnya dan pura-pura terbatuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONVERSE GIRL | Complete ✅
FanfictionAlya Naomi, seorang wanita berasal dari Indonesia yang sedang melanjutkan hidupnya di Negeri Ginseng. Berawal dari melanjutkan studi S2, kemudian mendapatkan pekerjaan disini. Korea Selatan memiliki tempat istimewa di hatinya. Alya juga sangat suka...