Sebelas

5.5K 622 5
                                    

Setelah lift diperbaiki dan akhirnya mark bisa keluar dari sana. Mark langsung membawa haechan ala bride style keruangan kerjanya, tidak peduli dengan para karyawan yang menatap terkejut dengan apa yang dilakukan mark.

Ntahlah, mark juga tidak mengerti kenapa dia malah membawa haechan keruangan kerjanya, bukan kerumah sakit. Lagipula diruang kerja mark juga terdapat sebuah ruang tempat tidur, jadi haechan bisa istirahat disana sampai dokter datang.

Mark memerintahkan yeri untuk memanggil dokter pribadinya. Sambil menunggu kedatangan yeri dan dokter pribadinya, mark membaringkan tubuh haechan. Mark menatap haechan, dipinggir ranjang mengamati setiap inci wajah haechan, terlihat begitu indah, cantik dan lihat mata yang terpejam itu, lalu bibir semerah cherry milik haechan, mark jadi mengingat apa yang dia lakukan didalam lift tadi "manis."batinnya sambil tersenyum tipis, ugh, mark menggelengkan kepalanya, "ini tidak benar."batinnya.

"Mark, dokter kang sudah datang."

Mark berdiri dan menoleh kebelakang "Kenapa lama sekali, apa kau tau ini sudah hampir setengah jam."jawab mark setenang mungkin, berbeda lagi dengan perasaanya yang panik luar biasa.

"Dokter kang silahkan."tanpa mau repot repot menjawab pertanyaan mark, yeri menyuruh dokter kang memeriksa haechan.

Sedangkan mark, mendecih apa apaan sekertaris nya ini. Mark seperti nya lupa jika yeri adalah satu-satunya pegawai yang berani membantah mark. Mungkin karena yeri merasa mark adalah teman masa kecilnya.

Dokter kang sedang memeriksa haechan. Setelah itu dia mendekati mark dan yeri.

"Ah mark dia hanya pingsan biasa, mungkin hanya kelelahan, jadi tidak perlu khawatir."tuturnya.

"Dia tidak memiliki riwayat penyakit lain."tanya mark. Yeri hanya melongo mendengar penuturan mark, sejak kapan mark peduli dengan keadaan orang lain. Dan lihat ekspresi nya saja sangat datar. "Dasar minim ekspresi."batin yeri.

"Mark, dia sehat. Yeri bilang kalian terjebak dilift kan,mungkin dia hanya kekurangan oksigen saja."tutur dokter kang.

"Jadi saya rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, saya harus pamit. Masih banyak pasien dirumah sakit."

"Baik dokter kang terimakasih."jawab yeri. Setelah itu dokter kang pergi meninggalkan ruangan kerja mark.

"Kau dengar, jadi tidak perlu terlalu khawatir."

"Aku, tidak khawatir hanya takut kejadian ini sampai menjadi berita, dan mereka berasumsi jika perusahaan ku tidak dapat menjaga karyawan nya dengan baikbaik."

Yeri memutar bola matanya jengah, sudah jelas jelas mark khawatir. Meskipun dia tidak menunjukkan nya juga yeri dapat melihat kekhawatiran dalam mata mark. Tapi mark tetap saja mengelak.

"Terserah mu saja."

Yeri memandang mark dengan lamat.
"Aku tidak tau ada apa denganmu mark, hanya saja berekspresi lah sedikit. Jika kau menyukai haechan katakanlah."ejek yeri.

"Apa maksud mu."tanya mark, dengan nada setenang mungkin.

"Oh yatuhan bisa bisa aku cepat tua jika terus menghadapi orang kolot seperti mu."

Yeri mendelik kesal. "Terus saja bersikap seperti itu, sampai haechan menemukan laki laki yang lebih romantis darimu."

"Apa kau bisa diam."titah mark.

" Ti--."

"Ugh. Dimana aku."haechan mendudukkan dirinya. Mark dan yeri berjengit kaget mendengar suara haechan. Apa? Tunggu! haechan sudah sadar. Dan mereka malah sibuk berdebat sampai lupa jika haechan juga ada diruangan yang sama.

"Haechan, kau sudah sadar."

Haechan menoleh dan mendapatti yeri yang seperti khawatir, dan juga jangan lupakan mark yang menatap nya. Haechan merasa gugup, karena tiba-tiba saja mengingat kejadian didalam lift.

"Haechan, apa masih pusing. Oh atau ada yang sakit."tanya yeri bertubi-tubi.

"Tidak eonni, aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir."haechan tersenyum menjawab pertanyaan yeri.

"Tapi haechan, wajah mu sangat pucat."

"Eonni, aku ingin bertemu dengan renjun bolehkah."pinta haechan dengan memelas, dan tentu saja itu semua tak luput dari pandangan mark.

"Baiklah, akan aku antar."

"Tidak, tetap lah disini. Kau harus sembuh biar orang-orang tidak salah paham, atas kejadian yang menimpa mu."perintah mark. Dan itu sukses membuat haechan melongo, apa maksud direktur nya. Sedangkan yeri dia tersenyum tipis atau bisa disebut seringan.

"Jangan melarang nya mark, dia hanya ingin bertemu dengan temannya."

"Sudah kubilang yeri, aku tidak ingin mereka mengira bahwa perusahaan ku tidak menjaga karyawan nya."

"Baiklah. Tapi bukan kah haechan bisa dipindahkan keruang kesehatan, jadi temannya bisa melihat haechan."ah yeri merasa menang sekarang, mark si Stundere ini kalah.

Mark merasa tertohok dengan ucapan yeri. Mark akui dia memang mulai menyukai haechan, ntah sejak kapan, hanya saja mark memang minim dalam berekspresi, jadi dia memendam perasaannya sendiri dan yah jangan lupakan ego mark yang memang selalu mendominasi.

Sedangkan haechan hanya menunduk mendengarkan perdebatan antara yeri dan mark. Rasanya dejavu saat kau berada ditengah tengah orang yang berdebat.

Tak ambil pusing. Terserah mark mau marah atau bagaimana, yeri harus memberikan sedikit pelajaran kepada mark atas sikap so tidak pedulinya pada haechan, persetan jabatan antaranya dengan mark. Tapi kali ini yeri harus bertindak, sudah cukup pemikiran kolot mark terus bersarang dalam otak nya, yang yeri pikirkan adalah membersihkan otak mark dari segala kestundere an mark.

"Jangan dengarkan dia, ayo aku akan membantu mu."yeri memapah haechan untuk keluar dari ruangan milik mark.

Saat melewati mark haechan melirik sekilas mark, dan mark menatap tajam haechan seperti biasanya tapi kali ini mark seperti mengatakan sesuatu dalam tatapannya.

















Maaf kalau gak sesuai ekspetasi kalian.

Sebenarnya chapter ini tuh udah siap, cuma gara gara aku gak PD dan beberapa kali dirubah juga, jadi gak dipublish.

Sekarang juga aku masih belum PD huhuhu. Tapi gapapalah terobos aja😁

Stupid [Markhyuck Gs]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang