●●●
jeffrose_'s present
●●●
DEJUN langsung membentak begitu Hendery keluar dari kamar itu, tapi hanya ditanggapi seadanya oleh lelaki itu. "Sudah kubilang aku tidak mau ikut-ikutan! Kau ini kenapa, sih? Huang, hey! Astaga, anak ini tak mendengar rupanya!"
Hendery bersandar di dinding; di sebelah Dejun. Lorong begitu sepi, hanya ada mereka berdua di sana.
"Dejun, katakan padaku kau tak pernah berkata apa-apa pada Lee Jeno," ujar Hendery lesu.
Dejun mengerutkan kening. "Hah?"
"Aku pernah menyerahkan tas putih itu padamu," ujar Hendery. "Aku kira kau yang akan mencurinya."
"Mencuri apa?"
"50 miligram scopolamine yang disembunyikan di kotak ini." Hendery mengacungkan kotak kecil berselimut beludru hitam itu.
Refleks, Dejun melangkah mundur sambil menutup mulutnya tak percaya. Ia lalu berbisik. "Kau menyelundupkan narkoba?"
"Kami menyelundupkan narkoba." Hendery merosot di dinding. "Aku kira kau akan mencurinya. Aku kira kau pelakunya. Karena dengan begituㅡdengan begitu akan lebih mudah. Tapi ternyata bukan, kau tidak melakukan apa-apa. Sekarang aku tidak tahu dimana scopolamine sialan itu berada."
Dejun menggeram dan mengangkat kerah baju Hendery tinggi-tinggi. "Kau menyetubuhiku untuk menangkapku, begitu?!"
"Tidak, sayangku," Hendery menggeleng. "Aku tidak akan menangkapmuㅡmeskipun memang benar kau yang mencurinya. Mari pergi ke penjara bersama-sama."
Badan Hendery dihempaskan dengan kasar oleh Dejun. "Aku tidak mengerti, aku tidak mengerti. Jadi kalianㅡtermasuk Tuan Parkㅡmenyelundupkan obat-obatan ke dalam Maria Russel? Jadi kalian ini adalah musuhku?"
"Aku tidak tahu!"
"Dasar keparat tak berguna!"
Hendery meraung sambil menutup telinganya sendiri. "Berhenti menyalahkanku! Aku tidak tahan!"
Dejun meludah pada Hendery dan menarik laki-laki itu masuk ke dalam kamarnya. "Jadi kau ini penjahat atau bukan?!"
"Bukan!"
"Lalu narkoba itu untuk apa?!"
"Itu barang bukti!"
Hendery mengacak-acak kasur Dejun dan mengambil pistol yang terbungkus serbet dari sana dan mengayunkannya di hadapan Dejun. "Seperti pistol ini! Kami sedang mengumpulkan bukti!"
Dejun tergagap. "Jadi Lee Jenoㅡ"
"Lee Jeno hanya bawahan," Hendery menjelaskan. "Ada orang yang memerintahnya di kapal ini. Kami sedang mencari tahu siapa..." Ia lalu menatap Dejun lurus-lurus. "Orang itu bukan kau, 'kan? Katakan padaku kau tak tahu tentang semua ini."
"Memang tidak."
"Bagus."
Hormon kortisol mereka melonjak naik akibat bentakan-bentakan tadi. Keduanya lantas terdiam karena kelelahan. Sejenak hanya suara-suara nafas cepat yang terdengar di kamar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
High By The Beach ● HenXiao ●
Fanfiction[Completed] Lights, camera, acción Xiao Dejun bingung. Ia selama ini yakin telah menikah dengan wanita baik-baik ㅡmeskipun ia tahu istrinya sama sekali tidak mencintainya, tapi itu bukan masalah, ia pun menikahi wanita berusia 40 itu semata-mata kar...