***
1 minggu berlalu.
Keadaan Maeda saat ini sudah membaik, tapi ia masih perlu dirawat dirumah sakit. Sedangkan Deva, ia sudah bisa pulang sejak beberapa hari yang lalu.
Dan saat ini, hanya ada Axel yang tengah menemaninya diruangan tersebut.
"Yang..." panggil Maeda.
"Hm?" Axel menyahut.
"Aku bosen nih..." Maeda merasa frustasi terus berada didalam ruangannya, sedangkan ia sudah diperbolehkan jalan disekitar rumah sakit.
"Kamu mau kemana yang?" Axel bertanya dengan lembut.
"Aku mau jalan-jalan ke taman diluar situ..." tunjuk Maeda ke sebuah taman di luar ruangannya.
"Yaudah, ayo" Axel memberi uluran tangan kepada Maeda, dan disambut hangat oleh Maeda.
Mereka pun berjalan dengan perlahan, Axel sedikit demi sedikit membantu menopang Maeda agar keseimbangannya stabil.
Keduanya kini semakin erat dan semakin yakin akan hubungan keduanya. Ditambah dukungan dari orang-orang terdekatnya, membuat keduanya melenyapkan rasa ragu didalam diri masing-masing.
Dan mereka sudah berada di taman.
"Sekarang mau apa?" tawar Axel.
"Hm, pengen main gelembung tiup itu" tunjuk Maeda ke tukang mainan yang menjual gelembung tiup.
"Yaudah, tunggu ya yang" Axel meninggalkan Maeda untuk pergi membelinya.
Tak butuh waktu lama, Axel kembali dan membawa benda yang diinginkan Maeda.
"Nih yang" kata Axel sambil menyerahkan gelembungnya.
"Makasih ya sayang" ujar Maeda dengan senyum kuda.
Mereka berdua bermain dengan begitu antusias. Dan tak terasa mereka bermain hingga menjelang sore.
"Waduh, udah sore. Masuk kamar lagi yuk" ajak Axel kepada Maeda.
"Ayo" Maeda kembali di topang oleh Axel. Mereka berdua kembali masuk kedalam dan melewati koridor.
Di persimpangan, mereka bertemu dengan Deva dan Rachel.
"Lho, kalian" kata Maeda ketika melihat Deva dan Rachel.
"Baru aja kita mau jenguk lu, Mae. Panjang umur" ujar Rachel.
"Oh ya, Xel. Biar gue aja yang gantiin jagain Maeda. Lu pasti dari siang belum makan kan?" tawar Deva kepada Axel.
"Oh iya, gue lupa" kata Axel.
"Yaudah, bareng gue aja Xel. Kebetulan gue juga mau cari makan" ajak Rachel kepada Axel.
"Yang, gapapa kan kamu sama Kak Deva dulu?" tanya Axel kepada Maeda.
"Gapapa lah, kamu kan dari tadi siang udah nemenin aku. Kasian perut kamu belum di isi" Maeda mempersilahkan Axel untuk pergi mencari makan bersama Rachel.
"Yaudah yang, makasih ya" Axel mencium pucuk kepala Maeda dan pergi bersama Rachel. Kini hanya ada Maeda dan Deva.
"Oh ya, Mae. Sebelum ke kamar lu, ada hal yang mau gue omongin" ujar Deva dengan gelagat gugup.
"Ada apa kak?" tanya Maeda dengan tatapan teduh.
"Gimana ya..." Deva kebingungan untuk menjelaskannya.
"Jadi gini, Mae. Minggu depan, gue udah gak ada disini" akhirnya dengan penuh keberanian Deva mengatakannya.
"Maksudnya? Gimana kak?" Maeda bingung dengan penjelasan yang Deva berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alasanku, Maybe? (Tamat)
Teen FictionWARNING: CERITA BxB/HOMO/SEMACAMNYA!!!! 🔞🔞🔞 HOMOPHOBIC DILARANG KERAS UNTUK MEMBACANYA!!! ❌❌❌ . . "Sekarang gue tanya, hubungan kita ini apa?" tanya pria yang lebih tinggi. . "Entah... temen? Maybe?" jawab si pria yang lebih pendek dari si jangku...