5 | Sesuatu yang dirahasiakan

89 24 12
                                    

Sasha berdiri mematung menatap kolam dari atas balkon lantai dua. Saat ini, dia tengah berusaha menenangkan pikirannya yang sedang kacau, dimana perhatiannya terbagi dua, antara ujian sekolah dan kondisi kakaknya.

Dia memijat-mijat keningnya yang terasa pening. Baru saja ujian, sudah ada masalah baru, pikirnya. Entah kesialan apa yang tengah menimpa keluarganya, hari senin yang seharusnya menjadi hari yang baik untuk memulai aktifitas baru, telah berubah menjadi hari yang cukup menyedihkan baginya. 

Namun, ditengah-tengah perasaan galaunya, terbesit sebuah pertanyaan mengenai bagaimana caranya sebuah kantor besar LAPAN Jakarta bisa meledak dengan sendirinya jika tak ada yang memang sengaja meledakkannya. Padahal, teknologi di kantor itu sangatlah canggih, mampu mendeteksi akan bahaya yang datang yang disebabkan oleh kerusakan internal maupun eksternal, seperti korsleting listrik, kebocoran bahan bakar atau kedatangan penyusup, termasuk para cracker. Jadi, kecil kemungkinan hal seperti itu bisa terjadi di kantor  kecuali ada sesuatu hal lain yang masih menjadi misteri.

Sasha pergi meninggalkan balkon, lalu berjalan menuju kamarnya. Setelah di dalam, dia langsung duduk di kursi meja belajar lalu membuka laptopnya dan mencari sesuatu. Tangannya mengetik beberapa tombol keyboard dengan cepat, memunculkan beberapa kata pada laman pencarian google

LAPAN JAKARTA

Seketika, muncul beragam hasil penelurusan terkait LAPAN. Kedua matanya langsung tertuju pada satu titik, yaitu sebuah berita mengenai kondisi kantor LAPAN saat ini. Berita itu tersiar secara live di tempat kejadian dengan menampilkan seorang reporter wanita yang tengah melakukan wawancara terhadap ketua umum LAPAN Jakarta, Profesor Gunawan. 

Mereka berdua berdiri tak jauh dari depan gedung, terlihat juga orang-orang yang tengah berseliweran di belakang mereka. Selain itu, terdapat beberapa mobil polisi,  mobil pemadam kebakaran serta mobil ambulan yang terparkir mengitari gedung. Keadaan disana sedang ramai-ramainya oleh masyarakat yang ingin melihat dan para petugas yang menjaga tempat kejadian, hingga dengan terpaksa beberapa akses jalan pun harus di tutup dan dialihkan ke arah lain. Akibatnya, beberapa jalan di area sekitar kantor menjadi macet total.

"Selamat malam, Profesor."

"Selamat malam."

"Bagaimana keadaan profesor? Apakah baik-baik saja?"

"Ya, seperti yang tengah Anda lihat saya baik-baik saja."

Wartawan mengangguk, "Bagaimana kronologi kejadian mengenai tragedi yang baru saja terjadi di kantor cabang LAPAN Jakarta? Apa yang sebenarnya terjadi saat ini? Bisa Anda jelaskan?"

Prosefor mengangguk, "Kejadiannya terjadi tadi pagi, tepat pukul delapan lewat sepuluh menit. Laboratorium milik Profesor Yoga di lantai 25, tiba-tiba meledak. Sumber ledakan di duga disebabkan oleh adanya arus listrik yang saling bertabrakan. Ledakannya juga bisa dibilang tidak terlalu besar, hanya membuat listrik padam pada seluruh area lantai 25. Namun, yang sangat disayangkan kami saat ini adalah laboratorium milik Profesor Yoga telah hancur. Semua berkas-berkas dan hasil penelitiannya lenyap terbakar, tak ada yang tersisa."

"Apakah ada korban dari tragedi ini, Prof?"

Profesor mengangguk, "Ada, dua orang ilmuwan kami. Yaitu profesor Yoga dan juga asistennya, Tasya."

"Bagaimana keadaan mereka berdua saat ini, Prof?"

"Mereka berdua mengalami luka bakar yang cukup parah, karena terkena ledakan dari barang-barang kimia yang ada di lab. Namun, sekarang mereka telah mendapatkan perawatan intensif di RS Jakarta Medical Centre. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Profesor tersenyum.

2069: The Big WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang