9.Bukan Sebuah Penghianatan

33 16 55
                                    



Randu menetralkan emosinya, ia melirik Nessa yang bergeming di tempat memikirkan perihal tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Randu menetralkan emosinya, ia melirik Nessa yang bergeming di tempat memikirkan perihal tadi.

"Gak usah overthingking gitu, apaalagi muka Lo ke gitu, bikin ngeri," Nessa tak merespon, pikirannya tak lenyap dari bayangan sang ayah.

"Ayah itu ada diluar kota, 2 bulan lagi dia baru pulang ke sini," Pernyataan Nessa membuat Randu mencoba mencerna ucapan Nessa.

"Maksud Lo, mereka emang punya hubungan spesial?" Nessa tak bisa menjawab, jika semuanya masih abu-abu.

"Telpon aja bokap Lo?" Usul Randu cuek, Nessa tersadar ketika mendengar usulan Randu.

Cukup menarik, tapi bagaimana jika ayahnya berbohong, Nessa merasa tidak percaya diri.

Ia menatap ponselnya dengan gusar, jujur saja, ia tidak bisa marah pada sang ayah, tapi ia kecewa.

"Kalau benar bokap gue bohong, Lo gak habisin dia?" Tanya Nessa menatap Randu dari samping.

"Tergantung,"

"Tergantung apanya?" Randu menghela nafas panjang.

"Gue harus ngecek kondisi mama," Randu bangkit, ia beranjak dari balik pilar menuju ruangan sang mama.

Nessa mengikuti arah jalan pria itu, sebenarnya ia tidak terlalu percaya Randu, sosok itu terlalu kejam untuk di ajak berteman. Nessa mendegus lalu mengikuti Randu masuk ke dalam ruangan.

Nessa melirik bunga berwarna merah di nakas membuatnya sesak seketika, hanya ayahnya yang masuk ke ruangan ini, berarti itu punya ayahnya.
"Mana kuenya?" Nessa mendengar teguran Randu pun segera mengeluarkan kue yang ada di dalam tasnya.

"Udah,kan? Lo bisa pulang," Nessa menarik nafas Kasar, Randu mengusirnya begitu saja tanpa rasa berterima kasih.

Nessa memilih pasrah saja, lagian ia juga tidak ingin berurusan dengan Randu lebih lama. Nessa melangkah keluar tanpa ada suara, Randu yang melihat itu sedikit merungtuki ucapannya.

"Dia bege apa gimana sih," Ia melirik kue di atas meja tersebut, ini pertama kalinya ada yang tahu soal mamanya, lebih tepatnya Randu yang memberi tahu, Selain teman-temannya berasal dari Agent Y sendiri.

Mamanya masih tertidur pulas," Semoga mama sembuh," gumam Randu pelan, ia mencium kening sang mama lalu bangkit meninggalkan pijakannya.

Ia melangkah keluar dari ruangan menyusul Nessa yang masih berjalan pelan di koridor, Randu berlari kecil mengejar ketertinggalannya lalu meraih tangan Nessa tegas.

"Berhenti!" Nessa terhenti ketika tangannya berhasil di cegat oleh cowok itu, Randu.

"Gue punya satu permintaan lagi," Nessa mengerutkan keningnya ketika mendengar suara Randu, Nessa sangat malas lagi berurusan dengan Randu, apaalagi sikap cowok itu benar-benar tidak baik padanya.

X-Silent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang