- Bolehkah jika aku meletakkan sentuhan terakhir ini? Hanya tentang kita. Bukankah awal kisah ini bermula dari kau yang begitu menggilaiku sampai-sampai kau benci dan berakhir bersamaku hingga saat ini?-
"Kau terlambat." Bibir gadis itu maju beberapa centi, "Kau berkata akan memprioritaskan aku!!Nyatanya kau bahkan lebih memilih menghadiri rapat perusahaan itu daripada menghampiriku!! Bukannya Eunwoo sudah menjadi tangan kananmu selain Taehyung!!" ujar gadis itu tanpa jeda saat mendapati Seokjin berjalan kelewat santai tanpa sebuah beban saat keluar dari mobilnya dan menghampiri gadis yang tengah merajuk dengan balutan syal berwarna coklat susu.
Tanpa banyak bicara, Seokjin menyelipkan tangan di pinggang gadis itu, menariknya mendekat membagikan sedikit kehangatan yang ada pada tubuhnya, kepada tubuh gadis yang terasa begitu dingin karena menunggunya hampir dua jam lamanya di taman ini, musim dingin akan tetap terasa dingin walaupun waktu masih menunjukkan pukul empat sore. Pria itu menggiring gadis itu berjalan untuk duduk di salah satu kursi kosong yang ada di taman,
" Soo-ya? Ada perlu apa kau memaksaku untuk datang kepadamu sore ini hmm? Kau tahu bukan?? Drama pertamamu akan segera rilis dan perusahaan sedang sibuk-sibuknya!! Kau mah enak tinggal duduk dan uang akan datang dengan sendirinya!" Seokjin berujar sembari memutar bahu Jisoo agar menghadap kepadanya.
"Ini tentang kita." ujar Jisoo sembari berdiri dan berjalan mundur menghadap Seokjin. Seokjin memandangi gadis yang masih saja membuat dia kembali berpikir keras. Tidak cukupkah segala sikapnya selalu membuat Seokjin sakit kepala dadakan.
Tukk!! Kaki Jisoo merasakan ada benda keras yang ia tabrak dan ia menolehkan kepalanya sektika menyadari jika ada air mancur kecil di sana "Syukurlah!!Bisa mati kedinginan aku!!" gerutunya pelan tidak menyadari jika Seokjin sudah tepat berada di depannya. Tubuhnya sedikit terangkat ketika ia merasakan bahwa ada lengan yang mengangkat pinggangnya, kemudian tanpa peringatan Seokjin menyapukan satu ciuman singkat di bibir Jisoo untuk pertama kalinya.
"Berhenti membuatku semakin kesulitan memahami perasaanku sendiri. dan jangan mengeluarkan ekspresi malu-malumu itu. Bahkan kita sudah tidur bersama berbulan-bulan ini" Ucap Seokjin menggebu nggebu
Jisoo mencibir Seokjin "Tidur dalam artian yang sebenarnya kau tahu? Kita tidak pernah melakukan hal lebih! Bahkan ciuman saja baru kudapatkan sekarang!! Bicaramu membuatku seolah aku wanita murahan, kau membuat orang lain berpikir yang tidak-tidak!" ucapnya sembari berusaha melepaskan diri dari Seokjin.
"Sejak kapan kau peduli terhadap itu semua? Bukankah kau terkenal dengan sisi liarmu itu?!" sanggah Seokjin sambil menaik-turunkan alisnya.
Jisoo tertawa kecil melihat bagaimana Seokjin begitu jahil menggodanya lewat ekspresinya. Sorot mata serta ekspresi wajahnya berbeda sekali dengan saat pertama kali bertemu dengannya. Kali ini, tidak ada lagi alarm berbahaya di kepalanya ketika bersama dengan Seokjin.
"Rasanya ini seperti mustahil kau tahu? Kali ini terasa begitu menyenangkan, berbicara denganmu ternyata bisa seringan ini tanpa ada beban di hatiku! atau pun bayang-bayang masa lalu."Jisoo berkata sembari melangkahkan kakinya maju satu langkah mendekat kembali pada Seokjin.
"Semuanya nyaris selesai, tapi ada satu fakta yang menggangguku!" ujar Jisoo dan mampu membuat Seokjin mengangkat satu alisnya,
"Apa ini tentang kita?" Tanya Seokjin dan dijawab anggukan kecil oleh Jisoo.
"Jika aku boleh jujur aku masih bingung dengan perasaanku, aku memang menyukaimu." jujur Seokjin tanpa beranjak dari tempatnya berdiri.
"Lalu apa yang membuatmu bingung?" sahut Jisoo,
"Kita tidak pernah berada dalam hubungan pendekatan layaknya seorang pria yang mengincar wanitanya ataupun sebaliknya. Kita hanya terjebak dalam sebuah kejadian dan kurasa itu bukan keputusan yang bagus untuk bisa membuat hubungan kita setingkat lebih maju. Terlalu terburu-buru" jelas Seokjin panjang lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Truth and Choice (END)
FanficHidup kita berjalan terkadang hanya karena kebenaran yang ingin kita dengar dan memilih sebuah pilihan yang wajib kita pilih sampai mengabaikan apa yang sesungguhnya ingin kita raih