06

3.5K 265 3
                                    

Author pov:

Saat sampai di pekarangan rumah nya, Gracia segera turun dari mobil Shani tanpa menoleh atau memperdulikan Shani yang sedang menatapnya.

Shani pun segera menyusul Gracia menuju kamarnya. Kebetulan orang tua Gracia sedang tidak ada di rumah karena sedang ada acara.
Sementara kakak Gracia yaitu Shanju ia masih berada di kantor untuk menghandle pekerjaan yang Shani berikan padanya.

Gracia menaiki tangga untuk menuju lantai atas yaitu menuju kamarnya. Shani segera mengejar Gracia menuju lantai atas.

Shani membuka pintu dengan pelan. Matanya menangkap sosok Gracia yang sudah mengganti seragamnya dengan baju santai duduk di pinggiran ranjang. Shani kira Gracia akan tidur biasanya gadis itu akan tidur jika kelelahan.

Shani menghembuskan nafasnya, baru kemarin ia merasa bahagia karena bisa merayakan aniversarry 1 tahun hubungannya bersama Gracia. Tapi hari ini mereka malah berdebat.

Shani berjalan dan duduk disamping kekasihnya itu. Gracia masih menatap ke depan dia tahu kehadiran Shani tapi dia tidak ingin menatap Shani.

Keduanya saling diam. Shani sendiri bingung mau bagaimana? Ia bukan tipe orang yang bisa memulai percakapan dengan baik.

"Kalo udah gak cinta sama aku, kamu boleh tinggalin aku, aku tidak pernah ngelarang kamu pergi. Aku terlalu egois, kamu butuh sosok yang bisa ngertiin kamu. Kamu butuh wanita yang lebih dewasa bukan kayak aku yang masih anak Sma dan sikapnya masih kekanakan.."Entah mengapa Gracia tidak mampu melanjutkan kalimatnya yang dia rasa suaranya semakin keluar secara bergetar ataupun dengan air mata yang tidak pernah kering. Gracia selalu saja lemah saat berhadapan dengan Shani. "Kamu bisa putusin aku" Sambung Gracia dengan susah payah.

Dan Shani bisa menyaksikan itu semua, tubuh gadisnya yang bergetar, Gracia menutup wajahnya dia terisak dadanya mulai sakit lagi, bukan hanya Gracia. Shani juga merasakan bahwa dadanya terasa sesak, dia merasa bersalah kepada gadisnya, Shani ingin memeluknya namun perkataan Gracia membuat Shani bangkit Shani benci kata putus yang diucapkan oleh Gracia.

"Maaf untuk ucapanku tadi siang. Aku tidak bermaksud membentak mu, aku sangat mencintai mu dan aku tidak ingin kamu tersakiti.."Ujar Shani sebelum keluar kamar. "Dan pikirkan omonganmu Ge, aku akan kembali kesini setelah ego kita mengalah, dan jangan pernah kamu mengucapkan kata itu lagi karena aku tidak menyukainya. I love you"Lanjut Shani dan dia benar-benar pergi menuju pintu berjalan keluar tanpa melihat Gracia lagi.

Sebenarnya saat berdebat seperti ini Shani ingin sekali memeluk gadisnya itu tapi keadaan itu tidak mungkin. Biar Gracia menenangkan pikiran nya dan meemutuskan keputusannya. Ini sudah 1 tahun dan Shani masih bisa bertahan? Apa setelah bertahan Gracia dengan mudah untuk memutuskan hubungan yang mereka jalin selama ini.

Gracia menggeleng setelah pintu benar-benar tertutup saat Shani sudah tidak kuat dengan dirinya! Ah Gracia paham dan mengerti dia terlalu bodoh mana ada orang yang kuat dengan nya? Tidak ini bukan salah Shani, melainkan salah dirinya sendiri karena ia menjadi pacar yang tidak sempurna.

Seharusnya Gracia tahu diri ia tidak pantas untuk menjalin hubungan dengan Shani yang sangat sempurna. Gracia terus menangis mengucapkan kata maaf berkali-kali. Kepalanya terasa pusing, benar kata Shani kini saatnya ia mengambil keputusan.

~Malam harinya~

Setelah pertengkaran nya bersama Gracia tadi siang membuat Shani harus pergi ke tempat yang biasa nya ia jadikan tempat untuk menenangkan pikiran dan dirinya.

Hanya tempat itu yang menjadi tempat persembunyian nya yang paling apik. Tidak mungkin dia ke club meskipun itu bisa dilakukan olehnya, tapi Shani sudah berjanji kepada Gracia bahwa dia tidak akan ke club lagi. Mungkin jika ada klien atau hal lain itu wajah karena ia seorang pembisnis.

Jika Aku DipelukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang