Prolog

15 6 8
                                    

Assalamualaikum,
Hai para pembaca yang budiman, Apa kabar? Ini hasil karya pertama ku. Semoga, kalian suka yah!
Selamat membaca:)

🌸🌸🌸

Kriett...

Suara terbukanya pintu menandakan pengunjung lain telah datang di cafe tersebut. Qiwerisi Resto namanya, Resto yang terdiri dari dua lantai khas anak muda. Lantai satu di resto ini khusus untuk para tamu yang ingin mengerjakan tugas-tugasnya, entah itu tugas kelompok, ataupun tugas kantor yang menumpuk dan bosan dengan tempat yang itu-itu saja pemandangannya, bisa reflesing di cafe ini. Nah, dilantai dua juga gak kalah keren, Karena dilantai ini bernuansa keluarga. Ah, ini tidak perlu dijelaskan lebih detail, intinya ini sangat cocok untuk kalian semua. Karena fasilitasnya yang lengkap bisa membuat pengunjung resto betah, apalagi dengan adanya wi-fi gratis, buku-buku komik dan novel untuk semua kalangan, serta figuran-figuran foto yang sangat aesthetic dan instgaramable menjadi kesan tersendiri untuk resto ini.

Nah, dipojok sisi kanan deket jendela ada dua gadis cantik dan imut yang sedang berbincang, sepertinya membahas hal serius. Sebab, gadis imut dengan pakaian syar'i-nya itu terlihat seperti membolak-balikan sebuah lembaran kertas dan terus mengomel-ngomel entah tentang apa, sedangkan gadis cantik disebelahnya yang sama menggunakan pakaian syar'i hanya menyimak saja. Sampai, gadis imut itu menggoyang-goyangkan lengan tangannya, barulah gadis cantik itu berbicara.

"Stop Kinan! Sakit tau!" ucap gadis cantik itu, sambil mengusap-usap lengan tangannya, padahal tidak terlalu sakit, hanya saja sebuah alasan agar gadis imut tadi berhenti.

"Ya abis, kamu gak jawab-jawab sih, kan dari tadi aku nanya" ucap gadis imut yang diketahui namanya 'Kinan' itu dengan wajah cemberut membuat pipinya mengembung bak ikan buntel.

"Iya, iya maaf, jangan ngambek dong" ucap gadis cantik itu dengan mencubit gemas pipi kinan.

"ihhhh, Jevaaa" ucap kinan sambil memukul pelan punggung tangan gadis cantik yang bernama 'jeva' itu. Sedangkan 'jeva' hanya cengengesan saja dan kembali ke tempat duduknya.

Jeda beberapa menit...

"Va?" panggil kinan kepada sohibnya yang malah asik meminum jus alpukat, setelah tadi berhasil mencubit pipi mulusnya yang untungnya tidak terlalu sakit.

"Hm" jawab jeva dengan cuek, sangking cueknya kinan hanya bisa mengerucutkan bibirnya kesal.

'Ck, gini ni kalo punya sohib kek kulkas berjalan, pengen tak ceburin aja ke sumur tapi, nanti gak punya kawan, mana masih sayang, hiks' gerutu kinan dalam hati.

"Gak usah nge-gerutu, kebiasaan" ucap jeva lempeng, tanpa lihat kinan yang cengo dan bertanya-tanya 'kok dia bisa tau?'

"Udah Kin, jangan cengo gitu, buru mau ngomong apa?" ucap jeva menyadarkan kecengoan yang tengah merasuki kinan.

"Haish, Jeva mah, ini nih, Mau pilih SMA Antariksa atau SMA Pancasila 1 atau SMA lain gitu? Yang mana?? Soalnya ini semua kan ada beasiswanya, dan masing-masing sekolah punya akreditasi sama fasilitasnya juga keren-keren lagi. Aihh Mamah, Kinan bingung" ucap kinan dramatis sambil mengacak-acak jilbabnya.

Jeva hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihatnya, sohib nya itu di SMP memang terkenal cerdas. saking cerdasnya ada 5 beasiswa yang datang kepadanya, dua diantaranya paling populer di kota hujan ini. Apalah daya dirinya yang otak kentang ini, hiks. Hanya mengandalkan uang orang tua saja, tapi tak apa, dia tidak berkecil hati dan tetap semangat mewujudkan mimpi.

"Gimana ini, Vaa?? Bingungg" tanya kinan frustasi sambil menjeduk-jedukkan kepalanya ke atas meja.

"Haish, Kamu ini, masalah kek gini ngapain bingung sih? Gampang kok, kamu tinggal pilih, sekolah mana yang deket sama rumah kamu? Biar ongkos nya gak terlalu besar, ada kan pasti?" ucap jeva lembut. Aneh yah, dia cerdas tapi masalah kek gini kenapa lemot? Capcay deh.

"Ada sih, SMA Pancasila 1, tapi tunggu, kamu sendiri memang mau sekolah dimana?" tanya kinan kepo, "Aku gak mau yah, kalo kita pisah sekolah, karena aku sama kamu itu bagaikan perangko dan amplop saling mengikat. Jadi, gak bisa dipisahkan" tambah kinan dengan nada alay khasnya.

"Idiw, alay" ucap jeva dengan raut wajah di jiji-jijikan dan kinan hanya cengengesan melihatnya.

"Jadi? Dimanaa?" tanya kinan dengan alis terangkat satu.

"Huft, Bang Rama udah daftarin aku ke SMA Djuanda 1, jadi kayanya, kita gak bakalan satu sekolah" Jawab jeva lemas, padahal dia juga sangat ingin satu sekolah dengan kinan, karena kalo ada kinan hari-harinya pasti menyenangkan. Terlebih lagi, dia anak yang introvert susah untuk mendapat teman.

"Hmm, Sebentar" ucap kinan dengan tangan kanan diangkat tanda stop, lalu dia mencari-cari kertas yang tergeletak diatas meja.

"Ketemu!!" teriak heboh kinan membuatnya menjadi pusat perhatian di resto tersebut. Jeva hanya bisa tersenyum canggung dan meminta maaf atas keributan yang dibuat sohibnya.

"Ketemu apaan?" ujar jeva sambil mengernyitkan dahi bingung.

"Inii nihh" ujar kinan semangat dengan menujuk-nunjukan kertas yang dia pegang.

"Hah? Apaan sih?" ujar jeva masih tak paham dengan apa yang kinan lakukan.

"Baca," perintah kinan kepada jeva sambil menyodorkan kertasnya.

Jeva mengikuti perintahnya, membaca dengan seksama secara teliti setiap kata yang di ketik melalui komputer itu.

"Serius?!" ujar jeva dengan raut mata berbinar. Kalian pasti tau kan, apa itu? Yup, itu adalah kertas yang menjelaskan, bahwa : 'Kinan Ayu Ningtias, diterima di SMA Djuanda 1 dengan beasiswa full'.  Woahh ' maka nikmat tuhanmu manakah yang kau dustakan? Wahai jeva?' saking bahagianya mereka bisa bersekolah bareng, mereka jingkrak-jingkaran macam anak kecil yang baru dibolehin makan es krim oleh ibunya. Aihh, tak tahu tempat memang, kan sekarang mereka jadi pusat perhatian. Cape deh.

Ck, kalian salah kalo ngira jeva kalem, aslinya, kalo udah akrab kebobroknya gak ketulungan sebelas dua belas kek kinan, makannya disekolah dulu mereka di cap duo gesrek.

Setelah adegan memalukan yang membuat mereka meminta maaf kepada pengunjung. Mereka kembali duduk di tempat semula, karena ada rasa janggal dan aneh akan sesuatu jadi jeva kembali bertanya, "Bentar deh, aku bingung, kan SMA Djuanda 1 jauh alamatnya dari rumah kamu dan itu bisa bikin ongkos jadi mahal loh, emang gapapa gitu?" tanya jeva bingung.

"Aih, iya juga sih, tapi gapapa lah, cuman naik angkot 2 kali ini, bulak balik kam jadi 4 total ongkosnya jadi 10rb. Gak masalah lah, bisa diatasi" ujar kinan penuh semangat, setelah tadi menghitung-hitung pengeluarannya, bisalah untuk 1 bulan sekolah pake uang tabungannya dan selanjutnya dia harus nyari pekerjaan part time yang menguntungkan.

Ah, waktu sudah hampir pukul 4 sore jadi Mereka bergegas untuk segera pulang, eh bukan ning, melaikan mereka mampir dulu ke toko buku untuk membeli beberapa keperluan sekolah, sebab 2 minggu dari sekarang mereka sudah menyandang sebagai siswa SMA.

Oke fiks, sekian terima kasih untuk carita ini...

Maaf deh kalo gak jebo:)

Dadahh✋

Jangan lupa vote and coment!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Till JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang