Bel masuk telah berbunyi, menandakan bahwa jam istirahat telah selesai. Semua anak anak langsung bergegas menuju kelasnya masing masing. Termasuk anak anak yang berada di kelas G.
Hyunjin dan Jeongin yang masuk beriringan menimbulkan pertanyaan di kepala teman teman nya. Karna jarak bangku Jeongin dan juga Hyunjin jauh, membuat mereka akhirnya jalan terpisah menuju bangku nya masing masing.
Seungmin, Felix dan Jisung menatap Jeongin dengan pandangan seolah olah meminta penjelasan mengapa diri nya bisa dekat dengan Hyunjin. Padahal tadi pagi mereka habis ribut.
"Hahhh... Gua tau kalian pasti kepo, tapi sebelum nya. Nih, Kak Hyunjin tadi nitip in pin ini ke gua." Jeongin mengeluarkan tiga pin berbentuk huruf G berwarna emas ke hadapan tiga teman nya itu. Hal itu membuat mereka sadar kalau hanya mereka saja yang belum memakai pin yang hanya di khusus kan untuk murid kelas G.
"Gua tadi minta maaf ke dia. Gua sadar, sikap gua udah keterlaluan banget ke dia. Gua juga disini gak ada niatan nyari musuh. Jadi, yaudah deh gua minta maaf ke dia." Jeongin menjelaskan semuanya mengapa dia tiba tiba menjadi dekat dengan kakak kelas nya itu.
Ketiga teman nya hanya ber-oh ria saja saat mengetahui apa yang terjadi diantara mereka berdua.
"Udah ih jangan nangis, Li. Masih banyak loh cowo yang mau sama lu."
Suara isak tangis tiba tiba masuk ke indra pendengar mereka bertiga. Mereka melihat lima orang perempuan anak kelas mereka sedang berkumpul. Yah, hanya mereka yang terpilih. Dua diantara nya se angkatan sama Jeongin dan kawan kawan.
Mark selaku penanggung jawab kelas G atau bisa di bilang ketua kelas menghampiri geng an perempuan itu. Menanyakan apa yang terjadi dan mengapa Lia bisa menangis.
"Kak Minho! Kenapa kakak tadi malah suap suap an sama dia!?" jari telunjuk nya yang ramping menunjuk tepat ke arah Jisung. Jisung yang tiba tiba di tunjuk seperti itu bingung dan tidak terima.
"Apa maksud lo hah?! Biasa aja kali. Cih."
Jujur, Jisung sebenernya males banget berurusan dengan perempuan. Mereka tuh ribet. Masalah sepele aja di besar besarin.
Sementara orang yang nama nya di sebut kan oleh Lia tadi hanya diam tak bergeming. Lee Minho. Dia memilih untuk menyandarkan punggungnya di bangku kayu milik nya.
"Lagian kenapa sih lu masih ngejar gua? Gua cape dari dulu di kejar sama lu. Gua mohon sama lu, mulai sekarang stop kejar gua. Gua risih dari SMP selalu di kejar oleh lu, Li."
Minho bangkit dari duduk nya dan pergi meninggalkan kelas. Meninggalkan kelas saat jam pelajaran adalah hal yang sangat di larang di sekolah ini (kecuali izin ke toilet atau ke ruang guru guna mengumpulkan tugas)
Minho bisa kena hukuman karna keluar saat jam pelajaran. Tapi dia tak perduli. Dia muak dengan perempuan tadi. Dari dia SMP bahkan sampai sekarang diri nya masih mengejar ngejar Minho.
Padahal Minho selalu menolak nya berkali kali. Minho juga tak menyangka kalau Lia bisa masuk ke Class G. Ah... Minho lupa. Dia adalah penyanyi dengan suara nya yang lembut. Jangan lupakan kemampuan nya dalam memainkan alat musik bernama piano. Oh! Dan juga nilai MTK nya yang selalu di atas rata rata.
"Ck ah!"
Langkah kaki nya membawa diri nya menuju rooftop sekolah. Beruntung diri nya tak bertemu dengan para guru yang sedang mengawas lorong. Bisa kena hukuman dia.
Mari kita biarkan Minho sejenak di atas rooftop.
Suasana di kelas tiba tiba ricuh karna Lia yang tiba tiba menjambak rambut Jisung.
"Heh anjing! Sakit woy!! Lepasin kagak hah?!"
Cengkraman tangan Lia pada rambut nya sangat kuat. Jisung yakin jika beberapa helai rambut nya akan rontok akibat jambakan yang Lia berikan kepada nya.
"Mangkanya jadi orang jangan nyebelin! Gua yang udah hampir tiga tahun cape cape ngejar Kak Minho dan lu dengan gampang nya malah suap suap an sama dia!"
"Yah mana gua tau! Itu aja si Minho tiba tiba nyamperin gua! Lepasin anjing! Liaaaa!!"
"Gak mau ihh! Lu nyebelin!"
"Liaaaa!!!"
"Jisung!!!"
"STOP!"
Jinyoung murid yang terkenal kalem di kelas akhirnya membuka suara dengan teriakan nya yang lumayan keras. Diri nya berjalan menghampiri Jisung dan Lia yang masih saling menjambak. Ah tidak, lebih tepat nya Lia yang menjambak rambut Jisung dan Jisung yang mati mati an untuk melepaskan cengkraman tangan Lia pada rambut nya.
PLAK!
PLAK!
Jinyoung dengan mudah nya menepak tangan Lia dan Jisung yang dimana membuat cengkraman mereka satu sama lain terlepas. Dua tangan nya dia gunakan untuk menjewer telinga Lia dan Jisung.
"Bisa diem gak hm? Gua lagi ngapalin rumus fisika ya anjing! Lu gak tau apa lusa gua ada lomba fisika!? Dan kalian malah enak enakan ribut disaat gua lagi belajar. Untung gua pinter sih. Jadi gampang buat ngapalin nya. Tapi tetep aja. Kalian berdua...
Jinyoung makin kuat menjewer telinga Lia dan Jisung. Sementara dua anak itu sudah mengaduh kesakitan. Karna demi apapun, baru kali ini baik Lia maupun Jisung merasakan jeweran yang sangat pedas.
"Ampun kak... I-iya iya kita gak bakal berantem lagi." ucapan Jisung barusan langsung di angguki sama Lia.
"Kalo mau ribut bilang. Nanti gua sewa in kalian ring tinju. Biar puas sekalian."
Akhirnya Jinyoung melepaskan jeweran nya pada telinga Jisung dan Lia. Bisa dilihat telinga kedua nya yang memerah akibat jeweran Jinyoung yang tak main main itu.
"Apa lo liat liat?!"
"Dih geer banget! Ngapain juga gua ngeliatan nenek lampir kek lo!"
"Heh kurang ajar ya lo!"
"Ekhem!"
Yap. Jinyoung bersuara lagi, membuat Jisung dan Lia yang masih sempat untuk beradu mulut lagi lagi terdiam. Mereka berdua kembali ke tempat duduk nya masing masing. Tapi dengan pandangan yang saling lirik satu sama lain dengan sinis nya. Kalau di anime anime mungkin sudah ada sengatan listrik saat mereka berpandangan pandangan dengan mata sinis mereka.
"Udah sung... Sabar ya." Felix teman sebangku nya Jisung mencoba untuk menenangkan teman nya itu.
Setelah HyunJeong akur, sepertinya akan ada keributan lain nya di dalam kelas ini. Jisung dan Lia.
'Lagipula, gua juga gak bakalan suka sama tuh kucing garong. Idih. Sok ganteng pula.'
Jisung kini tengah memisuhkan sosok Minho dalam batin nya. Dan juga, Jisung jadi teringat dengan kejadian istirahat tadi saat dirinya dan Minho di perpustakaan. Jangan jangan yang tadi membanting pintu perpustakaan adalah Lia.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
G-Class [SKZ]
FanfictionDua puluh murid di satukan di dalam kelas bernama G Class. Mereka semua adalah anak anak pintar dan berbakat. Baik di bidang non akademik maupun akademik. Tapi, bagaimana jika anak pintar ini memiliki perasaan satu sama lain? Dan bagaimana anak anak...