Namjoon termenung, Dia tidak bisa tidur meski merasa lelah. Beberapa hari terakhir dia melakukan persiapan pernikahannya dengan Seokjin, dan memindahkan barang-barangnya ke apartemen Seokjin.
Seharusnya hal itu membuat Namjoon tertidur dengan cepat karena lelah. Namun, yang Namjoon lakukan adalah terjaga hingga larut malam.
Namjoon Memperhatikan Seokjin yang sedang tertidur di sampingnya. Pria manis yang selalu berada disisinya sejak kecil, Teman kecil yang membuat Namjoon jatuh hati pertama kali bahkan hingga detik ini.
Dia mengusap wajah Seokjin yang tampak kelelahan, Mungkin karena menjamu para tamu di acara pernikahan mereka tadi siang dan tubuh Seokjin yang masih kesulitan menyesuaikan kehamilan awal.
Namjoon menghela nafasnya dengan berat, Hari ini adalah hari pernikahannya dengan Seokjin. Seharusnya ini adalah hari yang paling membahagiakan untuknya, seharusnya Namjoon merasa puas karena Seokjin sekarang adalah miliknya.
Namun, sejauh apa kebohongan yang dirinya lakukan bisa bertahan?
Sampai kapan pernikahan berlandaskan kecurangan ini bisa ia pertahankan?
Bagaimana mungkin dia bisa tidur, jika tiap kali dirinya memejamkan mata. Hal yang muncul dalam kepalanya adalah wajah Seokjin yang terisak bahkan dalam tidurnya setelah Namjoon menidurinya. Wajah kebingungan Seokjin ketika tau bahwa dirinya hamil.
Dan raut kecewa apabila pria itu tau bahwa Namjoon telah menipunya.
Malam itu tidak murni sebuah kecelakaan, begitupun dengan kehamilan Seokjin yang sedari awal Namjoon rencanakan.
Ketika itu Namjoon mendengar orang tua Seokjin sudah mendesak Seokjin untuk menikah karena Seokjin adalah seorang carier. Beberapa kali Namjoon bahkan mengantarkan dan menunggu Seokjin untuk sekedar berkenalan dengan teman kencan yang orang tua Seokjin kenalkan.
Namun, Namjoon selalu bersikap posesif dalam diam. Dia tidak membiarkan siapapun mendekati Seokjin dengan mengancam mereka tanpa Seokjin ketahui.
Ada begitu banyak rasa panik yang Namjoon rasakan ketika dia mendengar Seokjin di desak untuk menikah. Bagaimana jika Seokjin pergi dari kehidupannya? Bagaimana jika Seokjin tidak lagi memperhatikan dan mengurusnya?
Namjoon tidak mungkin leluasa bersama Seokjin apabila pria itu menikah dengan orang lain. Namjoon tidak akan rela.
Hingga yang Namjoon pikirkan saat itu adalah bagaimana cara agar Seokjin tetap menjadi miliknya.
"Kau mungkin sudah tau kalau Clomiphene citrate dapat menyiapkan rahim agar segera siap hamil"
Bukan tak pernah Namjoon mengajak Seokjin untuk menikah secara baik-baik. Namun Seokjin tidak menganggap ucapannya serius.
Pria itu berfikir Namjoon hanya bercanda karena Seokjin sering kali di jodohkan namun tidak ada satupun yang berhasil.Padahal yang tak Seokjin ketahui, Namjoon-lah yang menggagalkan semua itu.
Hal yang Namjoon lakukan adalah cara paling terdesak yang bisa dirinya lakukan. Dia akan menjebak Seokjin, membuat Seokjin hamil anaknya dan tidak akan bisa menolak untuk menikah dengan Namjoon.
"Kau bisa mencampurkan pada minuman atau makanan Seokjin tanpa dia tahu"
Namjoon sudah berkonsultasi dengan Hoseok, teman sekaligus dokter pribadinya. Dia meminta Hoseok untuk meresepkan Seokjin obat agar segera hamil bahkan jika mereka hanya melakukan satu kali.
"Berapa lama sampai Seokjin benar-benar siap? "
Hoseok menggeleng kecil. Dia tidak tau bahwa Namjoon akan bisa bertindak se-nekat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident (Namjin)
FanficShort story Namjin Fanfiction Seokjin hanya ingin menyelamatkan teman kecilnya dari skandal seksual yang direncanakan oleh rekan kerja. Namun malam itu, Namjoon yang dalam keadaan setengah sadar meniduri nya. Bisakah Seokjin mempertahankan bayi yan...