Note : Ini adalah cerita Flashback dari Part 16 - Oliviamedia.
Evan Prakasa, pria yang sangat ambisius dan licik. Dia juga adalah tangan kanan Dewa Oshe yang sudah sangat dipercayai dan saat ini ia masih mengincar Oliviamedia milik keluarga Oshe.
Ia dipercaya untuk menjadi juri lomba novel yang diselenggarakan oleh Oliviamedia. Sampai pada akhirnya ia melihat CV dan karya dari Aurora yang sangat bagus dan unik.
"Cantik." ucap Evan tersenyum.
Dengan segera Evan menelpon nomer Aurora yang sudah tertera di CV.
"Hallo?" ucap Aurora dari teleponnya.
"Apa benar dengan Aurora Afsheen?"
"Benar Bapak!"
"Saya dari Oliviamedia, Anda lolos ditahap selanjutnya, apakah Anda bisa menuju ke kantor?"
"Baik Bapak! Saya akan segera kesana."
"Saya tunggu!"
"Baik Bapak, terimakasih."
Tut! Tut! Tut! Lalu sambungan telepon terputus.
Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk pintu kantor milik Evan dan sudah dipastikan jika itu adalah Aurora.
Tok! Tok! Tok!
"Silahkan masuk!"
"Perkenalkan, saya Aurora Ameera Afhseen."
"Oh kamu yang menulis novel yang berjudul Larut itu kan?"
"Iya Bapak benar!"
"Saya sangat suka karya kamu." jawab pria itu lantang.
"Terimakasih Bapak." ucap Aurora tersenyum.
"Saya lihat di CV, kamu adalah Mahasiswi Adytama benar?"
"Benar!"
"Haha baik! Saya akan memperkenalkan terlebih dahulu, nama saya adalah Evan Prakasa pemilik Oliviamedia." ucap Evan memperkenalkan diri dengan ramah.
"Baik Bapak Evan." balas Aurora tersenyum.
"Wait, berarti kamu tahu Algieba. Apa kamu kenal dengan Algieba?"
"Kenal Bapak."
Evan tertawa kecil dan bergumam pelan. "Gotcha!"
"Haha terimakasih atas karya kamu, saya akan memproses lebih cepat." ucap Evan.
"Jadi novel saya benar-benar akan diterbitkan tanpa audisi dan menunggu ditahap berikutnya Pak?" ucap Aurora tak percaya.
"Iya!"
"Terimakasih banyak Pak Evan." kata Aurora lagi sambil berbinar.
"Maaf kalau harus repot-repot meminta kamu datang ke kantor padahal hanya memberikan info seperti ini."
"Tidak masalah Pak! Saya sangat senang dan berterimakasih banyak. Apalagi saya langsung bertemu dengan Bapak selaku pemilik Oliviamedia saya merasa terhormat."
"Haha! Bisa saja kamu!"
"Baik kalau begitu saya pamit dahulu ya pak, terimakasih atas waktunya."
Lalu Aurora berpamitan dan keluar dari ruangan itu.
Beberapa saat tiba-tiba gebrakan pinti terdengar dengan jelas, ia memasuki ruangan audisi dengan raut wajah yang menakutkan.
"EVAN!"
Evan dengan cepat menoleh. "Hai Algieba, udah lama kita enggak ketemu." ucap Evan menyapa.
"Udeh ye anjing gausa bacot, lo ngapain di sini?" tanya Algieba emosi.
"Ya buat ngurusin Oliviamedia! Gue kan jadi juri Lomba Novel Oliviamedia tahun ini."
"GUA UDAH PERNAH BILANG, KALO OLIVIAMEDIA SELURUHNYA ITU GUA YANG NGURUS!" kata Algieba berteriak.
"Bokap lu pasti lebih percaya seluruhnya ke gue!"
"Gua ingetin lagi! Oliviamedia gabakal pindah tangan ke lo, karena ini milik nyokap gua bukan bokap gua!"
"Haha. Semangat kerja kerasnya Al! Bokap lu engga akan percaya, meskipun lu anak kandungnya sendiri."
BRUGH!
Algieba memukul keras rahang kanan Evan sampai terjatuh.
"Jangan kelewat batas!" ucap Algieba memerintahkan dengan nada tegas dan menakutkan.
Evan hanya melihat parau ke arah Algieba, ia masih merasakan rahangnya yang sangat sakit, mungkin sudah retak.
BRAK!
Algieba menutup keras pintu sampai membuat beberapa karyawan disana bertanya-tanya.
"Mas Algieba ada apa?"
"Dia anak dari Almarhum Ibu Olivia dan Bapak Dewa kan?"
"Mungkin berebut warisan."
Seperti itu lah suara-suara samar yang didengar oleh Algieba tetapi ia sama sekali tidak memperdulikannya.
Kelebihan lain dari Algieba adalah tidak memperdulikan ocehan dan perkataan orang lain, karena mereka hanya bisa menilai dari luarnya saja.
Keesokan harinya Evan didatangi oleh anak buahnya.
"Bos, saya sudah mengikuti aktifitasnya dan benar sekali bahwa Algieba dan Aurora sangat dekat." ucap Pria berbadan besar.
Dengan cepat Evan meraih foto-foto yang diberikan oleh anak buahnya. "Gue bakal ngerebut apa yang berharga buat lu, Al! Tunggu aja!"
~~~