Bab 6 : Dikenalin

4.2K 360 4
                                    

_GEZARA_

Mampus gue. batin Geza meringis.

"Hahaha, Adek udah kenyang? Kalo belum nambah lagi, ayo jangan malu-malu." Arsen tertawa garing mencoba mencairkan suasana yang medadak menjadi kaku.

"Mm-maaf." cicit Geza tak enak dengan ekspresi keluarga nya yang kaget dengan suara sendawa miliknya.

"Gapapa, Ael. Itu tandanya kamu makan banyak, Kakak senang kalo kamu lahap makannya." ucap Haidan lembut.

"Iya, Geza gak perlu ngerasa gak enak, kita semua maklumin kok." sambung Barra tersenyum.

"Iya, Adek gak perlu khawatir, nih abang temenin, Ergghhh." ucap Arsen sambil ikutan bersendawa kencang.

Adit yang duduk dihadapan Arsen pun melempar daun selada ke wajah Arsen. Sungguh, Arsen sangat tidak sopan bersendawa langsung didepan mukanya yang ganteng. Barra pun tak mau kalah, dia menjejalkan potongan buah kedalam mulut Arsen paksa.

"Kenapa kamu juga ikut-ikutan, hah? Cuma Geza yang boleh sendawa. Kamu gak usah ikut-ikutan, dasar nggak sopan." omel Barra sembari tangannya menjejalkan potongan buat kedalam mulut Arsen.

"Kakak, udah. Kasian Kak Arsen gak bisa nafas." lerai Geza.

"Biarin aja, Gez. Biar anak ini kapok dan gak ngulangin lagi."

Geza bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kursi Arsen. Dia membersihkan kotoran-kotoran yang ada diwajah Arsen akibat ulah Adit dan Barra.

"Maaf ya kak Arsen. Gara-gara aku, kak Arsen jadi dinistain sama Kak Barra dan Kak Adit." ucap Geza sambil mengelap lembut wajah Arsen dengan tisu.

"Iyaa, Adek. Gapapa kok, emang Kak Adit sama Barra suka banget nistain kakak, jadi kakak udah biasa." balas Arsen mendramatisir.

Sedangkan Adit dan Barra yang melihat adiknya membela Arsen mendengus kesal karena cemburu. Bahkan, Haidan yang tidak terlibat pertengkaran itupun ikut menatap cemburu kearah Geza.

"Geza, kamu gak perlu belain Arsen, dia itu emang perlu diajari sopan santun." ucap Barra sambil menarik tangan Geza untuk kembali duduk dikursinya.

"Tapi-"

"Udah, mending kita jalan-jalan keliling mansion. Kamu belum hafal mansion ini kan? Ayo, kakak temenin." ucapan Geza terpotong oleh tarikan Barra. Mau tak mau Geza menganggukkan kepalanya setuju.

Mereka berlima menyusuri satu persatu ruangan dan fasilitas yang ada di mansion tesebut. Sedangkan para orang tua tidak ikut karena ingin bersiap pergi mengunjungi pesta rekan bisnisnya.

Arsen dan Barra dengan semangat menjelaskan setiap sudut dimansion, sedangkan Geza hanya menganggukkan kepalanya mengerti sambil sesekali terpukau oleh keindahan mansion tersebut.

Dibelakang Haidan dan Adit hanya mengikuti ketiganya dengan masih menyalangkan tatapan permusuhan antara keduanya.

Haidan yang masih tidak terima Adit ikutan memanggil adik kesayangannya Ael dan Adit yang masih kesal karena tidak diperbolehkan memanggil Geza dengan nama Ael.

Setelah setengah jam keliling mansion, mereka akhirnya beristirahat diruang keluarga. Geza duduk diatas sofa dengan diapit oleh Haidan dan Adit sedangkan Arsen dan Barra memilih duduk dibawah lantai yang dilapisi karpet lembut.

G E Z A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang