Prolog

6.2K 237 11
                                    

🌹Happy Reading 🌹

Jika jarak menurutmu adalah halangan, maka jadikanlah itu sebagai tantangan

~Melati~

Sulawesi selatan, Pangkep, 07 Januari 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sulawesi selatan, Pangkep, 07 Januari 2019.

Pagi cerah menyinari seisi ruang kamar. Perlahan dia mengerjapkan matanya.

Sinar mentari mendarat sempurna di tepi permukaan wajah seorang laki-laki tampan, membuat sang empu semakin mengerjapkan matanya.

Perlahan dia membuka matanya dengan mata yang menyipit. Di tariknya sebelah tangannya, dihadapkanya telapak tangan tersebut di depan wajahnya untuk menutupi sinar matahari yang masuk ke dalam kamarnya.

"Udah pagi ternyata," gumamnya

Dia menyibakkan selimutnya menampakkan jenjang kaki yang kekar. Perlahan dia menurunkan kakinya dari atas kasur. Sedikit terdiam dalam beberapa menit menunggu nyawanya kembali mengumpul dengan sempurna.

Lelaki itu bangkit dari kasurnya. Berjalan malas mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Selamat pagi dunia tipu-tipu," ucapnya menatap dirinya yang sangat berantakan di depan cermin.

Lelaki itu mulai membersihkan dirinya dengan awalan mengambil sikat gigi. Dia kembali memutar kejadian di dalam mimpinya yang terasa begitu nyata.

"Ah, itu cuma mimpi kenapa gue merasa seperti kenyataan? Tau lah, I don't care," ucapnya kembali menggosok gigi.

"Astaga, cakep bener gue yak," gumamnya memuji dirinya sendiri.

"Kakak! Cepat dong, sudah telat nih!" Teriak seorang gadis dari luar kamar.

"Anak ini ganggu saja, orang lagi memuji ketampanan diri sendiri," kesalnya langsung keluar dari kamar mandi.

"Iye bawel!" Dia mengambil tas sekolahnya dan langsung turun ke bawah.

Dia Alvian Renandra. Seorang siswa dari SMAN Pangkep 2 Sulawesi Selatan yang menduduki bangku kelas akhirnya yaitu kelas 12. Seorang lelaki pintar yang selalu mendapatkan peringkat 3 besar di kelasnya. Panggil saja dia dengan sebutan Al.

Lelaki itu bahkan menjadi bulanan para siswi di sekolahnya karena ketampanannya dan sikap bad boy nya.

Dia memiliki adik perempuan bernama Diana Renata, hanya berjarak 3 tahun dengannya. Bahkan Diana selalu tidur bareng dengannya tanpa rasa jaim terhadap kakaknya.

🥀

Jakarta, 07 Januari 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jakarta, 07 Januari 2019.

Seorang gadis terlihat sedang terburu-buru ingin segera pergi menuju Prapatan tempat orang-orang menunggu angkutan yang akan mereka naiki.

"Mah, Mama, masih lama? Aku udah mau berangkat!" Teriak Melati di luar kamar mandi.

"Iya, iya ini sudah selesai," sahut mama dari dalam kamar mandi.

"Cepetan mah." Melati pun kembali ke ruang tamu. Dia terus melirik jam, sudah jam 05.35 dia harus segera berangkat sekolah biar tidak terkena macet.

Melati Azreina gadis cantik yang murah senyum pada siapapun. Gadis ini menduduki bangku SMA kelas 11. Melati adalah gadis yang cukup pintar. IQ-nya pun di atas rata-rata. Dia selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya. Namun sayangnya Melati bukanlah gadis populer yang memiliki kekayaan seperti anak-anak lain punya.
Dia bahkan mendapatkan beasiswa dari sekolahnya. Meski bukan sekolah negeri yang dia tempati melainkan madrasah. Melati pun tak pernah melanggar peraturan sekolah kalau tidak terpaksa.

Gadis ini cukup populer dikalangan guru-guru karena kepintarannya membuat para guru memujinya, di tambah Melati dari kalangan orang tidak mampu membuat para guru terkesima dengannya. Melati sangat bersyukur mendapatkan perhatian lebih di sekolah menengah atasnya ini, beda dengan waktu dia di sekolah menengah pertama dia menjadi bahan bully an satu angkatan.

Entah apa yang salah dari dirinya, Melati terus menjadi bahan bualan anak-anak sekolah nya. Selalu di belakangi dan tidak ada yang mau berteman dengannya. Hanya beberapa orang saja. Dan itu pun mereka harus bermuka dua di depannya. Sungguh menyesakkan jadi Melati saat itu. Tapi dengan kesabarannya dan berusaha tidak perduli dengan lingkungan Melati berhasil melewati itu semua hingga lulus.

Dan kini Melati bukanlah Melati yang dulu. Sebisa mungkin dia harus bangkit dari rasa terpuruknya. Dengan senyum manisnya dia selalu menutupi semua yang telah terjadi dengannya selama ini.

Ceklek

Mama pun keluar dari kamar mandi.
"Aish orang lagi mandi digedor gedor. Giliran tadi pas ditanya mau berangkat jam berapa malah diem aja." Omel mama masuk ke dalam kamar.

"Yaudah si maap. Cepetan mah aku udah telat nih" teriak Melati sudah kembali berdiri lagi.

"Makan dulu eh" ujar mama mengambil nasi kuning yang tadi dia beli untuk anak-anak nya.

"Ngga sempet, aku udah telat banget ini" balas Melati langsung mengambil sebungkus nasi uduk dan dia masukan ke dalam tas.

"Satu... Dua.. argh... Be-rat banget buset dah" gumamnya mengangkat tas sekolahnya.

"Gimana gak berat coba kalo isinya laptop, buku cetak ada enam, buku tulis delapan, mukenah, air minum, nasi uduk sama tetek bengek yang lainnya." ucap mama menyilangkan tanganya di atas dada.

"Ck namanya juga anak sekolah."

"Ya tapi nggak semuanya dibawa juga kali neng. Kan bisa di tinggalin beberapa buku di kolong meja"

"Dih ketahuan mama sering begitu kan waktu sekolah. Hayo ngaku..." Ucap Melati meledek mamanya.

Mama tersenyum kikuk. "A- ya ga gitu juga maksudnya. Kan itu saran mama, lagian kamu itu mau punggungnya jadi bungkuk karena bawa tas berat-berat. Dibilangin sama orang tua ko malah ngejawab terus. Selalu aja ngeyel susah di bilangin." Cercah mama. Loh kenapa jadi Melati di omelin. Kan Melati cuma ngeledek mamanya.

Aish... Dasar emak-emak emang ngga pernah mau disalahkan.

"Tau ah pusing, aku ngomong sebaris mama ngebalesnya satu buku. Aish dasar emak-emak." Melati pun langsung narik tangan mamanya, Salim dan meminta kecupan di dahi, pipi kanan dan kiri abis itu barulah dia berangkat sekolah.

"Anak mama udah gede masih aja minta cium" ucap mama mengusap lembut pucuk kepala Melati.

Melati tersenyum dan langsung nyengir manis pada mamanya.

"Biarin aja. Dah ah aku berangkat ya mah. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam hati-hati di dalem angkot. Kalo ada yang jail tampol aja langsung!!" Teriak mama Melati.

Melati pun menengok tersenyum pada mamanya melambaikan tangan. "Siap bosqu tar aku tendang dari dalem angkot" Melati pun berlari kecil layaknya anak bocah.

Entah kenapa hari ini Melati terlihat sangat bahagia. Dia berjalan dengan bersenandung, layaknya anak kecil yang sedang berjalan senang abis mendapatkan ice cream, Melati pun terlihat seperti anak bocah yang terpaksa memakai baju SMA nya.

🌹🌹🌹
.

Semoga suka ya sama ceritanya:)
.
Jangan lupa vote & komenya❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MERANGKAI LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang