Hi, if you don't mind, please give support for this work >< Thank you, happy reading~
.
.
.
.
.
.
Luka itu bisa sembuh. Yang susah sembuh adalah luka dalam, alias mental dan perasaan.
Tidak berdarah tapi sakit luar biasa. Bahkan bisa saja bertahun-tahun tidak akan hilang.Itu ketakutanku. Takut Lucas akan terluka dengan sangat dalam.
Tidak, dia tidak pantas untuk itu. Kenapa pula aku tidak percaya padanya sejak dulu ?
Kenapa bisa aku sebodoh itu hingga tidak percaya pada kekasihku ? Orang sebaik Lucas ? Ck.Orangtuaku bahkan kau, semuanya percaya pada kertas palsu itu!!
Perkataan Lucas teringiang dalam kepalaku.
Anak itu bukanlah anak Lucas...Jane hanya ingin merebut kebahagiaannya dulu.Penyesalan memang selalu datang belakangan. Iya, aku menyesal. Menyesal teramat dalam sampai rela melakukan apa saja untuk memperbaiki semuanya. Tapi tidak bisa, waktu tidak bisa kembali.
"Oh Tuhan, apa yang sudah kulakukan..." Ringisku saat pikiran penyesalan itu datang kembali.
Lucas juga semakin mengkhawatirkan, sehari setelah kejadian itu ia langsung berangkat menuju Jerman. Katanya urusan pekerjaan tapi entah kenapa perasaanku tidak enak.
"Kak, istirahatnya sudah mau sele-loh Kak ? Nangis ?" Jaemin menghampiriku.
"Kenapa ?" Tanyanya panik lalu memberiku sapu tangan.
Aku menggeleng lalu mengusap mata dengan buru-buru.
Jaemin menghela nafas lalu duduk di sebelahku, "apa karena Pak Lucas ? Sepertinya kalian memiliki hubungan yang cukup dalam dan uhm...ada salah paham juga....mungkin..."
Diam.
"Kau bisa cerita jika itu membuatmu tenang..." Katanya lagi.
Kedua tanganku kuremas. Hatiku benar-benar sedang sensitif sekarang. Menerima kebaikan sekecil apapun membuat air mataku langsung turun kembali.
"Bagaimana ini...aku tidak tahu bagaimana menghubungi Lucas. Kemarin ia terlihat marah sekali, bahkan dulu saja aku tidak pernah melihatnya semarah itu hiks.." isakku lagi.
"Tenangkan dirimu dulu. Sebenarnya aku bukan ahli dalam memberikan saran soal hubungan. Tapi aku yakin semua akan baik-baik saja. Pak Lucas akan segera kembali dan kau bisa bicara dengannya saat itu. Mungkin beliau membutuhkan waktu ? Jadi jangan terburu-buru. Kau juga perlu menata hati kan ?" Kata Jaemin dengan mengusap punggungku. Aku mengangguk dan mengusap air mata sekali lagi.
"Terima kasih Jaemin. Maafkan jadi membuatmu mendengar hal begini."
"Anytime Kak. Ayo, sudah waktunya kembali. Kau bisa cuci muka dulu kalau mau. Dan tenang juga, ceritamu aman padaku." Senyumnya
Aku senang karena para pekerja divisiku sangat baik.
Semuanya mendukungku dan kadang memberi semangat.
Tapi tentu tidak sedikit pula yang melayangkan tatapan benci padaku. Beberapa rumor seperti 'gadis simpanan', 'pelakor' bahkan 'perusak hubungan orang' menjadi hal sehari-hari baru untukku.
Rasanya berat. Ingin sekali membuat klarifikasi tapi untuk apa ? Tidak ada gunanya.
Walaupun kebenaran terungkap, sepertinya mereka tetap akan seperti itu.
.
.
.
Satu bulan lamanya Lucas belum kembali.
Aku nekat bertanya pada sekretarisnya, katanya lelaki itu sedang sangat sibuk karena perusahaan utama yang berada di Jerman sedang ada masalah.
Aku meminta nomor Lucas pada sekretaris itu tapi ia tidak mau memberinya. Bahkan saat kubilang tolong sampaikan pesanku untuk Lucas pun ia tidak mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINE || Nct with sad ending- short story [ TAHAP REVISI]
Kısa HikayeNCT ot23 imagine with sad ending 💔 || Short Story|| Prepare your hearts Special note Ga semua sad end ya...variatif aja