chapter 22 : i'm unhappy

181 23 0
                                    

" I'm fighting shit in my head everyday that nobody knows about "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" I'm fighting shit in my head everyday that nobody knows about "




Lee Jeno. Ia terdiam kikuk menatap bahwa pembeli yang memesan orderan saat malam hari itu adalah kakak tiri nya sendiri. Kim Doyoung. Setelah bertahun tahun lamanya tanpa adanya tawa dan temu. Doyoung memeluk Jeno dengan erat. Jeno sendiri masih tidak menyangka bila akan dipertemukan dengan seorang masa lalunya.

" Permisi, anda bisa pergi sekarang" Doyoung menyuruh satpam yang memperhatikan mereka berdua untuk segera pergi dari tempat dan membiarkan Doyoung bertemu dengan adik tirinya itu, yang sudah jarang lamanya melakukan pertemuan.

" Kamu bekerja sekarang?" Tanya Doyoung masih dalam ekspresi terkejut dan terharu melihat keadaan miris Jeno.

" Iya, buat nambahin uang juga" jawabnya tersenyum

" Astaga, kenapa selama ini kamu nggak pernah bilang? Kakak kan bisa bantu kamu" Doyoung memegang tubuh Jeno dengan maksud tujuan memperiksa keadaan Jeno, apakah baik baik saja dan tidak terluka sama sekali.

" Jeno kan nggak punya kontak Kaka, gimana juga mau hubungin" ujarnya

" Oh iya, kamu masih sama Jaemin?"

" Masih kak, kebetulan dia ada di apartemen sekarang, "

" Yaudah, Kaka siapin mobil buat kesana ya? Kasihan banget kamu" Doyoung dengan tegasnya menyuruh para pekerja yang masih tertinggal disana untuk segera menyiapkan kendaraan pribadi menuju keberadaan tempat tinggal Lee Jeno. Kemudian setelah mobil itu datang, mereka berdua langsung masuk. Sedangkan motor Jeno ditinggal disana. Tenang saja, keamanan di kantor ini sangat ketat dan benar benar terjaga.

Doyoung terus menatap wajah adik tirinya yang kian sudah lama tidak ia pandang. Mengingat masa masa kenangan indah yang dilampauinya bersama Jeno dan Jaemin. Walaupun kakak kandung pertamanya, Kim Suho tidak merestui pengangkatan adik tirinya. Doyoung sama sekali tidak peduli.

Kurang lebih mereka sampai sekitar lima sampai dua puluh menit untuk menuju kesana. Karena, kepadatan lalu lintas juga tidak sebanyak siang dan sore hari. Sampai disana, Jeno mengantar Doyoung untuk pergi menuju kamar miliknya yang berada di lantai atas.

Pintu kamar terbuka , lalu mereka melihat Jaemin yang sudah terbaring lelah di atas ranjang ditutupi dengan selimut putih yang melindungi seluruh tubuhnya. Laki laki bertubuh jangkung itu langsung berlari dengan cepat menghampiri Na Jaemin yang matanya telah terpejam. Mengelus pelan dahi Jaemin yang masih sangat halus.

Doyoung ingin menangis. Tapi tidak mungkin juga seorang kakak paling tua akan menangis didepan wajah seorang adiknya. Doyoung ingin sekali mengubah kenangan masa lalu seperti tahun itu, walau tanpa adanya seorang ayah yang sekarang telah berpangku disisi sang kuasa.

Tiba tiba saja, seorang yang baru memasuki alam mimpi terbangun karena menyadari adanya seseorang yang masuk kedalam kamar, selain Lee Jeno. Jaemin terbangun lalu menatap Doyoung dengan pandangan yang bingung.

You | Lee Jeno ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang