"Carilah seseorang yang sempurna karenamu, dan menjadikanmu sempurna." - HEE Couple
~0000~
"Di mana sebenarnya anak itu?"
Choi Rae Hee tersenyum kalem kepada Ahn Ji Hae. Sedari tadi, ibunya Hee Chul itu menggerutu karena tidak segera melihat puteranya tersebut.
"Ini lucu. Tadi, sewaktu kau belum sampai, dia yang terus menerus mengulang kata-kata seperti itu," ucap Ji Hae lagi.
Sekarang, setelah menghabiskan hampir dua jam bersama Ji Hae di pesta ini, Rae Hee menyadari satu hal. Ahn Ji Hae tidak semengerikan saat pertama kali mereka bertemu. Saat Rae Hee pertama kali bertemu dengan Ji Hae, Rae Hee ketakutan. Wanita itu terlihat amat sangat berkuasa dan seolah siap melakukan apapun yang berbahaya.
Tapi yang Rae Hee lihat sekarang adalah Ahn Ji Hae, sosok ibu dengan segala sifat alamiah seorang ibu. Mencintai dan menyayangi anak-anaknya-tadi Rae Hee menyaksikan sendiri interaksi Ji Hae dengan kakak Hee Chul dan bagaimana wanita itu berbicara pada anak laki satu-satunya.
Tidak dibutuhkan waktu lama untuk Rae Hee menyadari bahwa Ahn Ji Hae seperti ibunya. Atau seperti ibu-ibu yang lain. Seolah rela menukar nyawa demi kebahagiaan anaknya. Dan Rae Hee sempat melihat bahwa Ji Hae, Hee Chul, dan Hee Jin berbicara bertiga di sudut ruangan, dan kumpulan itu membubarkan diri dengan Hee Chul mencium pipi ibunya.
Setelah itu... Kim Hee Chul menghilang.
Rae Hee tidak tahu ke mana pria itu pergi. Bahkan orang terakhir yang berinteraksi dengan Hee Chulpun juga mencarinya. Dan ini sudah lebih dari sepuluh menit.
"Dia harus berada di sini sekarang untuk siap pengumuman resmi pertunangan kalian setengah jam lagi," gerutu Ji Hae, mencoba menjulurkan leher dengan diam-diam dan mengamati setiap sudut.
"Aku akan mencarinya dan membawanya kembali."
Ji Hae berputar dan melihat ke arah Rae Hee, mengerjap. Lalu kemudian berseru, "Oh itu benar. Ya, ya. Kau yang harus mencarinya. Mengapa tidak terpikir olehku? Cari dia, Rae Hee-ya. Dan bawa dia kehadapanku."
Setelah berpamitan, Rae Hee meninggalkan ruang pesta melewati pintu keluarga dan berjalan memutar untuk memasuki pusat rumah. Ketika sampai di puncak tangga persimpangan-lurusan lorong pintu masuk-Rae Hee menghampiri seorang pelayan di pintu masuk ballroom yang langsung membungkuk hormat padanya.
"Apa kau melihat Kim-Presdir Kim?" tanyanya pada petugas itu.
"Saya melihat beberapa waktu lalu Tuan pergi ke ruang galeri, Nona."
Rae Hee melihat arah yang ditunjuk sang pelayan dan mengerjap, lalu menatap pelayan tersebut. "Apa kau bersedia untuk menunjukkan jalan?"
"Tentu. Mari."
Rae Hee memegangi bagian bawah gaunnya untuk memudahkannya berjalan sementara mengikuti pelayan itu. Dirinya pernah ke HEE Mansion tiga kali. Tapi tidak membuatnya hapal setiap sudut rumah besar tersebut. Rae Hee sendiri menduga dia membutuhkan waktu satu minggu penuh untuk benar-benar menjelajahi setiap sudutnya.
Ketika mereka menaiki tangga ke lantai dua, Rae Hee dibimbing menuju lorong yang kecil yang sangat panjang dengan lukisan dan patung yang menempel di dinding sekelilingnya. Karpet merah tergelar hampir menutupi lantai marmer berwarna gading dengan ukiran emas.
Mereka kemudian berbelok ke kiri dan Rae Hee melihat pelayan itu berdiri di dasar tangga spiral berwarna perak. "Ruangannya berada di atas, Nona."
Rae Hee mengangguk. "Terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
PREWEDDING
RomanceIni tentang harapan yang mungkin masih tersisa. Pertemuan antara dua orang asing yang saling membutuhkan demi memenuhi kepentingan masing-masing. Yang satu untuk menyelamatkan nyawanya sendiri, dan yang satu lagi untuk menyelematkan ibunya.