Setiap jiwa memiliki suara khasnya sendiriDan jiwa kita ingin merasakan suara getaran tersebut.
Menurutku.. getaran jiwaku dan getaran jiwamu satu "Frekuensi"
Itulah sebabnya aku merasa kita memang cocok.
~~~~~~
____________________________
Sesosok pria dengan pakaian serba hitam serta kacamata hitam, yang bertengger di hidungnya baru saja keluar dari halaman parkir. Pria itu segera berjalan menuju lorong istana diiringi wajah datar seperti biasa. Saat membelokkan badan kearah ruangan yang dituju tidak sengaja dirinya menabrak seseorang, membuat tubuh mereka sedikit terhuyung.
"Oh maaf.. maafkan aku kapten Jo" Ucap seseorang yang ditabraknya. Sedangkan ia hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun.
"Tae Eul, kau disini? Ada apa dengan kalian?"
Terdengar suara wanita menginterupsi kecanggungan yang terjadi di antara mereka."Eh Ji Ah? Ne.. aku ingin keluar sebentar. Ada urusan. Tapi saat berjalan tadi aku tidak sengaja menabrak kapten Jo, kalau begitu aku permisi duluan ya.. Ji Ah, Jo Yeong-ssi" Tae Eul mengangguk pada Jo Yeong. "Sekali lagi maaf" kemudian ia segera pergi meninggalkan keduanya disana.
"Kenapa kau menatapnya seperti itu?" Tanya Ji Ah pada pria berwajah datar di depannya yang terus menatap Tae Eul berjalan.
"Ini mataku"
Jawabnya singkat."Jangan bilang kau menyukainya?"
Yeong pun menaikkan alisnya. "Wae? Kau cemburu?"
"Tentu saja tidak, aku tidak perduli lagi.." jawab Ji Ah cepat. Seolah sangat tidak terima dengan pertanyaan pria itu. "Dan asal kau tau.. Andai orang tuaku tidak pernah berhutang banyak pada keluarga kerajaan, aku pasti sudah tidak sudi lagi untuk bekerja disini. Apalagi menjadi sekretaris dari Raja mu itu" Ji Ah berucap dengan wajah yang mulai memerah, jelas sekali dia tengah menahan amarah.
Sedangkan Yeong yang mendengar penuturan tersebut, hanya menampilkan ekspresi miris. "Kau memang orang serakah Ji Ah.. tidakkah kau lihat dia sangat baik padamu? Dan kalau benar kau tidak perduli lagi maka lupakanlah kenangan yang lalu, hiduplah dengan cara menyenangkan agar dirimu bahagia" Setelah mengatakan kalimat yang cukup panjang bagi seorang Jo Yeong tersebut, pria itupun segera berlalu meninggalkan Ji Ah. Yang kini terlihat hanya terdiam menahan tangis.
"Tidakkah kau lihat aku merindukanmu?"
Lirihnya sembari terus melihat punggung lelaki itu yang mulai menjauh.~~
"Pyeha.." Jo yeong membungkuk hormat saat sudah memasuki ruang kerja Raja nya tersebut.
"Kau sudah datang? Sampai jam berapa semalam?" Tanya sang Raja sembari mengulurkan tangannya untuk meminta sesuatu yang dibawa Yeong.
"Sampai jam 1 pagi, aku tidak melanjutkannya. Lagipula Tentu saja mereka tinggal bersama" Ucapnya dengan sedikit menampilkan wajah jengah di akhir kalimat.
Sang Raja, yaitu Lee Gon tidak menanggapi. Karena sekarang dia tengah sibuk mengamati foto-foto yang diambil oleh pengawal pribadinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Excellency 👑
FanfictionKau percaya akan takdir yang sama, dengan orang yang juga sama pada masing-masing alam semesta? Jika memang begitu, bagaimana dengan kehidupan di dunia kita? Karena kesalahan mereka, lalu kita ikut menanggung segala dosanya? Karena takdir mereka ya...