Chapter 5 (FLASHBACK)

548 92 13
                                    

"Kau bisa mengirim pesan kepada ibu atau saudara laki-laki mu kalau kau ada di sini. Anggaplah rumah sendiri, kau ingin teh atau coklat panas?"

Dia membawaku ke ruang tamunya setelah menyerahkan beberapa handuk untuk menyeka celanaku yang agak basah, aku duduk di sofa sambil mengangkat alis ke arahnya.

"Kau punya coklat? Kau tau cara membuatnya?"

Aku menggoda, dia menyilangkan lengannya dan membalikkan tubuhnya menghadapku

"Asal kau tau saja, aku memberimu muffin yang kau bilang muffin terlezat yang pernah kau rasakan, aku pecinta cokelat dan kau menanyakan itu padaku? Aku agak tersinggung, Nona Kim"

Aku tertawa keras, dia bahkan meletakkan tangannya di dadanya bertindak seperti tersinggung, aku melambaikan tanganku di udara cekikikan

"Oke, kau menang. Aku ingin secangkir coklat panas mu Officer"

"Satu coklat panas akan segera datang Nona"

Dia berjalan ke tempat yang aku kira dapur, untungnya aku merasa lebih baik sekarang, jantung ku berdebar kencang sebelumnya dan aku senang aku bisa tertawa lagi, dia teman bicara yang baik aku akui.

Aku melihat sekeliling apartemennya, dia rapi dan teratur itu yang aku suka, tidak ada foto dia atau keluarganya di atas meja, mungkin dia menyimpannya di kamarnya, aku sibuk melihat sekeliling ketika dia mengintipkan kepalanya dari dapur

"Apakah kau juga ingin muffin?"

"Ya, boleh"

Aku mengiyakan, muffinnya sangat enak harus kukatakan, aku bukan penggemar kue kering karena aku suka makan salad, yang baginya adalah rumput,

Dia menertawakanku dan mengangguk,

"Baiklah princess, ada remote di sana jika kau ingin menonton film"

Dia menunjuk ke meja tengah sebelum kepalanya menghilang, aku tersipu malu karna nama panggilannya padaku dan menangkup wajahku

Apa yang wanita itu lakukan padaku, untuk membiarkan diriku mengalihkan perhatian, aku mengambil remote dan mencoba menonton beberapa film

Tidak butuh waktu lama, ia kemudian muncul di ruang tamu memegang nampan dengan dua cangkir dan beberapa muffin, aku langsung tersenyum saat melihat makanannya.

"Kau tampak gembira Kim, aku bisa melihatnya dari wajah mu"

"Apa yang kau harapkan? Ini enak"

"Baiklah, aku pikir kau juga harus mencoba ini"

Dia memberiku cangkir, baunya menyelimuti hidungku dan tidak seburuk itu, aku mengangkat alisku padanya

"Ingin tau penilaianku, Manoban?"

Aku berkata sebelum menyesap, aku menahan diri untuk tidak menggerang dan meletakkan cangkir dengan normal, menyilangkan kaki, aku bersandar di sofa dan menatapnya.

"Ya rasanya seperti coklat panas biasa"

"Apa? Hanya seperti itu?"

Dia bertanya dan menyesap cangkirnya, mendongak seolah mencoba memikirkan apa rasanya, sebelum dia melihatku mengerutkan kening.

"Rasanya fantastis sekali"

Aku hampir ingin mencubit pipinya, sangat menyenangkan menggodanya, ketika dia melihat seringai di wajahku dia memelototiku

"Aku tau rasanya sangat enak, kau berbohong mandu!"

Aku ternganga, apakah dia memanggilku begitu?

A Bullet for LieutenantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang