"Kau sangat menyayangi Namjoon, kan?"
"Lupakan apa yang kau lihat malam ini, Taehyung. Jangan katakan pada siapapun."
"Kau harus jadi anak yang baik, atau Namjoon, Kakakmu... Akan bernasib sama seperti mereka. Mulai sekarang, hidup mati Namjoon tergantung padamu. Kau mengerti?"
.
.
."Taehyung! Taehyung, bangun!"
Pemuda itu terlonjak dari tidurnya dan langsung mendudukkan diri. Nafasnya sudah memburu dengan detak jantung yang berkecamuk tak karuan. Beruntunglah Jimin sedang menginap sehingga bisa membangunkannya tepat waktu.
"Kau mimpi buruk lagi?" tanya Jimin dengan tatapan menelisik setelah ia mendapati Taehyung yang menggumam cukup keras dan bergerak tak nyaman dalam tidurnya beberapa saat lalu.
Taehyung tidak dapat mengelak. Ia hanya mengangguk sembari mencoba mengatur nafas. Mimpi itu lagi. Potongan kejadian mengerikan itu kembali menghantui tidurnya lagi.
"Padahal aku cuma mandi sebentar, bagaimana bisa kau tertidur dan sudah bermimpi yang aneh-aneh." Jimin menggeleng heran, walau tak dipungkiri ia merasa sedikit khawatir melihat wajah Taehyung yang masih tampak blank.
Tapi beberapa detik kemudian Jimin memicingkan matanya pada satu-satunya orang yang sedang bersamanya itu. "Apa itu yang ada di kepalamu?!" tanyanya setengah memekik.
"Hng?" Orang yang ditanya tampak mengerjap bingung, lalu meraba kepalanya. Namun sedetik kemudian senyum yang sangat lebar terukir hingga membuat bibirnya berbentuk kotak. "Hehehe... Telingaku dingin, tapi aku tidak bisa menemukan beanie-ku. Jadi yaaa..."
"Astaga alieeennnn!!!" Kali ini Jimin telah mencak-mencak dan menjambak kasar benda yang bertengger di kepala sahabatnya itu hingga terlepas dan membuat rambut Taehyung berantakan. "Ada banyak barang di rumah ini yang bisa menutupi telingamu. Kenapa kau pakai celana dalam? Bagaimana kalau cairanmu mengenai kepala dan menghamili kutu di kepalamu hah?!"
Tunggu. Apa yang Jimin katakan? Ah masa bodoh. Jimin sudah pusing tujuh keliling dengan ulah sahabatnya yang selalu tak terduga itu. Setelah tadi siang Taehyung membuatnya kesal setengah mati karena meninggalkannya sampai larut malam bersama Hoseok yang sama sekali tidak dikenalnya, sekarang anak itu dengan wajah tanpa dosa memakai celana dalam berwarna hijau neon sebagai pengganti beanie untuk menutupi kepala dan telinganya. Sungguh, rasanya Jimin ingin membenturkan kepala Taehyung ke dinding.
"Apa? Cairan.. Apa? mana bisa kutu ham.."
Pakk
"Ya, Jimin-ah!" Taehyung berteriak kala celana dalam yang malang itu dengan ajaib mendarat di wajahnya.
"Simpan lagi celana dalam itu. Kau terlihat seperti pedofil tau!"
Dengan langkah berdebum-debum Jimin mendekati lemari Taehyung, mengobrak abrik isinya untuk mencari topi rajut yang sialnya entah hilang ke mana. Apa boleh buat? Walau tidak ada siapapun selain mereka berdua, Jimin merasa malu sendiri melihat tingkah sahabatnya yang mungkin sudah benar-benar sinting.
*
~Bentar yeorobun, gimana kalo baca part ini sambil denger Winter Bear atau Snow Flower? Buruan setel gih. 😆~
*
Sebagian besar kota Daegu telah diliputi butiran putih salju yang dingin, membuat semua orang enggan keluar dari tempat ternyamannya, rumah. Tak terkecuali pria muda yang tengah bergelung di balik selimut tebal hingga tengah hari. Tubuh itu menggeliat malas saat ponselnya tiba-tiba berdering nyaring. Pemuda tersebut sedikit menggerutu sambil meraba letak persegi pipih yang tadi ia geletakkan di samping bantalnya, masih terlalu malas untuk membuka mata. Namun ia sedikit mengernyit saat melihat nama yang muncul di layar itu, Alien Daegu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello My Summer Rain! (Kim Taehyung)
FanfictionKim Taehyung itu memiliki sifat terlampau unik, bagai alien yang terdampar di bumi. Ia tinggal sebatang kara dalam sebuah rumah kayu, lalu menjadikan rumah itu sebagai Mars-nya sendiri dan mengumpulkan teman-teman aliennya di sana. Namun, sebuah ins...