Part 3 - What is love?

1.9K 126 6
                                    

Jangan terus-terusan mencari kesalahanku, jika sebenarnya kamu menginginkan pergi dariku.

Mengingat kejadian pagi tadi dalam lubuk hati Mario merasa bersalah, memaki wanita itu tanpa alasan hanya untuk meluapkan perasaan benci di dalam dirinya.

"Kamu bisa diam tidak?" Mario menjawab perkataan Lili dengan nada yang cukup tinggi sehingga membuat Lili terkejut.

"Kamu tahu? Kamu memang wanita kampungan yang sampai kapan pun tidak akan pernah bisa bersanding dengan saya." tukas Mario menatap Lili dengan tatapan tidak suka, namun masih tetap sama, Lili akan selalu menghormati Mario sebagai suaminya.

"Mas, aku ini istri kamu, jadi tidak ada yang bisa memisahkan kita kecuali kematian."

"Kamu ingin menjadi istri saya, bukan? Tetapi kali ini kamu membuat hidup saya dalam masalah."

"Seorang istri itu membawa keberuntungan. Namun, kamu adalah wanita yang membawa kesialan. Karena hari ini sakit saya kembali kambuh dan kali ini klien saya sangat penting, jika terjadi apa-apa karena keteledoran kamu membuat saya telat bangun, saya tidak akan pernah memaafkan kamu."

Di lain sisi, pikiran dan hati Mario tak sejalan. Ia berpikir, sekejam itukah dirinya? Tidak. Mario Relegan tidak akan pernah berpikir lemah seperti ini.

Ia sudah mengambil keputusan. Bahwa sehabis ia menyelesaikan pekerjaannya, ia akan membawa wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sebuah tempat yang ia sukai.

***

Sore ini, Lili sedang menyirami berbagai macam bunga yang tadi siang ia beli dan menanamnya dihalaman belakang rumahnya, mungkin lebih tepatnya rumah dari suaminya, Mario. Ia menyukai bunga yang seperti namanya, Lily. Namun terlebih ia sangat menyukai Mawar dengan alasan bunga itu berduri.

Wanita itu tidak sadar bahwa kali ini Mario sedang mencarinya. Sudah lelah lelaki itu berkeliling rumahnya yang sangat luas untuk mencari wanita yang di bencinya. Ia menghela nafas panjang, untuk apa dia membuang-buang waktu hanya untuk mencari wanita kampungan itu.

Namun hanya satu tempat yang belum ia kunjungi, yaitu halaman belakang. Yang tadinya emosinya sudah sampai ubun-ubun, kini ia berhasil mengendalikannya. Ia melihat wanita yang sedang membelakangi dirinya, dengan memakai daster cokelat muda selutut dan rambut yang diikat asal sedang fokus menyiram tanaman sembari bersenandung.

Bunga mawar, taman mawar, kedai kopi, aku suka ...

Hujan datang saat panas membuat hati tenang.

Musim panas segera berlalu membawa kenangan panjang ...

Lalala ... Lala ... Lalala ...

"Lili." panggil Mario.

Wanita yang dipanggilnya tak kunjung menoleh, karena tertegun. Pertama kali suaminya memanggil namanya, sebab sebelumnya lelaki itu memanggilnya bukan dengan nama, melainkan dengan sebutan wanita kampungan.

Setelah puas tersenyum-senyum sendiri, Lili pun membalikkan tubuhnya menghadap sumber suara.

"Cepatlah bersiap, saya menunggu kamu, hanya lima belas menit." ucap Mario singkat kemudian meninggalkan Lili sendiri dengan berbagai alasan. Semua yang melihat Lili pasti akan langsung tahu bahwa Lili tengah merasakan cinta.

Lili sudah selesai bersiap, ia memakai Midi dress polos berwarna Baby blue dan wajahnya di rias natural. Setelah mengakhiri telepon tiba-tiba Mario membalikan hadap dan dihadapannya sudah terdapat Lili.

Mario menuju mobil dan disusul oleh Lili.

Mario dan Lili sudah sampai di tempat tujuan. Mario mempersilakan Lili untuk masuk terlebih dahulu. Ini merasa menakjubkan bagi Lili, ada banyak dessert berada di toko ini. Lili terus mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang dipenuhi oleh berbagai macam dessert.

"Saya mengangkat telepon dahulu, kamu bisa memilih apa yang kamu inginkan." ujar Mario dan berbicara kepada seseorang yang berada di ujung telepon.

Lili terus mengitari etalase toko dessert ini dengan perasaan bahagia.

"Kalau boleh, aku menginginkan semuanya." kekeh Lili dengan suara rendah. Ia membayangkan betapa bahagianya dikelilingi oleh kue-kue yang cantik dan lezat seperti ini.

"Wah, ini indah sekali, sayang kalau di makan." lanjutnya dengan tak henti tersenyum.

Ia memesan dua kotak dessert, dengan rasa choco dan strawberry. Namun ia harus mencari suaminya karena takut ditinggal oleh Mario. Ke mana Mario? Pikirnya.

Setelah mencari Mario, kini Lili telah menemukannya. Tetapi siapa wanita yang ada di sampingnya?

"Mas," panggil Lili yang tentu saja di dengar oleh Mario.

"Maaf, siapa, ya?" Lili mengerutkan keningnya sembari bertanya kepada wanita yang sedang berpegangan tangan dengan Mario.

Wanita yang berada di samping Mario terlihat sangat bahagia, karena dalam hubungan mereka terdapat cinta.

"Ini tunangan saya." balas Mario cepat yang di anggukan oleh wanita itu. Lili terkejut bukan main, tidak sopan jika melakukan hal yang tidak wajar kepada suami seseorang apalagi dihadapan istrinya dan saat ini mereka sedang ada di tempat umum.

"Tunangan?"

"Iya, saya tunangannya Mario." jelas wanita itu dengan percaya diri tanpa ada rasa malu sedikit pun. Cantik tapi tidak ber-etika, cibir Lili dalam batinnya.

"Hai, nama saya Malika Putri Prayoga. Kamu pasti Lili, 'kan?" tanya wanita yang bernama Malika itu.

"Iya benar. Saya istri sah dari mas Mario."

"Dan saya adalah wanita yang di cintai oleh Mario." Tak mau kalah dengan ucapan Lili, Malika seperti ingin memancing amarah wanita itu.

Tidak ingin membuat keributan karena ia tahu keadaan di mana ia sedang berada, Lili mengambil pesanannya yang telah dibayar oleh Mario dan berlalu menuju mobil. Lili duduk di sebelah pengemudi, yaitu Mario. Tetapi Mario malah memarahi Lili di depan Malika.

"Ngapain kamu duduk di sini?" tanya Mario dengan menatap tidak suka kepada Lili.

"Mas," Lili ingin membalas perkataan Mario dan belum selesai ia menyelesaikannya Mario sudah menyela tanpa mendengarkan pendapatnya sebentar saja.

"Kamu tahu posisi kamu, 'kan?"

"Cepat bangun, Malika akan duduk di sini, di samping saya." usir Mario.

"Kamu bisa mendengar ucapan saya, tidak? Di mana telinga kamu?" tanya Mario yang kemudian di turuti oleh Lili. Bukan mengalah, tetapi karena Lili sangat menghormati Mario dengan menuruti perkataannya, walau itu sangat menyakitkan.

"Dia kekasih saya dan kamu hanya orang asing bagi saya." bisik Mario sebelum Lili turun dari mobil.

Lili duduk dibelakang dan harus melihat suaminya bersama wanita lain, di mana pun perebut lelaki orang tidak akan pernah menang dalam merusak hubungan yang telah dilandasi kepercayaan dan janji suci. Lili memalingkan wajahnya dan membuat tatapannya menatap ramainya jalanan ibukota namun hatinya sangat sepi.

Harapan Lili salah, ia pikir Mario akan membuatnya bahagia meski sehari saja namun sebaliknya, Mario sangat menyakitinya. Mario menurunkan Lili di halaman depan rumah dan ia pergi berdua bersama Malika, entah ke mana.

Dengan cepat Lili masuk ke rumah dan meletakkan dessert yang di belinya tadi di meja makan. Ia berlari menuju kamarnya dengan hati yang sangat hancur, terluka dan kecewa. Begini susahnya jika hidup bersama orang kaya, karena ia akan memperlakukan kita sesukanya.

"Siapa sih yang tidak terluka jika suaminya memprioritaskan wanita lain daripada istrinya?"

"Untuk apa Malika tetap menjalin hubungan kepada laki-laki yang sudah beristri? Masih banyak lelaki lajang yang lebih mapan dan tampan dari Mario, tetapi kenapa harus suamiku?"

"Dan untuk berapa lama lagi aku harus terluka?" Ada masih banyak lagi pertanyaan dari wanita itu, namun ia hanya bisa mengatakan kurang dari semuanya. Ia terus menangis dengan suasana hati yang kacau dan menutupi wajahnya karena tak sanggup menatap semuanya.

Namun ia tidak menyerah, untuk apa menyerah? Lili adalah istri sah dari Mario. Dan ia akan merebut kembali suaminya dari pelukan wanita ular itu. Sampai kapanpun ia tidak akan rela jika suaminya bersama Malika.

TIRANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang