Tes ombak rame lanjut! Jangan lupa votcoment nya xixi(◍•ᴗ•◍)
•
•Hari Senin, hari penuh ke sialan bagi Rayina. Pagi ini dia sudah harus lari lari an menuju halte.
"Woi ah sial telat ni gue" runtuk Rayina, bus baru melaju 3 menit yang lalu.
Rayina terus berlari an menuju sekolahnya, nafas nya tak stabil, keringat bercucuran, sesekali dia melirik jam pada arloji di pergelangan tangan nya.
"Cape, masa nggak ada ojek lewat si" Rayina menggerutu kesal, duduk dipinggir jalan sembari mengatur nafas nya, sudah 15 menit dia habiskan untuk lari lari an tapi sekolah masih belum terlihat.
Jemari nya ber selancar dibenda pipih miliknya mencari kontak ayah nya.
"Yah, jemput Ray di jalan cimenyan, urgent yah cepettt"
"...."
"Ya makanya ayah kesini, biar Ray ga makin telat kesekolah nya"
"...."
"Iya cepet an, Ray tunggu yah" ttuttt ttuttt, sambungan terputus sambil menunggu ayah nya Ray memainkan handphone nya.
Tin tin tin tin
Rayina terlonjak kaget dia bangun dari duduk nya, dia kira ayah nya, dia mendongak menelisik wajah orang yang baru saja membuat nya kaget.
"Kurang kerjaan banget lo, sapa si ganggu aja" kesal Rayina.
"Hai mantan, apa kabar?" raut wajah Rayina makin kesal, mood nya pagi ini benar-benar hancur, ditambah lagi kedatangan seseorang yang sangat Rayina hindari akhir akhir ini.
"Kenapa nanya nanya, liat sendiri baik baik aja kan. pergi sana dah ngempet ngempet in mata aja" usir Rayina pada laki laki yang masi menduduki moge nya itu.
"Jangan galak galak dong, aa takut ni" Laki laki satu ini memang sangat senang menggoda wanita ber surai sebahu didepan nya itu.
Baru saja Rayina ingin menjawab ocehan dari sang mantan tiba tiba handphone nya bergetar.
"Halo yah"
"...."
"Oh ayah udah sampe bentar Ray samperin ayah" buru buru Rayina mematikan handphone nya menyusuri jalan menuju tempat ayah nya yang tidak jauh dari keberadaan Rayina.
"Mantan woi buru buru amat" Rayina tidak memperdulikan seseorang yang sedari tadi mengganggu nya.
"Yah"
"Ayo cepet naik, nih helm nya" Rayina buru buru naik ke jok belakang motor matic milik ayah nya.
"Kenapa bisa telat?" Tanya ayahnya, suara nya sedikit samar, bising nya kendaraan yang berlalu lalang lebih mendominasi.
"Kesiangan yah"
"Makannya ga usah tidur sampai pagi" satu kalimat yang membuat Rayina bungkam, beberapa pertanyaan berkecamuk dipikiran nya.
setengah delapan Rayina baru sampai di sekolahnya, jelas gerbang nya sudah ditutup, tapi Rayina mempunyai seribu satu cara untuk bisa masuk ke sekolah.
Setelah pamit an dengan ayah nya Rayina langsung menuju gerbang belakang sekolahan nya. Dia akan memanjat gerbang belakang sekolahnya.
Rayina melempar asal tas nya, dia memanjat pagar dengan tergesa gesa, sampai di pucuk pagar dia langsung melompat ke bawah.
Buru buru dia lari ke kelas nya, tanpa menimbulkan suara, ia waspada dengan guru piket hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
dandelion
Romance"kenapa lo selalu yakin mimpi gua bakal ter wujud?" -Rayina "Karena mimpi lu, mimpi gua, Ray" -Haekal •••• "Kenapa dulu kita harus kenal? Andai dulu kita ga kenal pasti ga akan serumit sekarang" -Rossa "Jangan pernah nyalahin anak anak kita, ini mut...