Prolog

186 30 33
                                    

*tidak ada unsur plagiarisme dalam cerita jika ada kesamaan, maka itu hal yang wajar*

*Bxb*
.
.

Seorang pemuda berperawakan sedang namun cukup berisi menguap dalam acara bangun tidurnya, matanya mengerjap kala sinar matahari mengganggu pengelihatannya

"Jam berapa sekarang ?" gumamnya dengan suara berat namun serak khas bangun tidur

Merasa masih memiliki waktu yang cukup ia melakukan peregangan sebentar pada otot-otot tubuhnya yang terasa pegal. Mengusap kasar matanya yang kembali terpejam lantas ia bangun mengambil handuk serta pakaian bersih ditangannya lalu ia beranjak ke kamar mandi yang berada di luar kamar

Ia berjalan melewati dapur dan tersenyum kala netranya melihat wanita paruh baya kesayangannya, sang ibu sedang memasak seperti biasa

"Selamat pagi ibu~" sapanya gembira, tangan nakalnya mencuri gorengan yang baru saja matang dimeja makan, lalu menyuapkan kemulutnya

Sang ibu menggeleng jengah melihat kebiasaan sang anak yang tidak berubah
"Dasar anak nakal !" Keluh sang ibu namun malah mendapat cengiran menyebalkan dari anak kandungnya itu

"Ayah mana ?" menyemil gorengannya yang lebih muda itu bertanya

"Masih di kamar, Sebaiknya kau mandi dulu, biar ibu yang membangunkan ayah" pemuda itu mengangguk lalu segera berlalu ke kamar mandi

Saat air mulai membasahi tubuh telanjangnya tiba-tiba saja ia teringat ucapan teman-temannya semalam di club

"Sesekali kau yang meneraktir kami atau mungkin kau yang memberi boncengan pada kami, mintalah mobil pada ayahmu"

"Sudahlah ia tidak akan mampu"

Walaupun sudah sangat mabuk tapi pemuda itu tidak bodoh untuk menyadari jika dirinya menjadi bahan bercandaan atau lebih tepatnya bahan hinaan. Bahkan ia ingat jika kekasihnya ikut menertawakannya pada saat itu

"Seharusnya aku mendengarkan ibu untuk tidak bergaul dengan orang-orang kaya itu" mendengus lelah pemuda itu kembali membersihkan diri dan memilih melupakan hal-hal yang seharusnya tidak ia pikirkan, namun tetap saja masih berputar di kepalanya dan membuatnya menjadi overthinking

Pemuda itu kembali ke meja makan setelah selesai dengan acara mandinya, sudah ada sang ayah yang duduk tenang dan disisinya ada sang ibu

Pemuda itu tersenyum dan memberi hormat secara sopan

"Selamat pagi ayah" hubungannya dengan sang ayah memang lebih canggung dibanding dengan sang ibu, jadi ia hanya mengucap apa adanya saja

"Duduklah, ayah ingin berbicara serius denganmu" pemuda itu menurut lalu duduk diseberang tempat duduk ayahnya sehingga mereka berhadapan dengan berbatas meja makan

"Bagaimana hubunganmu dengan kekasihmu, Changkyun ?"  Pemuda yang bernama Changkyun itu meremas tangannya sendiri

Ia bingung harus menjawab bagaimana karena nyatanya Changkyun sedang kesal dengan kekasihnya dan bahkan mendiaminya, namun tidak mungkin ia berkata seperti itu pada sang ayah

"B-baik" katanya berbohong

"Apa dia berniat menjalin hubungan lebih serius denganmu ?" Sang ayah berbicara dengan tenang, namun ntah mengapa Changkyun merasa perasaannya tidak enak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BY MY SIDE ; JOOKYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang