"Gue puas! Akhirnya mereka berdua udah mati!" ujar seorang gadis, pada 3 orang pria di hadapannya."Yoi! Mereka berdua emang pantes buat mati!" sahut pria pertama.
"Tunggu, deh. Railin mati karena dia tabrak," tunjuknya pada gadis itu. "Tapi kenapa Arsan juga bisa mati?" tanya pria ke-dua, pada teman-temannya.
"Gue menyusup jadi salah satu petugas di sana, buat ngasih cairan mematikan di selang infusnya Arsan. Supaya dia mati secara perlahan..." jawab pria pertama dengan seringai tajamnya.
"Keren. Pinter juga lu!" puji pria ke-dua itu sembari tertawa puas.
"Heh! Kenapa lo diem aja? " ujar gadis itu, pada pria ke-tiga yang hanya diam membisu tidak tertarik pada obrolan mereka.
Sedangkan pria ke-tiga itu, hanya menggeleng sebagai balasan. Gadis itu hanya mengangkat bahunya tidak peduli.
_________________
Sedangkan dilain tempat, Rey, Joy, dan Ardan sedang berkumpul di markas Rancher. Mereka masih berduka atas meninggalnya Railin dan Arsan. Tapi, mereka semua merasa ada kejanggalan dalam peristiwa kecelakaannya Railin.
"Gue ngerasa ada yang janggal!" kompak Rey, Joy, dan Ardan. Mereka bertiga saling bertatapan. "Kecelakaan Railin nggak beres!" ucap mereka dengan serentak.
Rey, Joy, dan Ardan beranjak dari tempat mereka. Namun, dari arah depan mereka Mitha dan Sella datang dan menemui mereka bertiga. "Apa yang nggak beres?" tanya Mitha dan Sella dengan kompak.
"Kita ngerasa, kalau kecelakaan yang Railin alami itu, di sengaja!" jawab Ardan.
"Itu emang benar!" sahut seseorang yang datang menghampiri mereka.
"Gesha?"
"Apa yang benar?"
Gesha menghela nafasnya kasar. "Kematian Railin dan Arsan, itu gak murni."
"Maksud lo?"
"Sebelumnya, gue udah curiga dari awal. Sejak keadaan Arsan terus menurun. Padahal seharusnya, keadaan Arsan semakin membaik tapi justru malah sebaliknya."
"Dokter bilang sama gue, di dalam cairan infus Arsan itu semacam ada jenis cairan yang gue gak ngerti apa itu. Tapi dari pihak rumah sakit bilang, kalau cairan itu berbahaya."
"Terlebih, saat kecelakaan Railin terjadi. Gue lihat mobil terparkir dari jarak yang cukup jauh. Tapi sekilas gue bisa lihat di dalamnya, ada orang pakai jaket hitam. Mukanya memang tidak terlihat, tapi dari bibirnya, gue lihat dia tersenyum."
"Tanpa sepengetahuan kalian, gue nyuruh beberapa anggota Rancher buat ikutin mobil itu," jelas Gesha.
"Anggota Rancher? Siapa?" tanya Rey.
"Bams!"
Mereka saling berpandangan. Kemudian mengangguk. "Bams! Kesini cepat!" teriak Joy, menyuruh Bams agar mendatangi mereka.
Tidak lama, bams pun datang. "Iya? Kenapa Joy?"
"Lo udah nyari tahu semua?" tanya Gesha.
Bams menoleh pada Gesha. Kemudian ia mengangguk. "Udah, gue bahkan punya rekamannya. Kalian pasti gak bakal menyangka sama satu orang di antara ke empat orang yang terlibat itu."
Rey, Joy, Ardan, Gesha, Sella, dan Mitha mengernyit bingung maksud dari Bams. Tidak lama, bams mengeluarkan ponselnya, di sana terdapat sebuah percakapan yang memuat bukti atas kematian Arsan dan Railin.
Rey, Joy, Ardan, Gesha, Sella, dan Mitha menggeram marah ketika melihat ke-empat orang itu tertawa bahagia atas kematian Railin dan Arsan sahabat mereka. Tak bisa dipungkiri pula kemarahan mereka saat melihat salah satu dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAISAN
Teen Fiction📍 Follow sebelum membaca! 📍 [ COMPLICATED ] || [FIRST STORY] || [REVISI] ▪▪▪▪▪▪▪ Pertemuan Railin dan Arsan, mungkin hanya sekedar pertemuan yang biasa saja. Namun, perjalanan hidup merekalah yang butuh perjuangan. Rintangan demi rintangan, mereka...