Setelah menemui Miss Jihyo di ruangannya, Minho mendapatkan hukuman nya. Selama hampir tiga jam dirinya mendengar ocehan yang keluar dari mulut Miss Jihyo. Sampai akhirnya, Miss Jihyo memberikan hukuman kepada Minho, yaitu menyapu dan meng pel gedung asrama nya. Dari lantai satu yang dimana itu adalah lobby sampai dengan lantai tiga.
Sungguh, asrama nya sangat besar! Bahkan sudah hampir jam sembilan malam dan dia masih meng pel di lantai dua. Dengan berat hati, dia melakukan nya dengan sangat cepat.
Setelah selesai di lantai dua, ia langsung beranjak ke lantai tiga. Menyapu lagi lorong lorong asrama nya, lalu meng pel lantai nya.
"Yak! Jangan di injak! Itu baru gua pel asal lu tahu!"
Sudah cape cape diri nya meng pel, tiba tiba dengan santai nya Chan berjalan di atas lantai yang sudah di pel oleh diri nya.
"Eits! Santay bro." Chan langsung berlari menuruni tangga. Meninggal kan Minho dengan bekas jejak kaki milik Chan yang demi apapun sangat kotor sekali.
"Tuh anak gak pernah nyuci sepatu nya apa gimana sih?! Tanah semua anjir."
Dengan sangat amat berat hati lagi. Minho meng pel bekas jejak sepatu dari milik Chan. Jika saja Miss Jihyo tidak akan datang ke asrama besok pagi untuk mengecek hukuman nya, Minho tidak akan mau cape cape meng pel lantai dan juga menyapunya.
Tepat pukul sebelas malam, Minho menyelesaikan hukuman nya. Badan nya benar benar remuk sehabis meng pel lantai tiga. Entah kenapa disaat kondisi seperti ini, keran yang ada di lantai tiga mati. Membuat Minho harus turun dulu ke lantai dua untuk mengisi air di dalam ember untuk diri nya pakai saat meng pel lantai.
Dan itu dia lakukan empat kali! Ditambah pas saat diri nya sudah mau selesai, Chan tiba tiba lewat dengan sepatu nya yang penuh tanah. Bahkan jejak nya pun menempel di lantai dua dan satu. Mau tak mau Minho meng pel bekas jejakan sepatu nya.
Kini Minho sudah berdiri di depan kamar nya di lantai empat. Dia ingin cepat cepat mengguyur badan nya dengan air hangat dan tidur nyenyak.
Krettt
Pintu kamar dengan nomor 169 terbuka. Minho agak sedikit kaget karna tiba tiba ada sepatu orang di rak sepatu dekat pintu. Minho itu tinggal sendiri, belum mempunyai teman sekamar. Ada sih sebenernya, tapi tiba tiba dia memutuskan untuk berhenti tinggal di asrama.
Cklek
Pintu tertutup. Tak lupa Minho untuk mengunci nya. Kaki nya mulai berjalan menuju tempat tidur yang berada di sebelah nya. Ada sesuatu di balik selimut.
Dengan langkah yang sedikit mengendap endap, Minho mulai berjalan mendekati sosok yang ada di bawah selimut dengan motif bintang dan saat sudah dekat, Minho langsung menarik selimut itu.
"Eh?!"
Sosok yang berada di bawah nya sedikit terkejut saat tiba tiba saja persembunyian nya di buka oleh seseorang.
"Loh?! Jisung!"
"K-kak Minho?!"
Jisung yang sedang membaca komik langsung menyembunyikan komik komik nya di bawa bantal. Merasa ada yang aneh dari gerak gerik yang Jisung berikan, Minho langsung menarik satu komik yang tak sengaja menyembul dari bawah bantalnya.
Saat itu juga Minho terkejut karna sepasang matanya melihat isi dari komik yang sedang Jisung baca tadi. Bagaimana tidak, Jisung yang Minho kenal seorang bocah laki laki polos yang hanya suka baca buku buku berisi kan sejarah, juga sangat suka dengan komik hentai. Dan lagi itu yaoi.
Sementara si laki laki yang berwajah hampir menyerupai tupai itu, wajah nya sudah memerah padam.
'Ah sial. Padahal abis ini gua mau nyolo. Kenapa tiba tiba dia dateng sih?! Dan juga, kenapa Pak Kim gak ngasih tau kalau room mate gua si Lee bangsat Minho?!'
KAMU SEDANG MEMBACA
G-Class [SKZ]
FanfictionDua puluh murid di satukan di dalam kelas bernama G Class. Mereka semua adalah anak anak pintar dan berbakat. Baik di bidang non akademik maupun akademik. Tapi, bagaimana jika anak pintar ini memiliki perasaan satu sama lain? Dan bagaimana anak anak...