8. Menunggu

65 10 5
                                    

Sebelum turun ke meja makan, Celine terlebih dahulu meminum antidepresannya. Seperti pesan Melati sebelum pindah ke kosan dekat kampus kemarin malam. Selain itu, ia juga tak ingin kambuh seperti hari kemarin, karena selain memalukan, bisa saja kejadian kemarin membuat orang-orang berpikir jika dia gila.

Walau nggak salah juga sih, batin Celine seraya meminum air putihnya.

Terlebih, jika dia mengamuk dua kali tanpa alasan, pasti pihak kampus akan memberikan panggilan kepada orang tuanya. Yang artinya, Shani akan mengetahui bahwa ia kambuh karena lupa meminum obat, dan tentu saja ibunya itu pasti akan mengomel panjang lebar. Apalagi, ia mengetahui seberapa pentingnya antidepresan yang seharusnya dosisnya tak boleh dikurangi atau dilebihkan-walau sering ia kurangi karena merasa kondisinya jauh lebih baik.

Setelah meminum obatnya, Celine mencangklong tas, lalu pergi ke meja makan untuk sarapan sebelum berangkat ke tempat kos Melati. Sarapan berjalan seperti biasa, walau ada yang terasa berbeda. Tak ada kehebohan Melati yang menghias meja makan seperti beberapa hari lalu. Sehabis sarapan, ia segera pergi menuju ke tempat kos Melati dengan diantarkan oleh Vino. Itu pun berkat perintah dari Shani yang terlampau khawatir.

"Serius kamu nggak mau Koko anterin sampai kampus sekalian?" tanya Vino yang masih menawarkan.

"Nggak, karena Celine sudah janji mau berangkat sama Meme," jawab Celine mengulang jawabannya saat di meja makan tadi.

Vino menghela napas. "Sesukamulah."

Mendengar jawaban kakaknya, Celine hanya tertawa kecil.

"Kamu nunggu sendiri atau mau Koko temenin?" tanya Vino begitu mereka telah sampai di depan kosan Melati.

Celine yang sedang mengetik pesan untuk Melati langsung berhenti. Pandangannya teralih pada wajah sang kakak yang terlihat seperti memohon. Senyuman terukir, disusul dengan jemari yang kembali meneruskan pesan yang belum selesai. Setelah itu, pesan segera dikirim dan barulah ia menjawab pertanyaan-atau tepatnya permintaan sang kakak.

"Celine bisa tunggu sendiri. Lagian ...," Celine membaca pesan Melati yang baru saja masuk, "Meme sebentar lagi keluar, kok," ia segera membalas pesan Melati, lalu mengantongi ponselnya.

"Jadi, Koko nggak usah khawatir," tambahnya membuat Vino hanya menghela napas pasrah, kemudian mengusap wajah.

"Oke, kamu boleh nungguin Meme sendirian. Tapi, kalau ada apa-apa, telepon Koko. Nî dông ma?"

"Wô dông!" Celine berpose hormat, membuat Vino tersenyum kecil.

"Zài jiàn, Ziwei."

"Zài jiàn, Ko Ziping."

Setelah itu, Vino berjalan meninggalkan Celine yang menunggu Melati sendirian. Dalam keadaan khawatir, ia terus berdoa. Berharap sang adik tidak kambuh saat ditinggal sendiri. Beruntung, doa Vino telah dikabullkan, bahkan jauh sebelum ia berdoa. Mengingat hari ini adiknya tak lupa meminum obat berkat omelan Melati kemarin-tepatnya ketika sedang berkemas.

Sementara itu, kini Celine tengah menunggu Melati. Sejujurnya, dia sedikit ketakutan sekarang. Apalagi, pagi-pagi begini lingkungan sekitar masih sepi. Membuat hawa dingin makin terasa. Tak sabar menunggu, ia mencoba menghubungi Melati lewat pesan elektronik.

Meme udah
selesai sarapannya?

Celine menatap layar ponselnya. Menunggu jawaban.

Bentar lagi,
bentar lagi

Lima menit beres

Celine menghela napas, karena menurutnya lima menit itu lama. Terlebih dia merasa tak yakin bisa bertahan lama di luar. Sendirian. Tanpa ada seorang pun menemani.

Kalau tahu begini, harusnya Celine terima tawaran Koko saja, sesalnya.

Selepas merutuki kebodohannya, ia langsung teringat dengan pesan Vino yang meminta menelepon jika butuh ditemani. Sebenarnya dia ingin, hanya saja ... entah mengapa ia merasa tak enak. Terlebih lagi sebenarnya saat ini pun tidak ada hal buruk yang menimpanya.

Yah, semoga saja, batinnya tersenyum tipis.

"Hei," suara setengah serak membuat Celine langsung bergidik. "Kenapa lo di sini?" tanyanya membuat Celine makin gugup.

"A-anu ... saya-"

"Kalo lo lagi nunggu temen lo, tunggu di dalem aja," potongnya membuat Celine mendongakkan kepala.

"Eh?"

Sumber suara yang menyapanya pun terbelalak.

"Eh?" dia terkejut, "Celine?"

"Eh?" dia terkejut, "Celine?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21 Februari 2021

Siapa dia? Siapa dia? Apa jangan-jangan Lala?

Hmm ...

Btw, ini daftar kalimat dalam KamuSimi hari ini :

1. 你懂吗? (nî dông ma?) : Apakah kamu mengerti?

2. 我懂 (wô dông) : Saya mengerti

3. 再见 (zài jiàn) : Selamat tinggal

Bisalah dimanfaatin waktu handshake atau vc sama Ci Celine.

A Lovely Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang