~Aku menghindar bukan untuk membuat jarak. Hanya memberi batas agar kita tidak terlalu dekat~
Sadam terus saja menghubungiku dari semalam, tidak jelas, hanya sekedar chat yang tidak penting. Biasanya aku menanggapi meski dengan candaan dan obrolan ringan yang tidak berfaedah. Tapi, untuk kali ini aku hanya melirik notifikasi yang muncul, tanpa niat untuk membuka pesan itu.
Aku hanya tidak ingin membuat masalah yang seharusnya tidak ada. Kata-kata Nila kemarin masih saja berputar di kepala.
Mengisi liburan setelah UAS, aku memilih membaca novel yang belum selesai aku baca, membaca novel milik Kak Tere Liye-Bumi. Seseru ini ternyata membaca novel fantasi, bagaimana pikiran kamu diajak berimajinasi, kamu seolah bisa merasakan petualangan yang sedang dialami oleh para pemeran utama. Bukunya tebal, tapi jika sudah suka seharipun kelar. Ketika novel romantis mendadak membosankan, maka pelarian ku adalah pada novel fantasi serta horor. Aku adalah pecinta semua genre, terutama yang kisahnya tentang brothership yang mengandung banyak bawang. Tapi untuk yang 21+ tidak terlalu minat, bukan tidak suka apalagi belum pernah membaca. Pernah membaca, hanya tidak bisa membaca cerita yang terlalu banyak sexnya.
"Kak," ucap Mama yang masuk ke kamarku tanpa permisi. Aku mengalihkan pandanganku pada beliau. "Ada Sadam sama Arash di luar," sambungnya.
Mencoba menghindar untuk tidak menanggapi pesan, malah Sadam datang ke rumahku dan memberikan kemungkinan kita bertemu.
Aku hampiri mereka, yang pertama aku lihat adalah Arash, yang sedang berdiri bersandar pada tiang. "Ada apa, Dek?"
"Arash antar Bang Adam." Arash mengalihkan pandangannya ke Sadam yang tengah duduk.
"Gue mau balikin jaket sama baju yang lo pinjemin."
"Oh, ya udah. Makasih," ucapku ketus.
"Udah, gitu aja? Gak ada basa-basi gitu?"
"Gak, sana pulang!" usirku.
Arash menatapku dan sadam bingung. Aku berbalik untuk masuk ke dalam. Sadam mencekal tanganku sampai langkah ini terhenti. "Lo kenapa gak baca chat gue? Kenapa sikap lo kayak gini?"
"Gak apa-apa, gue banyak kerjaan." Aku lepaskan tangan Sadam, menutup pintu tanpa membiarkan Sadam berbicara lagi.
Jangan datang untuk membawa luka, jangan datang untuk berbagi cerita duka. Sungguh, aku tak ingin mendengarnya. Jangan sapa aku, sampai kamu bisa perbaiki apa yang kamu mulai.
Jika persahabatan ini penting, kamu pasti punya solusi untuk membangunnya kembali. Jika tidak, lebih baik pergi, dan lupakan kalau kita pernah dekat sebagai sahabat.
Jangan larang aku membagi jarak, aku hanya pemeran pendukung yang kebetulan hadir diantara pemeran utama.
Semua masalah karena Sadam. Alasannya karena Sadam. Maka yang harus memperbaikinya hanya Sadam. Jika memang tidak ada solusi aku tidak menyuruhnya memilih, aku hanya bisa menerima keputusannya. Aku yang akan pergi menjauh, tanpa kita benar-benar jauh.
***
Apa yang lebih indah dari ciptaan Tuhan?
Tidak ada yang lebih indah dari itu, suasana kawasan industri yang asri sangat menyejukkan mata. Meski banyak perusahaan-perusahaan berjejer, tapi pelampiasan beban dan emosi yang tepat itu di sini. Saat weekend, adalah saat terbaik, karena karyawan libur. Hanya beberapa saja yang berlalu-lalang karena mungkin harus lembur.
Ada beberapa orang yang tengah melakukan foto prewedding, ada juga yang sedang berfoto ria. Kalau kalian mencari referensi tempat foto di alam yang gratis dan punya pemandangan bagus, maka tempat inilah jawabannya. Salah satu lokasi yang aku rekomendasikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Kecil Ngomongin Cinta?
أدب المراهقينTAK KENAL MAKA TEMENAN! ADA BAIKNYA FOLLOW SEBELUM BACA HIHI BERTEMAN ITU INDAH KAWAN, BOLEH CHAT AKU JIKA MAU NGOBROL-NGOBROL ATAU KENALAN (siape elu, ngapa gua harus kenalan sama elu? Sok akrab bet dah ngajak ngobrol wkwk) Beri dukungan dengan vot...