Akhir-akhir ini memang terasa hampa, berbagi jarak dengan seseorang yang sangat dekat dengan kita itu memang cukup merubah rasa dalam hidup.
"Lo mau minum apa?" tawar Laras.
Ya, aku sedang berada di kostan Laras, dari semalam Laras tak hentinya menelpon, menyuruhku untuk datang ke kostannya.
"Gue mau teh poci sama cimol Bang Juki."
"Kagak ada. Air putih aja!"
"Ngapain lo nawarin kalau gitu?"
"Basa-basi lah kalau ada tamu." Aku memutar bola mataku malas.
"Lo ngapain sih nyuruh gue ke sini?"
"Hhh, gue juga ogah sih aslinya, masa liburan gini enaknya di rumah, bukan di kostan, tapi gue disuruh."
"Sama siapa?"
"Tuh!" tunjuk Laras dengan dagunya.
Aku berbalik, melihat siapa orang yang dimaksud Laras. "Sadam?" batinku.
"Ngapain sih lo nyetting beginian?"
"Biar lo gak menghindar dari gue. Hampir seminggu ini lo aneh, gue salah apa sampai lo gak pernah bales chat gue," ungkap Sadam.
"Semalem gue bales chat lo ya," ingatkanku.
"Itu karena gue nanya nilai, chat yang sebelumnya gak lo bales."
"Gak penting!"
"Seengak pentingnya chat gue biasanya lo tanggapi dengan balasan lo yang kadang nyeleneh itu, atau sekedar lo kasih emoticon atau sticker."
"Ya tapi gue males."
"Ya kenapa?"
"Ya males aja."
"Kok lo ngeselin."
"Lo juga sama."
"Apaan sih?"
"Lo yang apaan?"
"Sssttt... Drama rumah tangga, duh jangan di kostan gue lah. Puyeng gue lihat kalian berdua berantem. Kalau mau numpang berantem di ring tinju aja sana, mau tonjok-tonjokan juga bodo amat, asal jangan di sini. Kalian pikir hadir gue di tengah-tengah kalian buat jadi penonton kalian yang lagi berantem, hah?" cerocos Laras.
"Berisik lo!" ucapku dan Sadam bersamaan.
Mendadak suasana hening, Laras pergi ke belakang, aku berdiri berniat untuk pulang. Untuk apa di sini? Gak jelas. Buang-buang waktu, buang-buang tenaga.
"Ra," ucap Sadam. Aku hentikan langkahku, menarik nafas cukup dalam.
"Apa?" sentakku.
"Gue cinta sama lo!" ungkapnya. Apa-apaan Sadam ini? Bercanda? Sampai merinding aku dibuatnya.
Aku berbalik, tanganku sudah mengepal sempurna, rahangku mengeras, emosi sudah sampai dipuncaknya. Sadam mabuk? Atau kenapa? Baru seminggu yang lalu dia bilang cinta ke Nila. Sekarang malah dengan mudahnya bilang cinta padaku? Ngeprank? Sumpah, kalaupun iya, ini jahat banget. Gak lucu!
"Coba ulangi!"
"Gue cinta sama lo!"
"Bercanda lo?"
"Gue gak bercanda, gue serius," katanya dengan ekspresi wajah yang terlihat serius.
"Lo gila!" tukasku.
"Gue gila karena lo." Sadam mencoba memegang kedua tanganku. Dengan cepat aku tepis.
"Kalau bercanda jangan kayak gini, gak lucu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Kecil Ngomongin Cinta?
أدب المراهقينTAK KENAL MAKA TEMENAN! ADA BAIKNYA FOLLOW SEBELUM BACA HIHI BERTEMAN ITU INDAH KAWAN, BOLEH CHAT AKU JIKA MAU NGOBROL-NGOBROL ATAU KENALAN (siape elu, ngapa gua harus kenalan sama elu? Sok akrab bet dah ngajak ngobrol wkwk) Beri dukungan dengan vot...